Ketika Isaac Newton Jadi Korban Penipuan Saham South Sea Company

Mau tau kisah Isaac Newton rugi besar di saham South Sea Company? sampai-sampai kisahnya disebut jadi bubble pasar saham pertama di dunia. Baca kisahnya di sini

Ketika Isaac Newton Jadi Korban Penipuan Saham South Sea Company

Mikirduit – Isaac Newton bisa dibilang salah satu orang genius di dunia. Dia memiliki teori hukum grativasi yang terkenal. Namun, Newton bukanlah investor yang bijak dan genius. Berikut, kita bisa pelajari bahkan orang terpintar di dunia pun bisa rugi besar dalam investasi saham.

Daftar Isi Konten

Kisah Isaac Newton ini tertulis dalam buku karya Benjamin Graham, The Intelligent Investor. Dalam ceritanya, kala itu pasar saham Inggris kedatangan the Wonderful Company, dalam artian viral bukan wonderful secara kinerja keuangannya. Perusahaan itu adalah South Sea Company.

South Sea Company adalah perusahaan terbuka yang didirikan pada 1711. Bisnis perusahaan itu adalah berdagang dengan koloni Spanyol di Amerika Selatan, untuk itu namanya perusahaan laut selatan.

Bisnis South Sea Company adalah melakukan perdagangan budak dengan Amerika Spanyol. Di sini, saham South Sea Company dijual dengan peminat tinggi plus jaminan bunga 6 persen.

Sayangnya, perjanjian damai di Perjanjian Utrecht dibuat dengan Spanyol pada 1713 yang posisinya kurang menguntungkan South Sea Company. Pasalnya, perusahaan dagang itu akan dikenakan pajak tahunan setiap budak yang diimpor, serta hanya mengizinkan satu kapal setiap tahun untuk perdagangan umum.

BACA JUGA: Peter Lynch Sebut Market Crash 1987 Biasa Saja, Justru Ini yang Lebih Seram

Lalu, Raja George I dari Kerajaan Inggris menjadi gubernur perusahaan tersebut pada 1718. Dari situ, muncul sentimen positif kepada perusahaan. Alasannya, kehadiran sang Raja bisa membuat pembayaran bunga lancar 100 persen.

Sampai akhirnya tiba pada 1720, yang dikenal sebagai periode bubble pasar saham pertama di dunia. Harga saham South Sea melejit tinggi karena proposal perusahaan untuk mengambil alih utang Inggris. Dengan begitu, South Sea Company berharap bisa ekspansi perdagangan dan bisa mendapatkan modal tambahan.

Dari sini harga saham Southsea Company melejit sampai-sampai jika kamu tidak punya saham ini, berarti nggak gaul. Begitulah bahasa kasarnya.

Issac Newton Menjadi Salah Satu Investor Southsea Company

Isaac Newton, salah satu orang terpintar di dunia, pun tergoda  untuk berinvestasi di saham South Sea Company pada 1720. Sebenarnya, ketika awal investasi, Newton cukup bijak.

Newton sempat merasa kenaikan harga saham South Sea Company ini sudah  tidak terkendali atau terlalu tinggi. Untuk itu, Newton menjual saham South Sea Company-nya dan mencatatkan keuntungan sebesar 100 persen menjadi 7.000 poundsterling saat itu.

Dari jejak keberhasilannya bisa untung 100 persen, Newton sempat jumawa dengan menyebutkan kalau dirinya juga bisa menghitung selain pergerakan benda-benda di langit.

Sayangnya, setelah Newton lepas saham South Sea Company, harga sahamnya makin melejit  tinggi. Di sini, Newton terjebak dalam salah satu bias perilaku ekonomi, dia mulai resah takut ketinggalan dari pesta saham South Sea Company tanpa  mempertimbangkan posisi harga sahamnya saat ini sudah terlalu tinggi.

Akhirnya, Newton nekat membeli saham South Sea Company di harga tinggi. Sayangnya, ketika  Newton membeli kembali saham South Sea Company, harga sahamnya mulai turun. Namun, di sini Newton mulai mencapai tahap denial dan berharap harga saham kembali melejit.

Pergerakan harga saham south sea company
Pergerakan harga saham South Sea Company yang mencatatkan bubble di periode 1720 dan menjadi salah satu bubble saham pertama di dunia./ Insider

Namun, itu semua cuma angan karena harga saham South Sea Company telah runtuh, bubble sahamnya pecah dan dia kehilangan lebih dari 20.000 poundsterling.

Sampai akhirnya, Newton melarang siapapun mengucapkan kata South Sea.

Jason Zweig dari Wall Street Journal memberikan satu kutipan untuk Newton. "Dia bisa menghitung setiap gerakan benda-benda langit, tapi bukan kegilaan orang-orang di pasar saham"

Fakta Keruntuhan South Sea Company

September 1720, saham South Sea Company runtuh. Beberapa penyebabnya adalah adanya dugaan korupsi tiga menteri yang menerima suap.

Lalu, direktur South Sea Company juga mengedarkan isu palsu tentang kesuksesan dan kisah fantastis kekayaan perusahaan tersebut.

Hasilnya, banyak yang menggila di pasar saham, termasuk Newton. Sayangnya, kehancuran South Sea juga menyeret seluruh pasar saham di Inggris, termasuk saham BUMN di sana. Untuk itu, bubble South Sea sering disebut sebagai bubble pertama di pasar saham dunia.

Kesimpulan

Kesalahan terbesar Newton adalah terbawa emosi keserakahan karena melihat kenaikan harga saham yang luar biasa dari South Sea Company. Secara kasar, kita pasti membayangkan bisa menjadi kaya atau meningkatkan aset setelah melihat  kenaikan harga saham yang terlalu tinggi.

Namun, banyak yang suka lupa karena terbawa nafsu, kenaikan harga saham yang sudah terlalu tinggi itu menggambarkan keuntungan masa lalu, bukan di masa depan. Artinya, jika kamu beli sahamnya setelah harga saham naik terlalu tinggi, peluang kena boncos sangat tinggi.

Untuk itu logika dalam investasi saham adalah membeli saham bagus yang lagi terdiskon. Tujuannya untuk bisa mendapatkan peluang keuntungan yang luar biasa dari harga terbawah alias sebelum harga naik.

Jika kita baca memang terkesan mudah, tapi ketika menjalankannya akan banyak tantangan seperti, ketika beli saham yang dianggap masih murah, ternyata harga sahamnya masih lanjut turun lebih dalam. Dari situ, pasti banyak yang gundah gulana hingga cut loss tanpa pikir panjang.

Lalu bagaimana caranya? mengendalikan emosi kamu semua ketika investasi saham. Melawan rasa takut dan serakah agar bisa mendapatkan keuntungan optimal.