Pemilik BYAN Mulai Borong Saham, Sinyal Dividen Jumbo?

Low Tuck Kwong pemilik BYAN borong saham-nya nih. Apakah tanda dia minta dividen besar di RUPS nanti? baca asumsinya di sini

Pemilik BYAN Mulai Borong Saham, Sinyal Dividen Jumbo?

Mikir Duit – Pemilik PT Bayan Resources Tbk. alias BYAN Low Tuck Kwong borong saham perusahaannya sebanyak 500.000-an miliar lembar saham atau setara Rp10,53 miliar. Total sepanjang 2023, Low sudah membeli saham BYAN senilai Rp129 miliar. Pembelian itu dilakukan sebelum BYAN merilis laporan keuangan 2022. Apakah tanda dividen saham batu bara itu bakal besar?

BYAN memang bukan salah satu saham yang rutin bagi dividen. Sejak IPO pada 2008, BYAN baru bagikan dividen pertamanya pada 2011. Namun, setelah terakhir bagi dividen 2012, BYAN baru bagi dividen lagi pada 2018. Sejak itu, BYAN mulai rutin bagi dividen hingga saat ini.

Dividend payout ratio BYAN dalam dua tahun terakhir itu rata-rata di atas 80 persen. Lalu, bagaimana perkiraan dividen BYAN tahun ini?

Sampai kuartal III/2022, BYAN mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 150 persen menjadi 1,62 miliar dolar AS dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya. Dengan asumsi, rata-rata pencapain laba bersih BYAN per kuartal senilai 542 juta dolar AS. Berarti, pencapaian laba bersih BYAN di akhir 2022 sebesar 2,16 miliar dolar AS.

Dengan menggunakan kurs acuan di laporan keuangan BYAN di 2022 Rp15.247 per dolar AS, artinya total laba bersih BYAN senilai Rp33 triliun. Lalu, kita berasumsi BYAN membagikan dividen sebesar 80 persen dari laba bersihnya, berarti total dividen BYAN dari tahun buku 2022 senilai Rp7.940 per saham.

BYAN sudah membagikan dividen interim di akhir 2022 senilai Rp468,72 per saham. Berarti, dividen final BYAN di 2023 senilai Rp7.471 per saham. Dengan menggunakan harga penutupan pada 3 Maret 2023, tingkat dividend yield BYAN bisa tembus 39,58 persen.

Pemegang Saham Pasti Minta Dividen Besar

Seperti yang sudah dibahas di Digest 23 edisi Februari 2023, tahun ini bisa jadi bakal jadi pesta terakhir saham batu bara. Indeks sektor energi di BEI sudah menguat lebih dari 200 persen sejak September 2021 hingga Desember 2022. Periode itu adalah momen emas harga batu bara melejit dari krisis energi China hingga perang Rusia-Ukraina.

Lonjakan harga batu bara yang terlalu tinggi bikin laba bersih emiten batu bara meroket tajam. Sejak 2022, beberapa emiten batu bara memang membagikan dividen jumbo. Seolah jadi anti tesis kalau sektor batu bara adalah sektor sunset karena seluruh dunia kompak ingin mengurangi emisi karbon.

Harga batu bara yang melonjak tinggi membuat harga saham sektor itu ikut meroket. Hasilnya, kekayaan Low Tuck Kwong pemilik BYAN melejit hingga jadi orang individu terkaya di Indonesia dengan kekayaan senilai 26 miliar dolar AS atau setara Rp390 triliun. Nilai kekayaan itu melampaui Budi Hartono, pemilik Djarum, yang kekayaannya senilai Rp313 triliun.

Jika menurut data Bloomberg Billionaires, mayoritas kekayaan Low yang menjadi orang terkaya ke-51 di dunia 90 persennya berasal dari saham BYAN. Low adalah pemegang 60 persen saham BYAN.

Selain BYAN, Low juga memiliki dua saham di BEI, yakni PT Samindo Resources Tbk. (MYOH) dengan kepemilikan langsung sebesar 14 persen. Lalu, ada PT Voks Electric Tbk. (VOKS) dengan kepemilikan langsung sebesar 7,93 persen.

Dengan tren penurunan harga batu bara yang terus berlanjut sepanjang 2023, serta asumsi perang mereda dan semangat mengurangi emisi karbon mulai dilakukan. Artinya, semester I/2023 menjadi periode pesta terakhir saham batu bara, termasuk untuk pesta dividen jumbo.

Pemegang saham pasti tidak menyia-siakan momen untuk meminta dividen besar ke saham batu bara. Misalnya di BYAN, dengan porsi kepemilikan saham hingga 60 persen, Low berpotensi mengajukan dividen jumbo yang mungkin bisa dirasakan untuk terakhir kalinya.

Kesimpulan

Ingat, dividen jumbo saham batu bara ini hanya bisa dinikmati secara legit bagi para pemegang saham eksisting, terutama yang pegang di harga rendah. Kamu yang belum punya sangat tidak disarankan untuk nekat berburu dividen dari saham batu bara.

Pasalnya, setelah pembagian dividen, ada risiko harga saham batu bara bakal turun. Hal itu selaras dengan penurunan harga batu bara dan juga sentimen zero karbon yang sudah dikampanyekan seluruh dunia.


Disclaimer: Artikel ini tidak mengajak kamu membeli atau menjual salah satu saham. Artikel ini hanya memberikan informasi yang bisa jadi pertimbanganmu untuk membeli atau menjual sebuah saham. Investasi saham memiliki risiko yang harus ditanggung oleh diri sendiri.