Laba Emiten Properti Kuartal I/2025 Pada Turun, Masih Menarik Buat Dibeli?

Kinerja keuangan emiten sektor properti pada kuartal pertama tahun ini sebagian mengalami perlambatan, tetapi diyakini masih punya prospek cerah 1-2 tahun mendatang. Kok bisa begitu? yuk baca prospeknya di sini..

saham properti

Mikirduit - Laba sebagian besar emiten properti mengalami perlambatan pada sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Bahkan ada yang laba-nya turun sampai lebih dari 70 persen. Meski begitu, prospek properti masih dinilai cerah dalam 1-2 tahun ke depan. Kenapa bisa gitu? 

Membahas soal kinerja keuangan dulu, kami memantau tiga emiten properti bluechip yang terkontraksi yaitu PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Sementara untuk PT Ciputra Development Tbk (CTRA) masih mencatatkan pertumbuhan laba positif.

Mari kita update satu per satu kenapa laba mereka bisa turun : 

Saham BSDE 

Pertama, ada emiten properti grup Sinarmas, BSDE yang laba bersih-nya tergelincir paling parah sampai 77,69 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp320,62 miliar. 

Penurunan laba ini sejalan dengan pendapatan yang turun sampai 28,44 persen yoy menjadi Rp2,7 triliun dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,77 triliun. 

Berdasarkan segmen operasi, penurunan pendapatan utamanya disebabkan segmen real estate yang turun 29,46 persen yoy menjadi Rp2,49 triliun. Segmen ini berkontribusi sampai 92,22% terhadap pendapatan. 

Tiga segmen lainnya juga mengalami penurunan seperti segmen properti, segmen jalan tol, dan segmen lain-lain. Khusus segmen hotel ini menyumbang Rp11,97 miliar dari yang sebelumnya pada kuartal pertama tahun lalu tidak ada. 

Beralih ke sisi beban pokok pendapatan terpantau ikut koreksi 10,62 persen yoy. Ini membuat laba kotor menyusut 36 persen yoy dari sebelumnya Rp2,65 triliun jadi Rp1,69 triliun. 

Saham SMRA 

Emiten kedua ada SMRA yang juga mengalami perlambatan dari sisi profitabilitas. 

Pendapatan SMRA sampai Maret 2025 tercatat sebesar Rp2,10 triliun, kontraksi tipis 1,39 persen yoy dari kuartal pertama tahun sebelumnya sebanyak Rp2,13 triliun. 

Segmen pengembangan properti menyumbang pendapatan lebih dari 50% mencapai Rp1,33 triliun, diikuti segmen properti investasi Rp552,48 miliar dan segmen lain-lain Rp218 miliar. 

Kontraksi pendapatan SMRA ini malah dibarengi dengan kenaikan beban pokok penjualan dan beban langsung dari Rp1,03 triliun menjadi Rp1,38 triliun secara tahunan. Laba kotor pun akhirnya turun 3,15 persen yoy jadi Rp1,06 triliun. 

Beban operasional juga naik semakin membebani top line SMRA. Tercatat ada beban penjualan naik 17,56 persen yoy, beban umum dan administrasi terkerek naik 12,85 persen yoy, biaya keuangan membengkak 12,01 persen yoy, dan yang beban pajak penghasilan melesat 153,11 persen yoy. 

Karena beban-beban itu, alhasil laba bersih terkontraksi sampai 46,02 persen yoy dari Rp441,39 miliar pada kuartal I/2024 menjadi Rp238,22 miliar pada kuartal I/2025.

Saham PWON 

PWON menjadi emiten properti selanjutnya yang ikut mengalami perlambatan kinerja profitabilitas, tetapi tidak separah BSDE dan SMRA. 

Laba bersih PWON tercatat mengalami penurunan 9 persen yoy menjadi Rp302 miliar. Kontraksi ini terjadi karena beban yang ditanggung lebih banyak, sementara pendapatan hanya tumbuh moderal. 

Top line atau pendapatan bersih PWON hanya tumbuh 2 persen yoy ke posisi Rp1,55 triliun. Paling banyak disumbang recurring income sebesar Rp1,32 triiliun dengan pertumbuhan positif 10 persen secara tahunan (12 bulan), sementara untuk segmen development properti kontraksi dalam hingga 29 persen menjadi Rp233 miliar. 

Sementara itu dari sisi beban pokok pendapatan membengkak lebih tinggi sampai 3 persen, kemudian masih ditekan beban lain seperti beban operasional yang naik 12 persen dan beban lain-lain melonjak sampai empat kali lipat. 

5 Cara Pilih Saham AS untuk Investasi
Saham AS bisa menjadi pilihan alternatif untuk menumbuhkan aset. Namun, apa saja yang harus diperhatikan sebelum mulai investasi saham AS?

Saham CTRA

Hanya CTRA yang melaporkan kinerja profitabilitas positif diantara tiga emiten lainnya. Top line berhasil naik 17,94 persen yoy menjadi Rp2,73 triliun, sementara laba tumbuh lebih moncer sampai 36,61 persen yoy menjadi Rp483,39 miliar. 

Profitabilitas CTRA yang solid dicapai berkat pertumbuhan positif dari tiap operasional bisnisnya. Dari pengembangan properti berhasil tumbuh ciamik 23,2 persen yoy dan recurring income tumbuh moderat 1,3 persen yoy. 

Dari sisi beban terpantau ada kenaikan seperti beban pokok pendapatan yang naik 16,9 persen yay lalu beban operasional naik 11,2 persen yoy. 

Meski ada kenaikan beban, tetapi pendapatan CTRA masih bisa meredamnya dengan pertumbuhan yang lebih tinggi, ditambah ada penguarangan non-controlling interest sampai 81,4 persen yoy. 

CTRA bisa dibilang jadi emiten properti yang paling menarik diantara lainnya, karena di kondisi ekonomi yang melambat saat ini masih bisa cetak profit moncer dan tumbuh positif.

💡
DAPATKAN Tambahan Diskon 15% untuk Berlangganan Investing Pro dengan klik link di sini

Prospek Pertumbuhan Emiten Properti

Meskipun mayoritas emiten properti mengalami kontraksi pada awal tahun ini, tetapi pada paruh kedua tahun ini dan berlanjut ke tahun depan ada potensi pemulihan. 

Pelonggaran moneter yang ditandai dengan penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) mulai Januari dan berlanjut pada Mei lalu akan mulai dirasakan efeknya paling cepat setidaknya pada semester II/2025. 

Insentif pajak properti yang diperpanjang sampai akhir tahun untuk harga rumah di bawah Rp5 miliar juga dinilai masih memberikan sentimen positif. Gabungan dari dua hal itu setidaknya bisa menjadi pendorong permintaan properti seiring dengan membaiknya daya beli dan kepercayaan konsumen. 

Secara industri tercermin dari pergerakan indeks IDXPROPERT sudah semakin pulih. Terlihat pada grafik di bawah ini, secara teknikal sudah ada higher low, menunjukkan adanya perbaikan tren dari turun ke naik dan mulai terlihat adanya akumulasi dari potensi V pattern yang terbentuk. 

Kesimpulannya…

Dari empat emiten bluchip properti, kami menilai secara berurutan dari yang paling menarik ada CTRA, PWON, SMRA, dan BSDE. 

CTRA dinilai paling menarik karena masih bisa tumbuh positif terlepas dari segmen rumah tapak menjadi kontributor utama pendapatan. Kami nilai ini berkat perusahaan properti ini mampu mengoptimalkan insentif pajak dengan bauran harga produk yang lebih banyak di bawah Rp5 miliar. 

Jadi, kalau dibandingkan tiga lainnya, CTRA terbilang yang paling ekspansif kejar marketing sales. Per 1Q25 ditunjukan dengan penjualan marketing sebesar Rp3,15 triliun, mencapai 29 persen dari target tahun ini. 

Untuk PWON berada dipilihan kedua seiring dengan prospek recurring income yang akan terdorong pemulihan daya beli masyarakat dan kemungkinan mulai terlihat di paruh kedua tahun ini. 

Sementara SMRA dan BSDE kemungkinan pemulihan akan terlihat pada tahun depan. Meski begitu, sentimen secara industri yang sudah banyak ke arah positif bisa ikut mengerek harga saham kedua-nya. 

Adapun untuk risiko yang perlu diantisipasi adalah permintaan rumah yang kemungkinan tidak sesuai harapan, karena sejauh ini belum ada insentif yang berdampak optimal bagi pemulihan daya beli kalangan menengah. 

Sikap kalangan menengan saat ini dinilai lebih pada menunda belanja, jadi bukan sepenuhnya karena penurunan daya beli.

Namun, jika kinerja saham properti pada tahun ini melanjutkan tren penurunan yang signifikan hingga membawa harganya menjadi cukup murah, kami menilai saham properti akan menarik untuk jangka menengah. Pasalnya, dari realisasi kinerja yang rendah di 2025, serta dengan asumsi diskon PPN dilanjutkan di 2026 dengan kondisi rumah ready stock yang tersedia lebih banyak, kinerja emiten properti berpotensi turnaround lagi.

Jadi, kamu pilih emiten properti mana buat investasi? 

Mikirsaham Baru Saja Update Saham Dividen 2025, Value Investing, Growth Investing, hingga Contrarian Investing untuk Juni 2025

Kamu bisa dapatkan saham pilihannya, sekaligus diskusi dan konsultasi di grup dengan Join membership Mikirsaham (dulu bernama Mikirdividen) dan dapatkan benefit:

  • Pilihan saham value-growth investing bulanan
  • Pilihan saham dividen yang potensial
  • Insight saham komprehensif serta actionnya
  • IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
  • Diskusi saham dan rekap diskusinya
  • Event online bulanan
  • Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan

Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini