Pemerintah Tempatkan Rp200 triliun di Deposito on Call 5 Bank BUMN, Begini efek ke Sahamnya

5 Saham Bank BUMN bakal mendapatkan likuiditas tambahan dari penempatan deposito on call pemerintah senilai Rp200 triliun. Kira-kira bagaimana efeknya ke saham bank?

saham bank BUMN

Mikirduit – Menteri Keuangan Indonesia Purbawa Yudhi Sadewa membuat Keputusan Menteri Keuangan untuk mendistribusikan Rp200 triliun dana milik pemerintah kepada 5 bank, yakni BMRI, BBRI, BBNI, BBTN, dan BRIS. Lalu, apa efeknya suntikan likuiditas ke bank BUMN ini?

Highlight
  • Penempatan dana Rp200 triliun pemerintah di 5 bank BUMN meningkatkan likuiditas, tapi sifatnya dana mahal karena bunga deposito on call 4 persen di atas rata-rata deposito umum.
  • Tambahan likuiditas ini membuka ruang pertumbuhan DPK, LDR, dan ekspansi kredit, namun berisiko menekan net interest margin dan rasio dana murah.
  • Efek terhadap saham bank BUMN bersifat netral, dengan peluang positif jika kredit tersalurkan efektif, namun tetap dibayangi risiko demand kredit lemah dan potensi sell on news dari sentimen global.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Secara rinci, pemerintah menempatkan dana sekitar masing-masing Rp55 triliun di BBRI, BMRI, dan BBNI, Rp25 triliun di BBTN, dan Rp10 triliun di BRIS. Catatannya, dana yang masuk ke bank BUMN itu bukan suntikan dana, tapi penempatan dana deposito on call dengan tenor 6 bulan.

Menariknya, dari segi bunga bisa dibilang cukup tinggi sekitar 4 persen (80,47 persen dari BI 7 Days Reverse Repo Rate yang sekarang di angka 5 persen).

Jika mengacu tingkat bunga deposito umum di bank-bank BUMN tersebut rata-rata di bawah 4 persen, serta lebih tinggi dari LPS rate sebesar 3,75 persen. Berikut ini data bunga deposito secara umum di bank BUMN per 12 September 2025:

  • BMRI: paling besar 2,5 persen
  • BBRI: paling besar 3 persen
  • BBNI: paling besar 3 persen
  • BBTN: paling besar 3,15 persen

Pemerintah akan menempatkan dana di ke-5 bank BUMN itu selama 6 bulan dan dapat diperpanjang. Harapannya, dana itu bisa digunakan untuk penyaluran kredit untuk sektor riil dan tidak diperkenankan untuk membeli SBN.

Pemerintah akan menempatkan dana di ke-5 bank BUMN itu selama 6 bulan dan dapat diperpanjang. Harapannya, dana itu bisa digunakan untuk penyaluran kredit untuk sektor riil dan tidak diperkenankan untuk membeli SBN.

Adapun, dengan periode simpanan 6 bulan (dengan opsi perpanjangan), serta bunga 4 persen, berarti total penambahan nilai uang pemerintah tersebut bisa mencapai Rp3,29 triliun. 

Namun, dari aksi ini, bagaimana efeknya ke saham-saham bank BUMN?

Efek Kebijakan Pemerintah Terhadap Saham Bank BUMN

Dari kebijakan kementerian keuangan tersebut, kami menilai ada beberapa dampak terhadap saham bank BUMN ke depannya:

Pertama, dari segi Dana Pihak Ketiga, saham Bank BUMN akan mendapatkan tambahan likuiditas sehingga pertumbuhan DPK diperkirakan rata-rata dua digit dari kebijakan tersebut.

Kedua, tingkat rasio loan to deposit ratio (LDR) membaik. Bahkan, dengan perhitungan kredit per Juli 2025 dan asumsi penambahan likuiditas, LDR BBTN bisa 79 persen (meski angka ini belum memasukkan kredit di Agustus dan September). Walaupun, seperti BMRI masih mencatatkan angka 91 persen. (Meski terlihat ketat, tapi BMRI sempat menerbitkan obligasi sehingga secara Loan to Funding Ratio mungkin masih di bawha 90 persen).

Ketiga, dengan ada tambahan likuiditas harusnya ruang ekspansi kredit terbuka. Dengan asumsi paling optimistis dana dari Kementerian Keuangan itu bisa diserap maksimal 50 persen, pertumbuhan kredit bisa tumbuh minimal high single digit.

Keempat, meski begitu ada risiko net interest margin tergerus karena ada dana cukup besar sebagai dana pihak ketiga dana mahal yang masuk. Apalagi, tingkat bunga juga special rate dari tarif umum. 

Kelima, Rasio dana murah bank BUMN mengalami penyusutan. Jika dilihat dengan data per Juli 2025 dan asumsi penambahan dana dari pemerintah, BMRI mencatatkan penyusutan dana murah menjadi 75 persen dibandingkan dengan 80 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Lalu, BBNI juga berpotensi menyusut menjadi 66,87 persen dibandingkan dengan 71 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Untuk BBRI, BBTN, dan BRIS tidak ada perkiraan penurunan dana murah yang cukup signifikan dibandingkan dengan BMRI dan BBNI.

Keenam, risiko penyaluran kredit kurang optimal. Dengan kondisi ekonomi saat ini, masalah bank dalam menyalurkan kredit bukan sekadar demand yang lemah, tapi mencari demand kredit untuk debitur berkualitas bagus juga cukup sulit. Sehingga, bank akan menghadapi pilihan nekat menyalurkan ke debitur kelas dua yang risikonya lebih tinggi hingga berpotensi menjadi NPL atau dananya menganggur hingga bisa menekan tingkat Net Interest Margin lebih dalam.

5 Cara Cuan di Pasar Saham AS yang Lagi All Time High
Ada 5 cara cuan di pasar saham AS yang lagi all time high jelang penurunan suku bunga The Fed. Simak caranya di sini

Momentum Saham Bank

Terlepas dari kebijakan dari Menteri Keuangan anyar Indonesia ini, sebenarnya kami ekspektasi tahun depan bisa menjadi momentum bagus untuk saham bank jika ekonomi berjalan lebih baik. Pasalnya, tingkat suku bunga sudah 100 bps (sampai Agustus 2025) lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya, yang mana periode lagging ke sektor riil selama 3-6 bulan sehingga harusnya tahun depan biaya dana bisa lebih murah dan kinerja bank bisa terkerek.

Apalagi, pekan ini, Federal Reserve (The Fed) berpotensi mengumumkan rencana penurunan suku bunga-nya yang membuka ruang penurunan suku bunga BI bisa lebih besar ke depannya.

Sepanjang 2025, kinerja saham bank juga banyak yang keok karena ada kenaikan beban pencadangan yang cukup besar sehingga laba bersih cenderung tergerus. Jika pencadangan di 2026 tidak sebesar di 2025, berarti ada potensi ruang pertumbuhan laba bersih tahun depan bisa lebih menarik.

Namun, catatannya, asumsi ini bisa berjalan jika tidak ada kejutan hal tidak terduga seperti krisis atau resesi yang terjadi di salah satu negara besar.

Kesimpulan

Secara umum, penempatan dana pemerintah di 5 bank BUMN ini memiliki tingkat risk to reward 50:50 dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, dari segi likuiditas diakui cukup seret, tapi dari segi ruang permintaan kredit dari debitur berkualitas juga belum terlalu banyak. Namun, cara ini bisa dicoba untuk menangkap peluang pertumbuhan meski hanya tipis.

Bagi saham bank BUMN, suntikan dana mahal ini juga bisa menjadi biaya jika tidak mampu disalurkan menjadi kredit dalam jangka pendek. Pasalnya,tingkat bunga deposito on call-nya hingga 4 persen (di atas rata-rata bunga deposito on call secara umum).

Jadi, secara efek ke fundamental saham Bank BUMN dari sentimen ini adalah netral (efeknya bisa positif atau negatif tergantung seberapa cepat bank BUMN menyalurkan likuiditas tambahan tersebut dengan manajemen risiko yang ketat).

Meski sifatnya netral, dalam jangka pendek ada sentimen positif dari luar seperti penurunan suku bunga the Fed. Namun, kami me-wanti-wanti ada risiko sell on news atau harga saham sudah price-in, saat suku bunga the Fed diumumkan pada Kamis, 18 September 2025 dini hari waktu Indonesia.

Mau tau pilihan saham value investing yang kami update setiap bulannya? 

Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:

  • Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
  • Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
  • Curhat soal kondisi porto-mu
  • Update perkembangan market secara real-time
  • Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait

Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini