Kinerja Saham Consumer Goods Jeblok Saat Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Begini Prospeknya

Saham Consumer Goods mencatatkan kinerja yang kurang bagus sepanjang semester I/2025, tapi ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen secara tahunan. Jadi, bagaimana prospek Consumer Goods ke depannya?

saham consumer goods saat ekonomi naik

Mikirduit – Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 tumbuh 5,12 persen. Realisasi ini di atas ekspektasi dari konsensus sebesar 4,8 persen. Di sisi lain, saham consumer goods dan ritel bertumbangan setelah kinerja kuartal II/2025 lesu. Jadi, apakah angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas ekspektasi ini bisa jadi titik balik untuk saham consumer goods?

Highlight
  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 sebesar 5,12 persen tidak cukup menjadi katalis bagi saham consumer goods yang justru masih mencatatkan kinerja lesu.
  • Mayoritas saham consumer goods dan ritel saat ini sudah berada di bawah valuasi rata-rata historis, namun tekanan fundamental seperti stagnasi konsumsi rumah tangga dan potensi kenaikan cukai masih menjadi risiko utama.
  • Pemulihan harga saham consumer goods kemungkinan baru akan terjadi setelah ada perbaikan data ekonomi dan kinerja emiten, yang diprediksi paling cepat pada kuartal I/2026.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Kami melakukan riset kinerja keuangan kuartal II/2025 dari 12 emiten consumer goods dan ritel. Hasilnya hanya 1 dari 12 emiten yang mencatatkan pertumbuhan dari segi pendapatan hingga laba usaha. Sisanya mencatatkan penurunan.

Di sisi lain, saat emiten consumer goods mati-matian mencatatkan kenaikan penjualan, ekonomi Indonesia malah mencatatkan pertumbuhan positif 5,12 persen di atas ekspektasi ekonom pada kuartal II/2025.

Jika dilihat fenomena kinerja keuangan consumer goods yang tertekan dengan ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen itu wajar. Pasalnya, jika di-breakdown lebih detail, tren pertumbuhan konsumsi rumah tangga memang cenderung stagnan di angka 4,97 persen.

Ekonomi Indonesia didorong oleh faktor aktivitas ekspor-impor yang meningkat. Hal ini dipicu pengenaan tarif Trump yang membuat aktivitas ekspor meningkat tajam. Artinya, jika di kuartal ketiga 2025 aktivitas ekspor kembali lesu, sedangkan impor meningkat bisa jadi alamat buruk untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2025.

Terlepas dari data ekonomi Indonesia yang sangat bagus di kuartal II/2025, bagaimana nasib saham consumer goods dan ritel?

Peluang Saham Consumer Goods Diskon Jumbo di Semester II/2025

Dari 12 saham consumer goods dan ritel yang kami analisis, yakni ICBP, MYOR, CPIN, JPFA, ULTJ, CMRY, CLEO, SIDO, LPPF, ACES, RALS, dan ROTI, semuanya berada di bawah PE rata-rata dalam periode yang ditentukan sekitar 3-5 tahun. Secara teori sudah murah. Bahkan, 6 saham diantaranya sudah di bawah PE standard deviasi -1.

Di sisi lain, valuasi murah saham consumer goods ini selaras dengan tren kinerja bisnis intinya yang lagi menurun. Tercatat, dari ke-12 saham itu hanya CMRY yang mencatatkan pertumbuhan dua digit. Sementara itu, yang lainnya mengalami penurunan. ICBP yang dari segi laba bersih naik 56 persen pun secara bisnis inti mengalami penurunan. Kenaikan laba bersih ICBP didorong faktor selisih rugi kurs yang menyusut drastis.

Di sisi lain, CMRY juga terselamatkan mampu tumbuh dua digit akibat dorongan dari segmen olahan makanan dari Sosis, Nugget, dan Bakso Kanzler. Segmen tersebut tumbuh 31 persen menjadi Rp3,35 triliun. Sementara itu, bisnis susu CMRY juga mencatatkan penurunan penjualan sebesar 4 persen menjadi Rp1,79 triliun.

Sementara itu, ACES dan CLEO kompak mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba kotor, tapi mengalami penurunan dari laba usaha hingga laba bersih.Untuk ACES, hal tersebut disebabkan cost rebranding yang naik 100 persen menjadi sekitar Rp80 miliar. 

Sementara itu, CLEO mencatatkan kenaikan biaya gaji, upah, dan kesejahteraan karyawan menjadi Rp195 miliar, serta kenaikan cost transportasi dan bahan bakar menjadi Rp100 miliar. Sehingga total beban penjualan naik 17 persen menjadi Rp427 miliar. Dari segi beban umum dan administrasi, ada kenaikan beban yang cukup signifikan, yakni jasa manajemen.

BTN Syariah Siap Spin-off, Industri Bank Syariah Berpotensi Meroket?
Salah satu story kuat dari saham BBTN adalah rencana spin-off unit usaha syariah menjadi BTN Syariah. Hal itu sudah dilakukan dengan akuisisi Bank Victoria Syariah. Dengan begini, akan ada satu bank syariah besar yang menandingi BRIS. Lalu, bagaimana prospek lanskap bank syariah di Indonesia?

Risiko Masuk Saham Consumer Goods

Dengan kondisi valuasi saat ini, saham consumer goods memang sudah diskon menarik. Namun, kami menilai pemulihan harga saham consumer goods akan menunggu data-data ekonomi lebih baik yang diharapkan terjadi di kuartal I/2026 atau Mei 2026 saat rilis data PDB Indonesia per kuartal I/2026.

Pasalnya, dari segi prospek kinerja keuangan, ke-12 emiten ini berpotensi mencatatkan kinerja tidak jauh berbeda dari semester I/2025.

Bahkan, produk yang laris dan terkait dengan program makan bergizi dari pemerintah Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang cenderung turun. Seperti, JPFA turun 0,6 persen, CPIN naik 0,3 persen, ULTJ turun 8,17 persen, dan CMRY naik 16 persen.

Dari segi proyeksi laba bersih, saham consumer goods yang berpotensi mencatatkan penurunan laba bersih lebih dari 10 persen antara lain, JPFA sebesar 17,12 persen, ULTJ sebesar 13 persen, dan MYOR sebesar 11 persen.

Jika angka-angka itu terealisasi, ketiga saham itu mungkin bisa diberikan diskon lebih lanjut.

Dalam kondisi ini, saham-saham consumer goods yang sudah diskon dan berpotensi bangkit antara lain, ICBP, MYOR, SIDO, dan ACES.

Catatannya, tantangan saham consumer goods bukan hanya dari segi kinerja yang tertekan daya beli, tapi juga rencana cukai minuman berpemanis kemasan, serta natrium. Hal itu bisa jadi tambahan tekanan bagi saham-saham consumer goods tersebut saat kondisi daya beli tengah lemah.

Jadi, Apa Saham Consumer Goods yang Sudah Menarik Dilirik? Mau Strategi yang Lebih Detail?

Kami sudah rilis stock digest premium untuk member mikirsaham terkait saham consumer goods yang menarik dengan timeframe 12-24 bulan ke depan.

Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:

  • Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
  • Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
  • Curhat soal kondisi porto-mu
  • Update perkembangan market secara real-time
  • Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait

Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini