Memahami Faktor Lonjakan Kinerja Saham Nikel
Saham nikel bisa menjadi sorotan menarik sepanjang kuartal I/2025 karena kinerja labanya meroket sangat signifikan. Apa yang membuat kinerja bisnis emiten nikel meroket saat harga nikel masih di-situ-situ aja?

Mikirduit – Saham nikel mulai dari DKFT, ANTM, MBMA, NCKL, hingga IFSH mencatatkan kenaikan signifikan selaras realisasi kinerja kuartal I/2025 yang cukup atraktif jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Dengan posisi harga nikel yang masih rendah, apa yang mendorong pertumbuhan kinerja saham nikel tersebut?
Dari rekapan kami, ada satu saham nikel yang mencatatkan turnaround story di kuartal I/2025, yakni IFSH yang mencatatkan laba bersih senilai Rp6 miliar dibandingkan dengan rugi Rp7 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Pemulihan kerugian didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang cukup signifikan. Seperti, IFSH mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 21,76 persen menjadi Rp207 miliar.
Sementara itu, DKFT dan ANTM menjadi dua saham yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih paling agresif. ANTM mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 795 persen menjadi Rp2,13 triliun, sedangkan DKFT mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 820 persen menjadi Rp138 miliar.
Pertumbuhan laba bersih itu juga didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang agresif. ANTM mencatatkan pertumbuhan sebesar 203 persen menjadi Rp26,12 triliun, sedangkan DKFT mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 426 persen menjadi Rp421 miliar.
Sementara itu NCKL mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi, tapi masih lebih rendah dibandingkan kenaikan ratusan persen dari kompetitornya. NCKL mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 18,13 persen menjadi Rp7,12 triliun, dengan laba bersih naik 65 persen menjadi Rp1,65 triliun.
Di sisi lain, harga nikel di LME juga tidak mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan. Dalam periode 3 bulan terakhir, harga saham nikel berada di area sekitar 15.000 - 15.500 dolar AS per ton.
Sebenarnya, secara umum kinerja saham nikel bisa meroket karena ada faktor kinerja di kuartal I/2024 memiliki basis yang rendah akibat keterlambatan persetujuan RKAB oleh Kementerian ESDM. Sehingga, meski harga nikel tidak naik signifikan, kinerja saham nikel bisa meroket.
Jika faktornya karena pendapatan dan laba bersih emiten nikel di kuartal I/2024 tidak optimal akibat keterlambatan persetujuan RKAB, kenapa pertumbuhan kinerjanya bisa berbeda-beda?
Mengulik Kinerja Saham Nikel yang Meroket Tinggi
Ada beberapa faktor yang membuat kinerja saham nikel yang meroket persentasenya mencatatkan perbedaan. Faktor itu dipengaruhi dari model bisnis hingga realisasi ekspansi.
Saham ANTM
Saham ANTM memiliki tiga momentum yang terjadi secara bersamaan hingga mendorong pertumbuhan kinerjanya naik ratusan persen.
Pertama, penyesuaian kinerja bisnis nikel yang di kuartal I/2024 menurun signifikan, tapi mampu mencatatkan normalisasi di 2025 akibat keterlambatan persetujuan RKAB oleh kementerian ESDM. Hasilnya, pendapatan bisnis nikel ANTM naik 581 persen menjadi Rp3,76 triliun, sedangkan dari segi laba-nya mencatatkan turnaround story dari rugi Rp380 miliar menjadi Rp1,3 triliun.
Kedua, bisnis pemurnian emas ANTM juga lagi kebanjiran berkah selaras dengan kenaikan harga emas yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Hasilnya, pendapatan bisnis emas ANTM naik 181 persen menjadi Rp21,67 triliun dengan posisi laba bersih naik 341 persen menjadi Rp1,71 triliun.
Ketiga, proyek smelter alumina ANTM yang sebenarnya diperkirakan mulai beroperasi pada Maret 2025 kemarin. Namun, segmen bisnis alumina dan bauksit ANTM mencatatkan pertumbuhan yang menarik juga.
Pendapatan bisnis Alumina mencatatkan kenaikan sebesar 101 persen menjadi Rp708 miliar, sedangkan laba-nya naik 1.225 persen menjadi Rp199 miliar.
Namun pendorong utama pertumbuhan kinerja ANTM yang sangat sensasional tersebut memang dari emas dan nikel.
Saham DKFT
Saham DKFT mencatatkan kenaikan yang signifikan sepanjang kuartal I/2025 didorong oleh normalisasi penjualan bijih nikel yang sempat tersendat di tiga bulan pertama tahun lalu.
Hal itu terlihat dari data penjualan bijih nikel DKFT yang mencatatkan sebesar 932.014 wet metrik ton dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang tidak ada volume penjualan sama sekali. Selain itu, tidak ada faktor lainnya yang mendorong kinerja saham DKFT tersebut.

Strategi Saham Nikel
Secara akumulasi, kinerja keuangan saham-saham nikel tersebut berpotensi mencatatkan pertumbuhan yang atraktif sepanjang 2025. Namun, angka pertumbuhan kinerja keuangan mulai kuartal II/2025 hingga akhir tahun berpotensi mulai melambat. (Kecuali ANTM yang baru dapat persetujuan RKAB secara penuh di Juli 2024)
Selain itu, penerapan royalti nikel mulai April 2025 juga bisa menjadi penghambat pertumbuhan kinerja saham nikel lebih atraktif. Pasalnya, kebijakan itu berpotensi menguras margin keuntungan.
Untuk itu, disarankan untuk tidak mengejar harga saham yang berhubungan dengan nikel saat ini karena kenaikannya sudah cukup signifikan. Jika kinerja kuartal kedua dan selanjutnya mulai melandai, ada potensi demand buy yang sempat meningkat signifikan karena rilis laporan keuangan kuartal I/2025 akan mulai melambat.
Lalu, bagaimana strategi investasi di saham nikel dan apa saja saham nikel yang masih menarik?
Konsultasikan strategi investasi-mu di Mikirdividen bersama ratusan investor lainnya
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .
Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Beberapa benefit baru:
- IPO Digest Premium
- Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
- Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini