Penyebab Saham JSMR Meroket dan PE Murah Sekali, Peluang atau Risiko?

Saham JSMR meroket hampir 50 persen dalam setahun terakhir, tapi PE JSMR malah susut jadi cuma 4,3 kali setelah rilis laporan keuangan Q3/2023. Jadi, apakah saham JSMR ini murah beneran atau murah jadi-jadian?

Penyebab Saham JSMR Meroket dan PE Murah Sekali, Peluang atau Risiko?

Mikirduit – Ada satu saham yang tren harganya dalam setahun terakhir terus naik, tapi valuasi price to earning ratio-nya masih menarik dan tegolong murah. Ini adalah saham JSMR, tapi apakah saham ini benar-benar murah atau malah berisiko turun? kami ulas fundamentalnya di sini. 

JSMR mencatatkan price to earning ratio (PE) twelve trailing months (ttm) sebesar 4,66 kali hingga 2 Februari 2024. Pergerakan PE ttm JSMR ini mengalami penurunan drastis setelah rilis laporan keuangan kuartal III/2023. Pasalnya, laba bersih JSMR meroket sebesar 493 persen menjadi Rp5,97 triliun dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Apakah berarti prospek JSMR cerah? 

Sebelum menyimpulkan prospek cerah JSMR, kita perlu memahami, apa yang membuat laba bersih JSMR meroket di kuartal III/2023. 

Sebenarnya, penyebab laba bersih JSMR meroket ini bukan didorong oleh kinerja operasionalnya. Hal itu bisa dilihat dari tingkat gross profit margin (GPM) JSMR yang turun menjadi 43 persen dibandingkan dengan 47 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Lalu, net profit marginnya malah tembus 42 persen dibandingkan dengan 8,59 persen pada periode sama tahun sebelumnya. 

Artinya, ada pos baru di luar pendapatan bisnis utama yang membuat laba bersih melonjak. Pos tersebut adalah keuntungan dari nilai wajar investasi entitas asosiasi yang tembus Rp4 triliun, serta keuntungan dari pembelian dengan diskon senilai Rp1,05 triliun. Dari mana asalnya uang ini? 

Nominal Rp4 triliun itu didapatkan JSMR dari entitas asosiasinya, PT Jasamarga Transjawa Tol yang menerima pengalihan hak kepemilikan atas seluruh saham reksa dana penyertaan terbatas Mandiri Infrastruktur Ekuitas Transjawa sebanyak 194,33 lembar dari PT Lintas Marga Jawa. 

Pengalihan itu dilakukan dalam rangka pembubaran dan likuidasi reksa dana penyertaan terbatas Mandiri Infrastruktur Ekuitas Transjawa. Dengan pengalihan tersebut, Jasamarga Transjawa Tol memperoleh pengendalian langsung dan tidak langsung atas beberapa unit usaha tol Transjawa seperti, PT Lintas Marga Jawa, PT Jasamarga Semarang Batang, PT Jasamarga Solo Ngawi, dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri dengan persetasi kepemilikan masing-masing sebesar 97 persen, dan sisanya masing-masing 60 persen. 

Dari transaksi ini juga muncul pos keuntungan dari pembelian dengan diskon senilai Rp1,05 triliun. 

Dua pos ini yang membuat laba bersih JSMR terlihat menggelembung di kuartal III/2023. Sehingga harga saham JSMR terlihat lebih murah. 

Lalu, bagaimana dengan perkembangan bisnis JSMR? 

Dari segi pendapatan bisnis utamanya, JSMR hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,13 persen dari jalan tol menjadi Rp9,79 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya. Pendapatan usaha lainnya yang berasal dari sewa properti,lahan, BBM SPBU, pemeliharaan jalan tol, pengoperasian jalan tol, dan penjualan properti tumbuh lebih agresif sebesar 34,75 persen menjadi Rp1,2 triliun. 

Adapun, JSMR memang mencatatkan pendapatan dari konstruksi yang naik sebesar 104 persen menjadi Rp3,07 triliun. Namun, margin dari pendapatan konstruksi ini sangat tipis hanya sebesar 0,58 persen dari total Rp3 triliun. Sehingga, kenaikan pendapatan di segmen tersebut tidak dianggap sebagai pendorong profitabilitas JSMR. 

Meskipun begitu, kinerja JSMR kuartal III/2023 JSMR tetap bisa dibilang ciamik. Dengan mengecualikan pengalihan reksa dana penyertaan terbatas tersebut, laba bersih JSMR memang naik 72,24 persen menjadi Rp1,73 triliun. Kenaikan laba bersih itu didorong pertumbuhan pendapatan 20 persen, dan juga efisiensi di beberapa beban umum dan administrasi serta keuangan.

Dengan begitu, laba bersih per saham JSMR dari operasional bisnisnya per kuartal III/2023 senilai Rp238 per saham. Di mana, jika disetahunkan sepanjang 2023 (annualized) menjadi Rp318 per saham. Berarti PE JSMR dari operasional bisnisnya saja secara annualized itu sekitar 15,53 kali. 

Apakah itu murah? jika dibandingkan dengan historis rata-rata 5 tahunnya di 25,38 kali jelas masih murah. Namun, jika ada perlambatan atau penurunan kinerja keuangan di 2024 akibat pos non-operasional yang signifikan di 2023 itu bisa saja harga saham JSMR menjadi turun sementara terlebih dulu.

Potensi Dividen JSMR dengan Pertumbuhan Laba Bersih Jumbo

Sebelum pandemi Covid-19, JSMR menjadi salah satu saham yang rutin membagikan dividen. Namun, setelah pandemi Covid-19, JSMR sempat puasa bagi dividen di tahun buku 2020-2021. Baru di tahun buku 2022 yang dibagikan pada 2023 JSMR kembali membagikan dividen. 

Lalu, dengan lonjakan laba bersih saat ini JSMR akan bagikan dividen jumbo? 

Kita perlu melihat kronologi kinerja JSMR pada 2022 juga. Pada periode tersebut, JSMR menerima pendapatan dari keuntungan pelepasan investasi senilai Rp2,24 triliun. Hal itu yang mendorong JSMR mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 70 persen. Hasilnya, JSMR membagikan dividen sebanyak 20 persen dari laba bersih senilai Rp549 miliar. Dari situ, setiap pemegang saham JSMR dapat Rp75,69 per saham dengan tingkat dividen yield sekitar 2,18 persen. 

Lalu, bagaimana dengan 2024? 

Dalam public expose di akhir 2023, JSMR memberikan guideline pembagian dividen sekitar 20 persen dari laba bersih hasil bisnis perseroan. Artinya, mengecualikan pengalihan aset investasi dan sebagainya. 

Jika asumsi laba bersih dari bisnis inti JSMR di 2023 (hasil annualized perhitungan di kuartal III/2023) senilai Rp318,65 per saham. Berarti, potensi dividen final JSMR di 2024 dengan asumsi dividend payout ratio 20 persen menjadi Rp63,73 per saham. Jika dihitung dengan harga saham penutupan 2 Februari 2024, JSMR berpotensi mencatatkan dividend yield sebesar 1,28 persen. 

Secara nominal per saham maupun tingkat dividend yield proyeksi dividen JSMR 2024 ini memang lebih rendah. Pasalnya di 2023 belum ada kabar adanya pelepasan aset seperti yang terjadi di kuartal IV/2022. Namun, ini bisa berubah jika ada tambahan pendapatan berupa dana segar dari penjualan aset pada kuartal keempat nanti ya.

Prospek JSMR Si Raja Jalan Tol Indonesia, Risiko Utang Aman?
Saham JSMR punya tingkat utang yang lumayan tinggi, tingkat debt to equity ratio-nya tembus 2 kali. Kalau begitu, apakah JSMR baik-baik aja atau bakal senasib dengan BUMN karya?

Prospek dan Risiko Bisnis JSMR

Kinerja keuangan JSMR masih berpotensi didorong lebih tinggi lagi karena ada beberapa aksi divestasi yang lagi proses dan diperkirakan rampung pada semester I/2024. 

Salah satunya adalah JSMR lagi proses divestasi 35 persen saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) yang  menurut catatan Bloomberg diperkirakan bisa membuat JSMR menerima dana segar sekitar 750 juta dolar AS atau setara Rp11,62 triliun. Namun, nilai tersebut dinilai terlalu tinggi jika dibandingkan dengan perhitungan sebelumnya yang diperkirakan hanya sekitar 300 juta dolar AS atau setara Rp4,65 triliun.

Salah satu calon pembeli divestasi JTT itu adalah GIC Pte, dari Singapura dan konsorsium yang dipimpin Indonesia Investment Authority (INA). Artinya, ada potensi catatan keuntungan pelepasan aset lagi dalam pos laba-rugi perseroan di 2024. 

Selain dari divestasi, pertumbuhan bisnis JSMR bisa didorong dari pendapatan usaha lainnya yang berpotensi tumbuh lebih cepat lagi. Misalnya, dari bisnis penyewaan lahan untuk rest area, pengembangan toll coridor development (TCD) dan transit oriented development (TOD), hingga penyewaan iklan dan lahan di sepanjang jalan tol. 

Dari sisi konstruksi tol, kami tidak menganggao itu bisa mendongkrak pertumbuhan laba bersih perseroan karena marginnya sangat tipis sekali. Namun, menariknya adalah jika jalan tol telah selesai dibangun, JSMR punya kepemilikan atas jalan tol tersebut sehingga bisa meningkatkan pertumbuha pundi-pundi dari pendapatan jalan tol. 

Saat ini, perseroan tengah menyelesaikan 5 ruas jalan tol, yakni Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Jalan Tol Yogyakarta Bawen, Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, Tol Probolinggo-Besuki, Banyuwangi, dan Jalan Tol Akses Patimban. 

Sementara itu, dari sisi risiko, saham JSMR mencatatkan kenaikan utang berbunga sebesar 31 persen menjadi Rp66,93 triliun. Kenaikan terjadi di utang bank jangka pendek dan panjang. Dengan begitu, tingkat debt to equity ratio-nya mencapai 2,46 kali. Sementara, itu posisi free cashflow JSMR cenderung negatif, terakhir positif pada 2011. Meski, dari sisi kas dan setara kas cukup tebal senilai Rp4,09 triliun hingga kuartal III/2023.

Saham JSMR Dapat Berkah dari Mudik Lebaran, Mitos atau Fakta?
Saham JSMR sering disebut dapat berkah mudik lebaran. Seberapa besar efeknya ke pendapatan JSMR? atau malah cuma mitos belaka? simak analisisnya di sini.

Kesimpulan

Menurut konsensus analis, kinerja laba bersih per saham JSMR pada 2024 berpotensi turun 14,41 persen menjadi Rp380 per saham. Penurunan ini berpotensi menjadi penekan harga saham JSMR di 2024. Meski, harga saham JSMR bisa saja lanjut naik jika kesepakatan divestasi JTT benar-benar tuntas di semester I/2024 dengan harga yang menarik. 

Konsensus analis pun tetap memasang target tinggi untuk JSMR di harga Rp5.858. Posisi itu sebesar 18,34 persen dari harga penutupan 2 Februari 2024. Namun, jika mengasumsikan PE JSMR diwajarkan di posisi 4,66 kali dengan proyeksi laba bersih per saham JSMR di 2024 berarti harga wajarnya ada di Rp1.770 per saham. Namun, kami menilai posisi harga itu terlalu rendah dan mungkin sulit dicapai. 

Untuk itu,kami menggunakan perhitungan PE dari bisnis inti JSMR hasil kinerja hingga kuartal III/2023 di 15,55 kali. Hasilnya, harga JSMR dengan proyeksi laba bersih per saham 2024 masih bisa ke Rp5.700 per saham. Namun, bukan berarti harga sahamnya pasti ke level ini ya, ini hanya perhitungan dengan data proyeksi. 

Menurut kami, dengan fundamental JSMR yang punya tingkat DER cukup tinggi, kami menilai saham ini hanya cocok untuk trading jangka menengah pendek. 

Apakah berarti ada risiko JSMR senasib dengan BUMN karya dengan melihat tingkat DER-nya tersebut? jawabannya peluang ke sana kecil. Perbedaan terbesar antara BUMN karya dengan JSMR adalah dari sisi pendapatan bisnis inti. JSMR punya pendapatan utama dari pengelolaan jalan tol, sedangkan konstruksi bangun tol jadi sampingan, berbeda dengan BUMN Karya yang justru sebaliknya. Sehingga, dari segi bisnis aliran cashflow JSMR masih jalan dari bisnis utamanya tersebut.

Kamu ada yang masih hold, atau baru watchlist saham JSMR? setelah baca ini jadi tertarik nambah muatan atau wait and see dulu?

DISKON UNTUK PEMBURU SAHAM DIVIDEN DI BULAN PENUH CINTA

Kami berikan promo untuk member baru dengan potongan harga hingga Rp200.000 langsung hingga Akhir Februari 2024. (kuota promo terbatas siapa cepat dia dapat)

baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini