Misteri Free Float Saham COIN yang Melonjak Tembus 43 Persen

Ketika baru mengecek tingkat free float COIN, tiba-tiba kaget dengan angka 43 persen. Apakah owner sudah jualan? kami ungkap fakta detailnya di sini.

saham COIN

Mikirduit – Saham COIN mencatatkan auto rejection bawah pada perdagangan 8 Agustus 2025. Selaras dengan itu, tingkat free float COIN bertambah menjadi 43 persen dari penerbitan saham baru sebesar 15 persen. Jadi, apakah pesta di saham COIN selesai?

Highlight
  • Struktur kepemilikan COIN pasca-IPO membuat free float mencapai sekitar 43% karena akumulasi saham publik dan 10 pemegang saham di bawah 5%, tanpa adanya kebijakan lock-up.
  • Kinerja keuangan COIN di semester I/2025 menunjukkan lonjakan pendapatan 187% dan laba Rp25,51 miliar, namun usia operasional yang masih baru membuat prospeknya sulit dinilai jangka panjang.
  • Sebagai satu-satunya SRO di sektor crypto Indonesia, peluang pertumbuhan COIN bergantung pada tren bullish market crypto dan penambahan exchange anggota, meski potensi pesaing di masa depan tetap ada.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Saat IPO, ada sekitar 14 pihak pemegang saham COIN, ke-14 itu antara lain:

  • PT Megah Perkasa Investindo (MPI) yang dimiliki oleh Andrew Hidayat dengan kepemilikan terbesar pre-IPO sekitar 28,22 persen.
  • PT Bahana Nusantara Indojaya sebesar 23,45 persen dimiliki oleh Aaron Ang nio
  • Ir. H. Budi Mardiono memiliki 9,33 persen, diketahui sempat menjadi pemilik awal dari COIN.
  • PT Teknologi Anak Nusantara yang dimiliki Jeth Soetoyo dengan kepemilikan 6 persen. Jeth Soetoyo sendiri adalah founder dari Exchange Pintu, sedangkan PT Teknologi Anak Nusantara adalah salah satu pemegang saham Pintu.
  • PT Energi Harmoni Perkasa dengan kepemilikan sebesar 3 persen
  • PT Fajar Informatika Perkasa dengan kepemilikan sebesar 4 persen
  • PT Graha Putra Mentari dengan kepemilikan 4 persen
  • PT Harmoni Sentosa Nusantara dengan kepemilikan 4 persen
  • PT Mantra Permata Sejahtera sebesar 4 persen
  • PT Cakrawala Indotama Abadi sebesar 4 persen
  • PT Sentra Dana Kapital sebesar 1,5 persen
  • PT Surya Digital Gemilang sebesar 3,75 persen, dan PT Arunika Harmoni Semesta sebesar 1 persen. 

Dari sini, tiga pengendali utama dari COIN adalah Andrew hidayat, Aaron Ang nio, dan Jeth Soetoyo. Sementara, kami masih belum menemukan siapa saja sosok-sosok yang ada di balik kepemilikan saham COIN yang kecil-kecil tersebut.

Adapun, setelah IPO, dengan kepemilikan masyarakat sebesar 15 persen, COIN juga memiliki  10 pihak pemegang saham yang kepemilikan di bawah 5 persen dan dianggap free float. Sehingga jika kepemilikan publik diakumulasi dengan kepemilikan ke-10 pemegang saham tersebut hasilnya sekitar 43 persen.

Lalu, apakah para pemegang saham itu masih memiliki saham COIN? Nah, itu yang jadi masalahnya. Dalam prospektus COIN tidak disebutkan adanya kebijakan lock-up saham selama beberapa waktu. Sehingga, pemegang saham pre-IPO yang di bawah 5 persen bisa keluar kapan pun.

Jika melihat broker summary dari awal Juli hingga 8 Agustus 2025, 5 broker yanng mencatatkan penjualan terbesar bersih saham COIN antara lain:

  • AZ (Sucor Sekuritas) dengan harga Rp1.256 senilai Rp57,2 miliar
  • LG (Trimegah Sekuritas) dengan harga  Rp1.149 senilai Rp30,6 miliar
  • RF (Buana Capital Sekuritas) dengan harga Rp754 senilai Rp26,5 miliar
  • DR (RHB Sekuritas) dengan harga Rp933 senilai Rp26,3 miliar
  • KI (Ciptadana) dengan harga Rp1.084 per saham senilai Rp23,8 miliar

Lalu, apakah dari 10 pihak pemegang saham itu ada indikasi sudah keluar melalui ke-5 broker ini? jujur kami tidak bisa mengetahuinya karena ini data transaksi dari total broker yang bisa terdiri dari beberapa nasabah.

Saham COIN Bisa Bersinar

Di sisi lain, kinerja kuartal II/2025 saham COIN memang terlihat menarik setelah mencatatkan pemulihan kinerja menjadi Rp25,51 miliar dibandingkan dengan rugi Rp1,99 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Apalagi, pendapatan juga naik 187 persen menjadi Rp113 miliar.

Jadi, apakah saham COIN akan terus bertumbuh ke depannya?

Kami menilai untuk kinerja COIN saat ini masih sulit dinilai. Pasalnya, perusahaan ini baru berdiri pada 2023. Adapun, kinerja keuangan semester I/2025 terlihat tumbuh bagus karena sebelumnya COIN baru mulai operasional pada 2024.

Di sisi lain, bisnis COIN ini adalah sebagai Self Regulatory Organization (SRO), ibaratnya seperti IDX yang mengatur transaksi perdagangan di pasar modal, termasuk saham. Untuk COIN, mereka mengurus transaksi di crypto.

Sumber pendapatan utama dari COIN berasal dari komisi transaksi Exchange crypto yang menjadi anggotanya. Selain itu, COIN juga mendapatkan pendapatan dengan porsi kecil seperti, jasa penyimpanan aset kriptop, jasa registrasi anggota bursa, jasa sewa perangkat lunak spot dan perpetual, hingga jasa tahunan anggota.

Dari struktur pendapatan ini, ruang pertumbuhan kinerja COIN bsia terjadi jika adanya kenaikan transaksi yang bisa didorong karena market crypto lagi bullish hingga adanya tambahan Exchange baru yang membuat aktivitas transaksi meningkat.

Jika nantinya tren Bitcoin masuk periode winter sesuai ekspektasi (2 tahun sebelum halving), jelas bisa jadi tantangan bagi COIN untuk pertumbuhan pendapatan di 2026.

Rich Lanjut Akuisisi KRYA, Bisnisnya Bakal Diubah Jadi Begini
Rich Step sudah menyelesaikan due dilligence akuisisi saham KRYA, hasilnya perseroan akan melanjutkan akuisisi. Lalu, bagaimana prospek saham KRYA?

Kesimpulan

Secara umum, kami masih belum menemukan indikasi owner di bawah 5 persen saham COIN sebelum IPO sudah menjual sahamnya. Namun, dengan tidak adanya periode lock-up, para holder di bawah 5 persen bisa dengan mudah melakukan penjualan bertahap. Sehingga bisa jadi risiko tekanan saham COIN dalam jangka menengah panjang.

Jika ditanya apakah saham COIN menarik untuk investasi jangka panjang? jawabannya kurang menarik. Saham COIN mungkin lebih menarik untuk trading jangka pendek yang didukung dari momentum market crypto bullish hingga kebijakan pemerintah yang bisa mempengaruhi kinerja COIN sebagai SRO di bidang crypto.

Catatannya, COIN memang saat ini menjadi satu-satunya SRO di bidang crypto, tapi tidak menutup kemungkinan nantinya ada SRO lainnya. Seperti, di perdagangan berjangka ada dua SRO, yakni JFX dan ICDX. Jadi, jika bisnis SRO dianggap sebagai economic moat-nya COIN bisa jadi tidak sepenuhnya tepat jika nanti ada pesaing yang memberikan insentif yang menarik bagi anggota exchange yang lain. Namun, sejauh ini COIN masih menjadi satu-satunya SRO di market crypto di Indonesia.

Mau dapat Update Saham Bulanan Mikirsaham Edisi Agustus 2025 yang Terbaru?

Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:

  • Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
  • Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
  • Curhat soal kondisi porto-mu
  • Update perkembangan market secara real-time
  • Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait

Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini