Peluang IHSG Terus Bangkit Setelah Dividen BUMN Cair ke Danantara

Danantara Akhir bulan ini Danantara dapat cuan dividen sampai Rp60 triliun dari tiga bank besar BUMN. Bersama Dapen dan BPJS TK, tampaknya mereka siap jadi liquidity provider buat suntik IHSG makin ngegas. Kira-kira seberapa banyak utang yang bakal ngalir di pasar saham RI?

Peluang IHSG Terus Bangkit Setelah Dividen BUMN Cair ke  Danantara

Mikirduit - Dividen tiga bank BUMN besar Tanah Air sudah mencairkan dividen. Danantara pun dapat berkahnya dan siap digunakan jadi likuiditas buat suntik IHSG. Kira-kira berapa banyak yang bakal mengalir ke pasar saham? 

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sejak diresmikan pada 24 Februari 2025 lalu, secara bertahap telah membawahi ratusan BUMN, termasuk anak usaha, cucu usaha, sampai entitas di bawahnya. 

Pada tahap awal, Danantara mengelola tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis yang memiliki peran vital dalam perekonomian nasional. 

Mereka adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT PLN, PT Pertamina, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID). 

Kemudian pada 21 Maret 2025, melansir dari CNBC Indonesia, CEO Danantara Rosan Roeslani mengungkapkan, Danantara sudah membawahi kepemilikan atas 844 perusahaan yang terdiri dari BUMN, anak usaha, cucu usaha, hingga entitas di bawahnya. Nilai aset dari keseluruhan entitas tersebut mencapai sekitar US$ 982 miliar setara lebih dari Rp14.000 triliun. 

"Totalnya ada 844 perusahaan, mulai dari anak, cucu, cicit, bahkan hingga lapis di bawahnya. Semuanya sudah resmi dimiliki Danantara sejak 21 Maret lalu," ungkap Rosan. 

Dari banyaknya BUMN dibawah Danantara sebagian sudah mencairkan dividen yang dialokasikan dari laba tahun buku 2024. 

Baru-baru ini, dividen dari tiga bank besar juga sudah cair. BBRI terhitung yang memberikan pendapatan dividen paling besar hingga Rp27,68 triliun. Berikutnya disusul BMRI yang memberikan dividen sebanyak Rp22,62 triliun dan BBNI sebanyak Rp8,37 triliun. 

Sebagai catatan, dividen BBRI dan BMRI cair pada 23 April lalu, sementara BNI selang dua hari tepatnya pada 25 April. Jika ditotal jumlah dividen dari tiga bank itu mencapai Rp58,57 triliun. 

Selain tiga bank itu, sebelumnya MIND ID sudah lebih dulu memberikan dividen sebesar Rp11,20 triliun yang didapatkan dari sebagian laba tahun lalu. 

Sementara untuk yang belum merencanakan pembagian dividen ada Pertamina, PLN, dan Telkom. Namun kami perkirakan jumlah-nya tidak akan terlalu jauh, malah potensi bisa lebih besar seiring dengan target pendapatan negara bukan pajak (BNBP) yang semakin meningkat tahun ini ditambah profitabilitas BUMN juga masih tumbuh positif. 

Kami memproyeksikan TLKM potensi memberikan yield dividen menarik juga. 

Sebagai catatan, sepanjang 2024 TLKM mencetak laba senilai Rp23,64 triliun. Jika payout ratio diasumsikan seperti tahun sebelumnya di 75%, maka dividen per lembar (DPS) yang bisa didapatkan sebesar Rp179,04. 

Dari nilai itu jika dibagi dengan harga saham di Rp2.610 akan menghasilkan cuan sebesar 6,86%. 

Adapun jika memperhitungkan posisi Danantara sebagai pemegang mayoritas sebanyak 52,09%. Dividen yang potensi didapatkan bisa mencapai Rp9,24 triliun. 

Lalu untuk pembahasan soal dividen ini rencananya masih akan dibahas di Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Mei 2025 mendatang.

Jadi, jika ditotal dividen dari tujuh emiten BUMN besar ini paling tidak bisa mencapai Rp100 triliun. Harapannya dari dana segar ini sebagian bisa dialokasikan untuk investasi di pasar saham RI.  

Namun, patut dipahami bahwa tidak semua dana itu akan mengalir ke pasar saham, karena bisa digunakan untuk investasi di obligasi atau membiayai proyek strategis nasional (PSN). 

Meski begitu, jika kita asumsikan dana yang mengalir sekitar 5% - 10%, maka akan ada likuiditas yang masuk sekitar Rp5 triliun - Rp10 triliun. Apalagi dividen dari tiga bank BUMN sudah cair, maka Danantara punya fleksibilitas untuk segera mengalokasikannya untuk beli sejumlah saham.

BPJS TK dan Dapen Juga Siap Booster IHSG 

Selain Danantara, sebelumnya  BPJS TK dan Dapen juga diberitakan sudah siap menambah porsi investasi di saham Indonesia. 

Direktur Pengembangan Investasi BPJSTK, Edwin Ridwan mengatakan “BPJSTK bakal menaikkan porsi investasi ke instrumen saham hingga 20% dalam tiga tahun ke depan”

Kami mencoba menghitung dengan porsi investasi saham BPJK TK per akhir tahun lalu yang masih berada di level 6,5% atau setara Rp58,9 triliun, maka dalam tiga tahun akan bertambah kurang lebih sekitar 14%. 

Nilai tersebut kurang lebih akan setara Rp110 triliun yang akan mengalir ke pasar saham. Per tahun akan ada sekitar Rp30 triliun menjadi booster IHSG, ini tentu bukan nilai yang sedikit. 

JIka mencermati dari tahun ke tahun, porsi investasi ke saham itu selalu turun, tetapi berbanding terbalik dengan dana kelolaan (AUM) yang selalu naik, per akhir tahun lalu aset BPJS TK mencapai lebih dari Rp900 triliun. 

Data Investasi Asuransi Sosial (BPJS TK) di Pasar Modal Indonesia 

Sumber : OJK

Kondisi investasi saham Dapen ini tidak beda jauh dengan BPJS TK. Dari tahun ke tahun porsinya selalu turun, tetapi total aset selalu naik. Ini menjadi tanda bahwa sebenarnya aset yang bisa dialokasikan untuk investasi itu bisa bertambah. 

Sama seperti yang disebutkan sebelumnya, ada Dapen BCA yang sepakat mau menaikkan porsi investasi ke saham Tanah Air sampai 5,5% dari sebelumnya 3,47%.  

Jika Dapen lain bisa seperti Dapen BCA, maka secara rata-rata dana yang akan mengalir ken bursa bisa mencapai 50% lebih. 

Kami coba menghitung dari data investasi Dapen ke saham secara industri berada di level 6,5%. Jika bisa naik 50% akan bertambah sekitar Rp12 triliun dari posisi per akhir tahun lalu sebanyak Rp24,8 triliun. 

Data Investasi Dapen di Pasar Modal Indonesia 

Sumber : OJK
Mengukur Risiko Koperasi Merah Putih untuk Saham Bank BUMN
Banyak kekhawatiran terkait penunjukkan Bank BUMN sebagai penyalur kredit untuk koperasi merah putih. Memang seberapa besar risikonya? ini simulasinya.

Kesimpulan

Secara total, jika kami mencoba pendekatan konservatif dari Danantara sekitar 10% masuk ke pasar saham yang setara Rp10 triliun, ditambah potensi aliran dana tambahan dari BPJS TK Rp30 triliun dan Dapen Rp12 triliun, pada tahun ini akan ada suntikan likuiditas ke IHSG mencapai Rp52 triliun. 

Lebih lanjut jika dana itu dibagi total perdagangan aktif sampai akhir tahun sebanyak 159 hari, maka akan ada likuiditas Rp300 miliar - Rp400 miliar per hari-nya. 

Jumlah ini tentu cukup besar dan harapannya bisa menjadi sinyal partisipasi institusi lokal ke pasar saham. 

Secara historis sejak 2020, partisipasi institusi lokal terus merosot, sementara selama dua tahun terakhir partisipasi investor asing cenderung stagnan. Sedangkan retail dua tahun ini partisipasinya meningkat sampai dua kali lipat. 

Bisa dibilang dua tahun ke belakang ini, asing dan institusi lokal lebih banyak jual, sementara retail banyak nampung. 

Jika hal ini berlanjut tentu tidak baik bagi kelangsungan pasar. Maka dari itu, ada harapan institusi lokal yang mau menambah porsi investasi saham di RI akan menjadi liquidity provider untuk booster pergerakan IHSG makin moncer.

Meski begitu, bukan berarti kehadiran mereka membuat IHSG terus naik dan masuk dalam mode bullish, faktor ketidakpastian ekonomi global tetap jadi perhatian. Untuk itu, meski ada potensi tambahan likuiditas dari institusi tersebut, sebagai investor kita bisa siapkan manajemen risiko seperti, sedia cash untuk masuk ke saham fundamental bagus yang murah, manajemen pembelian saham secara bertahap, pembagian periode rencana hold seperti jangka pendek, menengah, dan panjang.

Konsultasikan strategi investasi-mu di Mikirdividen bersama ratusan investor lainnya

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini