Peluang Cuan dan Risiko Investasi Saham ASII hingga 2026

Saham ASII sudah rilis laporan keuangan 2023. Kira-kira, bagaimana prospek investasi saham ASII jika kita mau hold hingga 2026? simak selengkapnya di sini.

Peluang Cuan dan Risiko Investasi Saham ASII hingga 2026

Mikirduit – Saham PT Astra International Tbk. (ASII) disebut mengajukan dividen senilai Rp421 per saham ke pemegang saham. Apakah ini bisa menjadi obat dari tekanan saham ASII sejak akhir 2023? kemana arah selanjutnya saham ASII dan anak usaha? 

ASII mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 16,91 persen menjadi Rp33,83 triliun pada 2023. Namun, dari segi pendapatan, ASII hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,04 persen menjadi Rp316,56 triliun. Lalu, apa yang membuat laba bersih ASII naik?

Ada 5 pos dari pendapatan laba-rugi yang mendorong laba bersih ASII bisa naik hingga 16 persen meski pendapatan tumbuh moderat di 5 persen. 

Pertama, adanya penurunan beban penjualan seebsar 0,6 persen menjadi Rp11,45 triliun. 

Kedua, kenaikan penghasilan bunga sebesar 20 persen menjadi Rp3,05 triliun. 

Ketiga,penyesuaian nilai wajar investasi GOTO dan HEAL menjadi hanya rugi yang belum direalisasikan senilai Rp159 miliar dibandingkan dengan Rp1,54 triliun pada periode sebelumnya. Alias kerugian turun 89,7 persen. 

Keempat, penghasilan lain-lain naik 267 persen menjadi Rp1,71 triliun. Penghasilan lain-lain ini berasal dari penghasilan administrasi atas kendaraan bermotor, penghasilan komisi,keuntungan atas penjualan aset tetap, pengasilan dari diskon atas asuransi, keuntungan penjualan surat berharga, dan lainnya yang senilai Rp3,57 triliun. Serta, ada beban penurunan nilai Goodwill terkait tambang emas dan lainnya senilau Rp1,86 triliun sehingga total penghasilan lain-lain menjadi Rp1,7 triliun.

Kelima, pendapatan dari bagian hasil bersih ventura bersama yang tumbuh 23,6 persen menjadi Rp7,65 triliun. Pendapatan itu berasal dari ventura bersama dengan PT Astra Honda Motor dengan kepemilikan sebesar 50 persen.

Kinerja ASII per Segmen Bisnis

ASII memiliki sekitar tujuh segmen bisnis, yakni otomotif, keuangan, pertambangan, perkebunan, infrastruktur dan logistik, teknologi, dan properti.

Dari skala kontribusinya, sektor keuangan ASII tumbuh cukup agresif. Segmen keuangan ASII mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 30,11 persen menjadi Rp7,85 triliun. Nominal itu menjadi yang terbesar ketiga setelah otomotif dan pertambangan. Dari segi gross profit dan net profit margin juga mencatatkan kenaikan. Gross profit margin sektor keuangan naik menjadi 54,88 persen dibandingkan dengan 54,4 persen, sedangkan net profit margin naik menjadi 26,18 persen dibandingkan dengan 22,57 persen. 

Sementara itu, segmen otomotif mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 18,09 persen menjadi Rp9,66 triliun meski dari segi pendapatan hanya tumbuh 5,94 persen. Dari segi margin keuntungan juga masih mampu naik tipis, gross profit margin menjadi 11,48 persen dibandingkan dengan 11,34 persen. Lalu, net profit margin menjadi 8,9 persen dibandingkan dengan 7,99 persen. 

Lalu, segmen pertambangan yang agak sedikit tertekan. Laba bersih turun 0,11 persen menjadi Rp12,67 triliun dan pendapatan hanya naik 4,03 persen. Margin keuntungan dari segmen pertambangan juga tergersu cukup dalam. Gross profit margin menjadi 27,83 persen dibandingkan dengan 28,12 persen, sedangkan net profit margin turun menjadi 9,85 persen dibandingkan dengan 10,26 persen. 

Segmen bisnis ASII yang paling underperform adalah perkebunan yang digawangi oleh AALI. Segmen ini mencatatkan penurunan pendapatan 4,96 persen dan laba bersih sebesar 38,88 persen. Tingkat margin keuntungan juga turun seperti gross profit margin menjadi 13,36 persen dibandingkan dengan 17,51 persen, sedangkan net profit margin turun menjadi 4,05 persen dibandingkan dengan 6,3 persen.

Arah Saham ASII Selanjutnya Setelah Dikepung Mobil China
Kemana arah saham ASII selanjutnya setelah muncul BYD yang berencana penetrasi ke Indonesia. Simak ulasan lengkap daya tahan bisnis ASII di sini

Prospek Kinerja Keuangan ASII 2024-2025

Untuk melihat prospek ASII, kami melihat beberapa proyeksi dari analis, seperti riset dari Indopremier, BRI Danareksa, Mirae, dan UOB Kayhian terkait ASII yang terbaru sebelum rilis laporan keuangan 2023. 

Dari keempat riset tersebut, mereka kompak memperkirakan ASII mencatatkan penurunan laba bersih di 2024 dan mulai naik lagi pada 2025. Namun, perkiraan pendapatan menjadi lebih beragam. 

Dengan hitungan kinerja ASII yang actual di 2023, keempat sekuritas itu mematok pertumbuhan pendapatan ASII turun 0,77 persen sampai naik 9,16 persen. Namun, laba bersih diperkirakan turun dari 0,4 persen hingga 6,67 persen di 2024 nanti.

Adapun, kenaikan kinerja di 2025 juga tidak terlalu agresif. Dari segi pendapatan diperkirakan naik sekitar 2,75 persen sampai 10,32 persen, sedangkan laba bersih naik sekitar 0,8 persen sampai 1,99 persen.

Dari 34 riset yang dihimpun Stockbit, konsensus kinerja ASII di 2024 dari segi pendapatan diperkirakan stagnan di Rp316 triliun, sedangkan laba bersih turun 7,85 persen menjadi Rp31,18 triliun. Lalu, di 2025 pendapatan naik 2,71 persen, sedangkan laba bersih naik 2,86 persen.

Apa yang terjadi dengan saham ASII? kami melihat masih ada ekspektasi pendapatan saham  ASII tetap naik artinya overall bisnis masih bertumbuh. Namun, masalah saham ASII ada di beban pokok pendapatan dari biaya produksi dan bahan baku. Ini bisa disebabkan dari segmen otomotif, pertambangan, dan perkebunan akibat tren harga komoditas yang beririsan dengan pemulihan ekonomi global. Lalu, ada juga risiko kenaikan beban pencadangan dari bisnis keuangan karena suku bunga tinggi. 

Sebagai catatan, proyeksi kinerja UNTR dan AALI diperkirakan masih lanjut turun hingga 2025. Di sisi lain, kinerja AUTO masih bisa naik di 2025. Artinya, asumsi kinerja keuangan ini masih memperkirakan adanya kenaikan beban bahan baku, biaya produksi, dan lainnya yang membuat tren kinerja ASII tumbuh moderat hingga 2025.

Keempat riset itu pun mematok target  price saham ASII berkisar Rp5.500 per saham hingga Rp6.250 per saham. Namun, jika mengacu ke 34 riset saham ASII yang dihimpun Stockbit, nilai median target pricenya ada di Rp6.397 per saham.

Saham Otomotif Sudah Tinggi, Hold Keras atau Take Profit?
Saham sektor otomotif jadi salah satu yang paling bullish tahun ini. Kira-kira apakah saatnya take profit atau hold keras yak? baca ulasan lengkapnya di sini.

Kesimpulan

Proyeksi yang ditampilkan di sini tidak memperhitungkan aksi korporasi yang akan dilakukan ASII secara grup di masa depan. Apalagi, ASII memiliki beberapa rencana besar mulai dari data center, rilis kendaraan listrik dari brand Toyota, bisnis nikel, panas bumi, dan operasional tambang emas. 

Sehingga, kami menilai nasib ASII setidaknya nggak bakal seperti UNVR. Soalnya, ASII memiliki bisnis terdiversifikasi. Kini, bisnis keuangannya juga bisa bangkit setelah mengakuisisi Bank Jasa Jakarta bersama mitra asal Hong Kongnya. 

Posisi valuasi relatif saham ASII menggunakan price to earning ratio (PE) masih cukup murah. Saat ini, PE ASII hanya 6,3 kali berada mendekati standard deviasi minus 2 dalam 10 tahun terakhir di 5,96 kali. Perkiraan PE ASII hingga 2025 itu sekitar 6,2 kali sampai 7 kali. Jika dihitung dengan perkiraan laba bersih per saham ASII di 2025, berarti harga wajar ASII ada di sekitar Rp4.900 sampai Rp5.500 per saham. Catatan: hitungan ini jika memperkirakan laba bersih ASII turun. 

Namun, jika diasumsikan harga saham ASII yang wajar minimal bisa balik ke standard deviasi minus 1 10 tahun terakhir, berarti harga wajarnya bisa di Rp8.100 per saham. Ini bisa terjadi, jika ternyata kinerja keuangan ASII di atas ekspektasi pasar. Terutama, ternyata hasil dari ekspansi sejak 2021 hingga saat ini mulai terasa di 2025. 

Adapun, jika hold saham ASII sejak saat ini di harga Rp5.300 per saham. Dengan asumsi dividen per tahun setara 65 persen dari laba bersih hingga tahun buku 2025. Berarti, kamu akan mendapatkan tingkat dividen yield sekitar 9 persen per tahun. (asumsi dividen tahun buku 2024 dan 2025 mengakumulasikan dengan interim)

Berapa keuntungan yang didapatkan jika membeli saham ASII hari ini di harga Rp5.300 per saham hingga 2026 (saat pembagian dividen dari tahun buku 2025) nanti? 

Kami menyiapkan tiga skema dari konservatif, moderat, dan agresif. 

Target konservatif memperkirakan harga saham ASII di 2026 di harga Rp4.900 per saham. Dengan begitu, rata-rata keuntungan akumulasi dengan dividen sebesar 5,93 persen per tahun selama 3 tahun. Akumulasi keuntungan total selama 3 tahun sekitar 18,87 persen.

Target moderat memperkirakan harga saham ASII di 2026 di harga Rp5.500 per saham. Dengan begitu, rata-rata keuntungan akumulasi dengan dividen sebesar 9,19 persen per tahun selama 3 tahun. Akumulasi keuntungan total selama 3 tahun sekitar 30,19 persen.

Target agresif memperkirakan harga saham ASII di 2026 bisa tembus Rp8.100 per saham. Dengan begitu, rata-rata keuntungan akumulasi dengan dividen sebesar 21,47 persen per tahun selama 3 tahun. Akumulasi keuntungan total selama 3 tahun sekitar 79,25 persen.

Kira-kira, kamu menilai ASII punya prospek bagus atau mending pilih saham lain dulu?

DISKON UNTUK PEMBURU SAHAM DIVIDEN DI BULAN PENUH CINTA

Kami berikan promo untuk member baru dengan potongan harga hingga Rp200.000 langsung hingga Akhir Februari 2024. (kuota promo terbatas siapa cepat dia dapat)

baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini