Private Placement Jumbo GIAA dan Potensi Manuver Grup CT?
Saham GIAA langsung meroket naik setelah muncul wacana private placement jumbonya. Dengan risiko dilusi yang tinggi, apakah saham GIAA masih menarik?

Mikirduit – Saham GIAA bikin kejutan setelah bid pada 9 Oktober 2025 tembus 12 juta lot. Lalu, apakah ini akan membuat saham GIAA terbang ke angkasa? Lalu, apa efek dari aksi private placement jumbo yang dilakukan maskapai nomor satu Indonesia tersebut?
Highlight
- Private placement jumbo GIAA senilai USD 1,84 miliar bertujuan utama untuk mengonversi utang ke Danantara dan memperkuat modal kerja anak usaha seperti Citilink, sehingga ekuitas GIAA berpotensi kembali positif.
- Meski ekuitas bisa pulih, tantangan utama GIAA tetap pada efisiensi biaya dan profitabilitas, karena laba usaha belum cukup besar untuk menutupi beban keuangan yang tinggi.
- Aksi private placement ini juga membuka peluang bagi Chairul Tanjung (CT) untuk keluar dari saham GIAA, seiring porsi kepemilikannya yang turun drastis dan potensi keluar FCA karena ekuitas yang kembali positif
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Salah satu sentimen terbesar GIAA adalah rencana private placement jumbo dengan penerbitan sekitar 407,89 miliar lembar saham baru dari total lembar saham eksisting sektiar 91,48 miliar lembar. Harga pelaksanaan private placement diperkirakan sekitar Rp75 per saham.
Pertanyaannya, kenapa GIAA bisa private placement jumbo yang biasanya dibatasi maksimal 10 persen dari total lembar saham?
Dalam beberapa kasus khusus, private placement lebih dari 10 persen dari total lembar saham bisa dilakukan. Salah satunya, ketika ekuitas masih negatif dan total liabilitas melebihi 80 persen dari total aset seperti dalam kasus GIAA.
Lalu, apakah dengan private placement ini, ekuitas GIAA akan langsung positif?
Mengulik Penggunaan Dana Private Placement
GIAA akan mendapatkan dana segar sekitar 1,84 miliar dolar AS dari aksi private placement tersebut. Dari dana tersebut, beberapa penggunaan dananya antara lain, yang terbesar adalah untuk mengonversi utang dari Danantara menjadi saham.
Jadi, GIAA mendapatkan pinjaman dari Danantara pada 24 Juni 2025 senilai 405 juta dolar AS yang setara Rp6,65 triliun. Dana itu sudah diberikan secara bertahap mulai dari 18 Juli hingga 18 September 2025. Seluruh dana pinjaman itu digunakan untuk modal kerja anak usaha GIAA, yakni Citilink. Kebutuhan modal kerja seperti pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat.
Dalam aturannya, pinjaman tersebut harus dibayarkan GIAA dengan cara perubahan tagihan menjadi saham baru sebelum jatuh tempo.
Selain itu, sisa dana sekitar 1,2 miliar dolar AS juga mayoritas digunakan untuk anak usaha GIAA tersebut. Secara rinci:
- 29 persen digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional dari pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat
- 37 persen digunakan untuk melakukan peningkatan modal pada Citilink dalam rangka pembiayaan modal kerja
- 22 persen untuk ekspansi armada GIAA dan Citilink
- 12 persen untuk peningkatan modal Citilink dengan tujuan pembayaran utang pembelian bahan bakar pesawat dari Pertamina pada 2019-2021
Lalu, apakah private placement ini akan membuat ekuitas GIAA menjadi positif? Jika menghitung total private placement senilai 1,8 miliar dolar AS itu sudah lebih dari cukup untuk membuat ekuitas GIAA kembali positif dari per Juni 2025 negatif 1,49 miliar dolar AS.
Meski begitu, tantangan GIAA tidak hanya berhenti dari ekuitas yang kembali positif. Melainkan membangun struktur keuntungan dalam bisnis GIAA tersebut. Sehingga private placement ini bisa membuat ekuitas positif, tapi belum tentu bisa mengembalikan kinerja GIAA menjadi profit seperti sebelumnya.
Jika dilihat dari kinerja GIAA per semester I/2025, maskapai pesawat nomor satu Indonesia ini memang telah mencatatkan laba usaha sekitar 43 juta dolar AS. Namun, jika dikombinasikan dengan total beban keuangan senilai 251 juta dolar AS, posisi bottom line sebelum pajak masih rugi 162 juta dolar AS (setelah ditambah pendapatan keuangan, selisih kurs, dan laba entitas asosiasi).
Artinya, pekerjaan rumah terbesar GIAA setelah aksi private placement adalah bagaimana bisa mendorong margin usaha bisa lebih besar hingga total laba usaha bisa memiliki angka lebih besar dari cicilan beban keuangan.
Apalagi, dalam private placement kali ini tidak ada pengurangan utang yang di-restrukturisasi. Soalnya, rata-rata utangnya sudah masuk ke utang jangka panjang juga.
Namun, jika dari segi tingkat biaya tidak dibuat lebih efisien lagi, aksi private placement saat ini hanya obat pereda nyeri sesaat. Jika kerugian dari estimasi jika tren pertumbuhan stagnan 250 juta dolar AS per tahun tidak mampu diperbaiki, dalam 2-3 tahun ekuitas GIAA bisa kembali negatif.

Peluang CT Keluar Dari Saham GIAA
Salah satu pemegang saham GIAA adalah Chairul Tanjung melalui PT Trans Airways. CT masuk ke saham GIAA saat IPO senilai 250 juta dolar AS (ketika rupiah masih Rp8.000 per dolar AS) pada 2012.
Kala itu, CT membeli 10,88 persen saham GIAA karena underwriter IPO-nya disebut gagal total.
Harga awal pembelian saham GIAA oleh CT sekitar Rp620 per saham. Pembelian dilakukan setelah satu tahun GIAA IPO di harga Rp750 per saham. Namun, setelahnya, dari beberapa sumber, CT melakukan beberapa pembelian saham GIAA lanjutan dari Rp370 hingga Rp499 per saham.
Hingga 2014, total kepemilikan saham GIAA oleh Trans Airways sempat tembus 24,6 persen. Namun, porsi kepemilikan saham Trans Airways turun menjadi hanya 7,79 persen setelah perusahaan CT tidak mengeksekusi hak saham baru dari right issue GIAA pada 2022.
Kini, dengan adanya private placement jumbo dari Danantara, porsi kepemilikan Trans Airways bisa turun hanya tersisa 1,47 persen.
Menariknya, Dony Oskaria yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Danantara Aset Management (Persero) adalah orang Chairul Tanjung. Dony Oskaria pernah masuk ke posisi Komisaris GIAA sebagai perwakilan dari Trans Airways. Bahkan Dony Oskaria bersama Chairal Tanjung (Adik CT) menjadi pihak yang menolak laporan keuangan GIAA pada 2018 karena ada dugaan manipulasi.
Di sisi lain, dengan aksi private placement jumbo ini, GIAA bisa membuat ekuitasnya positif dalam jangka pendek. Hal itu bisa membuat GIAA keluar dari kandang papan pemantauan khusus. Lalu, apakah itu bisa jadi momen CT untuk keluar dari GIAA dengan cuan?
Lalu, Berapa Target Harga Saham GIAA? Kami Sudah Siapkan Strateginya di Mikirsaham.com
Pas banget, kami juga lagi ada promo bundling mikirsaham pro dengan event mini bootcamp Stockverse: Mencari Cuan Secara Mandiri.
Di sini, kamu bisa praktek cari saham sendiri dan mendapatkan insight untuk mempermudah pembelajaran hingga nantinya kamu bisa menganalisis saham secara mandiri.
Benefit Mikirsaham Pro:
- Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
- Insight saham terkini serta action-nya
- IPO dan Corporate Action Digest
- Event online bulanan
- Grup Diskusi Saham
Benefit Stockverse:
- Video edukasi Lifetime
- Event online, 1 November 2025 (belajar teknikal), 8 November 2025 (menciptakan strategi investasi saham sendiri), 9 November 2025 (Market Outlook)
Kamu bisa beli paket bundling ini cuma Rp950.000 dari harga sebelum diskon Rp2,1 juta dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini