Nasib Saham BRIS Setelah Diretas, Asing Mulai Borong Nih

Saham BRIS masih menjadi salah satu obrolan hangat nih setelah ada data yang diretas. Tapi, asing malah net buy, tanda-tanda apa nih?

Nasib Saham BRIS Setelah Diretas, Asing Mulai Borong Nih

Mikir Duit – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau saham BRIS lagi menjadi sorotan setelah layanannya sempat mati beberapa hari hingga ada klaim sistemnya terkena ransomware. Harga saham BRIS pun auto turun dan beberapa kali auto rejection bawah, tapi kok investor asing malah beli ya? kita ulas di sini nih.

Sejak awal Mei 2023, Saham BRIS mendapatkan tekanan berat setelah sistem layanannya tidak bisa digunakan. Nasabahnya mulai resah hingga akhirnya masalah itu sudah selesai pekan ini. Namun, tiba-tiba ada lagi serangan ransomware dari pihak yang mengatasnamakan LockBit.

Mereka klaim memiliki 1,5 terabyte [seberapa besar ini? ya sebesar 1 harddisk ukurang 1 TB dan 1 hardidsk ukuran 512 GB]. Konon, pihak Lockbit meminta uang tebusan ratusan miliar rupiah, tapi tidak digubris hingga tenggat waktu. Lockbit pun klaim telah melepas data-data itu ke dark web.

Lucunya, beberapa data yang terlihat ada folder FILM hingga murotal 30 juz. Artinya, data sebesar 1,5 terrabyte itu bisa jadi data-data pribadi dari salah satu staff BRIS yang kena hack. Jadi, belum tentu isinya data penting juga.

Di tengah-tengah itu, ada lagi kasus nasabah yang mengaku kehilangan uang Rp300 juta dari rekening BRIS. Ternyata, ada dugaan uang itu lenyap ke rekening asing karena kena phising dan kini uangnya sudah diamankan.

Pertanyaannya, bagaimana prospek saham BRIS ke depannya kalau ada situasi begini?

Prospek Saham BRIS

Jika menghubungkannya ke masalah BRIS saat ini yang ada pihak mengklaim telah meretas data bank syariah tersebut, efeknya ke fundamental keuangan belum terlalu terlihat. Soalnya, jika bicara data diretas itu terjadi hampir di seluruh banyak instansi, termasuk Bank Indonesia.

Melihat efeknya, kemungkinan isu ini akan memudar dalam beberapa pekan ke depan. Efek ke BRIS paling adanya perlambatan pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga dan aktivitas kredit, serta pendapatan komisi karena sistem layanan sempat bermasalah hampir sepekan di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Ketika BBRI dan BBNI Bakal Dipaksa Cabut dari BRIS

Salah satu yang menarik, ketika harga saham BRIS terus turun, investor asing malah mencatatkan net buy senilai Rp81,85 miliar. Pertanyaannya, apakah ini tandanya BRIS menampung di harga bawah, memang bagaimana prospek saham BRIS?

Sebenarnya, ada beberapa isu menarik tentang BRIS, seperti mau bergabungnya unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. (BBTN) ke perseroan. Jika anak usaha syariah BBTN masuk ke BRIS, berarti bank syariah itu akan memperkokoh bisnis penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah. Soalnya, unit usaha syariah BBTN dan PT Bank Negara Indoensia Syariah (sekarang sudah bergabung jadi BRIS) adalah pemimpin pasar pembiayaan kepemilikan rumah syariah di Indonesia.

Selain itu, Kementerian BUMN ada rencana menggandeng mitra asing untuk pengembangan bank syariah terbesar di Indonesia tersebut. Nantinya, investor asing itu akan menggantikan posisi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). Jadi, pemegang saham BRIS nantinya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) bersama investor strategis dari asing tersebut.

Dari segi kinerja keuangan per kuartal I/2023 sendiri, BRIS mencatatkan kinerja yang cukup solid. Laba bersihnya naik 50,13 persen menjadi Rp1,45 triliun. Kenaikan laba bersih itu didorong beberapa faktor seperti:

  • Pertumbuhan pendapatan bagi hasil sebesar 12,49 persen menjadi Rp4,29 triliun
  • Pertumbuhan pendapatan komisi tumbuh 13 persen menjadi Rp418 miliar
  • Penurunan pencadangan untuk antisipasi pembiayaan bermasalah sebesar 13 persen menjadi Rp750 miliar

Secara kualitas pembiayaan, BRIS mencatatkan penurunan pembiayaan bermasalah gross menjadi 2,36 persen dari sebelumnya 2,91 persen. Lalu, pembiayaan bermasalah net naik 0,51 persen dari sebelumnya 0,9 persen.

Tantangan BRIS sekarang adalah bagaimana cara membangun kepercayaan untuk kepada masyarakat setelah kejadian kemarin. Secara fundamental, posisi BRIS masih kokoh karena permodalannya juga masih tebal senilai Rp32 triliun dengan rasio kecukupan modal 20 persen.

Apakah Saham BRIS Sudah Murah?

Jika mengacu kepada harga perdagangan 17 Mei 2023, rasio price to book value (PBV) BRIS berada di level 2,12 kali. Posisi itu bisa dibilang sedikit di atas rata-rata lima tahunnya sebesar 2,11 kali.

Bahkan, valuasi BRIS dibandingkan dengan bank menengah dengan mmodal inti sekitar Rp30 triliun juga masih paling tinggi. Meski, kenaikan harga saham dan valuasi BRIS juga terjadi karena ada aksi merger pada 2021 silam.

Kesimpulan

Jujur, jika sentimen ini mendorog harga saham BRIS sampai sekitar Rp1.000-an per saham, bahkan tembus di bawah Rp1.000 per saham. Angka itu bisa jadi level menarik untuk mulai beli saham ini. Dengan catatan, kita harus mengetahui seberapa besar efek dari permasalahan sistem layanan dan kena hack kemarin terhadap kinerja mereka di kuartal II/2023.

Untuk saat ini, kita masih wait and see, dengan asumsi valuasi yang mahal. Mending, cari saham lain yang lebih murah. Setuju?