Memahami Strategi Buy on News Agar Tidak Jadi Korban Cuci Piring
News sering dijadikan indikator potensi kenaikan sebuah saham. Namun, banyak juga yang boncos gara-gara news. Kami berikan pemahaman strategi buy on news agar tidak jadi korban cuci piring
    Mikirduit – Investing or trading by news menjadi salah satu tren. Cocoklogi dengan tren news tertentu disebut jadi pengerek harga sebuah saham. Untuk itu, kami akan membantu penjelasan strategi investasi dengan news yang beredar. Pasalnya, banyak news bodong yang tersebar untuk mempengaruhi psikologis investor ritel.
Highlight
- Investing by news bisa memberi peluang cuan jangka pendek, tapi risikonya tinggi jika hanya mengandalkan sentimen tanpa cek fundamental atau validitas berita.
 - Banyak rumor dan cocoklogi yang dimanfaatkan untuk menggiring psikologis investor ritel, terutama lewat isu proyek, akuisisi, atau aksi korporasi yang belum terverifikasi.
 - News yang benar-benar berdampak pada fundamental tetap perlu diwaspadai, karena setelah euforia awal, harga saham sering terkoreksi tajam akibat profit taking dan volatilitas tinggi.
 - Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
 
Pasalnya, setiap news keluar, harga saham langsung naik. Sehingga banyak yang melakukan action berdasarkan news tanpa cek ricek lagi prospek dan sebagainya.
Kami membuat 3 kategori pembahasan investing by news untuk membantumu memahami bagaimana peluang dan risiko-nya.
Pertama, News Sentimen yang Efek ke Emiten-nya Belum Jelas
Sentimen artinya berita keluar tapi tidak ada embel-embel nama emiten yang disebut. Namun, investor ritel mulai cocoklogi dan pas-nya harga saham bersangkutan mencatatkan kenaikan. Meski, belum ada kepastian efek dari sentimen tersebut mempengaruhi fundamental emiten terkait.
Misalnya, sentimen waste to energy yang menjadi narasi dalam beberapa bulan terakhir. Saham yang dianggap related dengan sentimen ini ada TOBA, OASA, dan MHKI. Harga saham ketiganya berfluktuasi sejak ada rumor proyek waste to energy, meski belum ada pernyataan resmi mereka bertiga atau salah satunya masuk ke proyek tersebut.
Kenaikan harga saham juga memang liar, tapi realitanya ternyata TOBA mengumumkan tidak akan ikut proyek waste to energy. Indikasinya, perusahaan manajemen limbah yang dikelola TOBA disebut tidak bisa memisahkan sampah secara otomatis sehingga sulit menjalankan proyek waste to energy. Meski, ada suara sumbang juga untuk tidak dikaitkan dengan keberadaan Pandu Sjahrir di Danantara dengan TOBA yang sebelumnya ada afiliasi.
Lalu, OASA yang digadang-gadang punya proyek pengelolaan sampah di Tangerang Selatan dan Jakarta Barat. Namun, proyek milik OASA yang disebut sudah memiliki teknologi pemisah otomatis itu justru tidak ikut proyek waste to energy. Alasannya, sesuai perpres, proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik di Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan digabung. Namun, pilihannya bukan ke daerah Tangerang Selatan, melainkan Jatiwaringin, Mauk, Kabupaten Tangerang.
Sementara itu, MHKI hanya saham yang dianggap punya proxy ke bisnis waste to energy, tapi dari manajemen tidak pernah sesumbar terkait waste to energy.
Hasilnya, setelah perpres ditandatangani, harga saham TOBA dan OASA turun paling dalam, sedangkan MHKI juga turun, tapi tidak sedalam keduanya.
Hal ini disebabkan investor dan trader berspekulasi bahwa proyek itu bisa menguntungkan emiten-emiten terkait. Jika hanya mengacu ke news, bisa cuan asal beli sejak awal booming dan tidak denial untuk take profit setelah ada sinyal koreksi tajam dengan volume tinggi. Pasalnya, skema sentimen ini lebih cocok untuk jangka pendek ketimbang jangka panjang.

Kedua, sentimen aksi korporasi yang tidak jelas asal-usulnya
Kami mencatat ada tiga saham yang diisukan aksi akuisisi dengan rumor yang sangat detail, tapi tidak ada sumber resmi. Aksi korporasi itu menyangkut rencana akuisisi DADA dan right issue PURI.
Narasi hiperbola yang pertama kali dibentuk dari saham DADA. Tiba-tiba banyak artikel yang menjelaskan kalau saham properti kecil bernama DADA akan diakuisisi dua perusahaan Jepang, yakni Mitsubishi dan Kajima. Bahkan, karena Vanguard menjadi pemegang saham di Mitsubishi, narasi yang dibuat menggambarkan kalau DADA juga menjadi inceran Vanguard. Logika dangkal seperti ini tidak akan mempan untuk profesional, tapi bisa menarik bagi investor pemula.
Apalagi, membuat narasi seolah-olah menjadi Next PANI, tapi ketika harga saham PANI turun karena right issue tidak sesuai ekspektasi narasinya berubah menjadi Next DCII dengan target harga Rp230.000 per saham.
Selain DADA, kisah saham properti lainnya, yakni PURI juga mengemuka. Tiba-tiba ada kabar PURI berencana melakukan right issue jumbo dengan rasio 1:4. Bahkan, sudah ada data harga pelaksanaannya sekitar Rp1.000 per saham.
Bahkan, dalam detail rencana right issue tersebut membawa nama Yunan Construction and Investment Holdings Group Co. Namun, pihak terkait membantah narasi tersebut. Manajemen PURI juga membantah wacana right issue jumbo tersebut yang tersiar di beberapa media kecil. Kini, harga saham PURI tengah disuspensi.
Untuk dipahami, booming saham multibagger memang membuat banyak orang mencari informasi terkait rencana aksi akuisisi dan sebagainya. Namun, boomingnya momentum itu dan bisa menghasilkan uang dengan menggerakkan saham yang tidak likuid menjadi bisa dimanfaatkan oleh segelintir pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sehingga, untuk masuk ke saham yang ada isu detail tapi belum ada di keterbukaan informasi harus lebih was-was. Pasalnya, ada risiko informasi tidak akurat dan justru sahamnya malah bisa disuspensi lama sehingga dana kita nyangkut.
Ketiga, sentimen yang jelas mempengaruhi fundamental
Sentimen ketiga ini memang akan mempengaruhi fundamental dan emitennya yang terdampak bisa lebih jelas. Misalnya, program pemerintah terkait internet murah dan lelang frekuensi 1,4 Ghz yang mendukung program tersebut telah membawa WIFI menjadi salah satu pemenang lelang. Secara hitungan kasar, hal tersebut bisa mempengaruhi fundamental WIFI.
Namun, dengan fakta yang jelas dan terkonfirmasi tersebut menjadi dua sisi karena justru bisa membuat investor denial saat ada koreksi atau saat naik tinggi. Pasalnya, variabel yang dipahaminya menang lelang berarti kinerja akan meroket, padahal ada risiko-risiko dalam bisnis telekomunikasi yang mana bisa membuat pemenang lelang malah merugi. Hal itu sudah dialami para pemenang lelang Broadband Wirelss Access (BWA), salah satunya adalah KBLV.
Selain itu, kisah dari sentimen yang jelas mempengaruhi fundamental antara lain program B50. JARR dan PGUN yang terafiliasi dan merupakan emiten Haji Isam menjadi yang paling diuntungkan karena fokus keduanya produksi biodiesel. PGUN dari segi hulu mengirimkan hasil kebunnya untuk JARR olah menjadi biodiesel. Harga saham keduanya meroket sangat tinggi hingga ribuan rupiah.
Di sisi lain, kenaikan harga JARR dan PGUN sudah terlalu berlebihan dibandingkan dengan potensi kinerja keuangan yang didapatkan dari proyek tersebut. Sehingga dari segi volatilitas menjadi sangat tinggi dan berisiko untuk investasi jangka menengah.
Namun, kejelasan fakta dan dampaknya terhadap fundamental ini membuat investor ritel abai dengan data jika kenaikan harga saham sudah cukup berlebihan dan risiko penurunan juga cukup tinggi. HIngga akhirnya, harga saham mulai koreksi berturut-turut.
Meski berdampak terhadap fundamental, tapi jika kenaikan sudah cukup tinggi dari segi volatilitas sebaiknya wait and see atau untuk trading pendek sebagai manajemen risiko.
Kesimpulan
News memang bisa membuat harga saham berfluktuasi, tapi sentimen dari news (kategori manapun) hanya akan berdampak jangka pendek. Sehingga jika ingin masuk by news cenderung untuk trading pendek dan cuan bungkus dalam rentang yang tidak lama.
Adapun, untuk masuk on news seperti itu juga harus memperhatikan flow atau volume transaksi dalam jangka pendek. Apakah benar ada volume buy besar yang mana kita bisa ikutan untuk jangka pendek atau tidak. Jadi, tidak secara polos masuk by news juga.
Sementara itu, jika ingin investasi jangka menengah jangan beli pas news sudah keluar, kamu bisa memperhatikan beberapa hal ini:
- Fundamental bisnis dalam artian bagaimana prospek bisnisnya
 - Momentum rencana bisnis dan sentimen yang bisa terjadi di masa depan. Misalnya, harga batu bara lagi rendah banget, dengan harga diskon, saham batu bara bisa menarik jika nantinya ada kenaikan permintaan selaras dengan pemulihan ekonomi
 - Posisi harga saham secara valuasi, sudah diskon atau masih mahal
 - Posisi volatilitas harga secara teknikal, apakah masih rendah atau sudah tinggi. Pengecekan volatilitas untuk mengonfirmasi apakah sebuah saham riil sudah murah atau diskon atau malah diskon semu alias sudah cukup tinggi karena volatilitasnya sudah tinggi
 
Kalau mau mendapatkan insight saham sambil diskusi secara real time bersama founder Mikirduit, yuk join Mikirsaham
kamu bisa mendapatkan insight untuk mempermudah investasi saham-mu dengan join Mikirsaham Pro.
Benefit Mikirsaham Pro:
- Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
 - Stockpicking swing trade mingguan (khusus member mikirsaham elite jika kuota masih tersedia)
 - Insight saham terkini serta action-nya
 - IPO dan Corporate Action Digest
 - Event online bulanan
 - Grup Diskusi Saham
 
Join ke Member Mikirsaham Pro sekarang juga dengan klik link di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini
            
                            