IDX Rebalancing Saham Indeks LQ45, Begini Efek dan Strategi Investasi-nya
IDX baru saja rebalancing indeks LQ45, AADI dan SCMA masuk dan SIDO serta ESSA keluar. Kira-kira, apa efek saham yang keluar dan masuk indeks ini?

Mikirduit – IDX telah melakukan rebalancing indeks sahamnya, termasuk dua indeks terbesar, yakni IDX30 dan LQ45. Lalu, kira-kira apa dampak dari saham yang masuk dan keluar dari indeks LQ45 per akhir Juli 2025 nanti?
Highlight
- Saham yang masuk ke indeks LQ45 cenderung naik menjelang periode efektif, namun berisiko terkoreksi setelahnya, sedangkan saham yang keluar justru berpotensi menguat pasca didepak dari indeks.
- Efek rebalancing indeks dalam jangka menengah kini makin dipengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan, sehingga dampaknya bisa berbeda tergantung kondisi seperti tekanan asing atau pergerakan IHSG.
- Sejak evaluasi indeks dilakukan empat kali setahun, euforia dan dampak rebalancing terhadap harga saham makin berkurang karena perputaran dana menjadi lebih terpecah dan likuiditas terbatas.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Dalam keterangan IDX per 25 Juli, ada beberapa saham yang masuk dan keluar dari indeks LQ45 seperti, Dua saham yang masuk adalah AADI dan SCMA, sedangkan dua saham yang keluar adalah ESSA dan SIDO.
Secara historis, perubahan rebalancing ndeks LQ45 dan IDX30 bisa memberikan dampak jangka pendek seperti:
- Jika sahamnya masuk indeks LQ45, berarti ada potensi fluktuasi cenderung naik hingga jelang periode efektif. Sebaliknya, jika sahamnya keluar dari indeks, berarti ada potensi koreksi hingga jelang periode efektif.
- Setelah periode efektif ada tren kebalikannya. Saham yang masuk ke indeks malah koreksi, sedangkan saham yang keluar indeks malah menguat.
Namun, pola ini terjadi dalam jangka pendek dan juga tergantung sentimen pendukung lainnya, apakah ada yang berlawanan atau selaras, atau malah netral sama sekali.
Catatannya, ketika jelang penutupan pasar H-1 periode efektif, saham-saham yang masuk akan secara otomatis mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan, sebaliknya saham yang keluar mencatatkan penurunan signifikan.Hal itu terjadi karena ada aksi auto rebalancing dari ETF milik asset management yang membuat transaksi saat pre-closing menjadi fluktuasi tinggi.
Namun, bagaimana dengan dampak jangka menengah dari keluar-masuk indeks saham tersebut? kami membuat perbandingan perubahan harga pada saham-saham yang keluar masuk antara periode 2025 dengan 2021. Dua tahun ini dibandingkan untuk melihat kontradiksi periode 2021 saat market lagi kembali booming pasca covid dengan saat ini (2025) saat market lagi tertekan karena ada konsolidasi pasar selaras dengan risiko perlambatan ekonomi global.
Selain itu, dua periode tersebut juga akan memperlihatkan perbedaan skema rebalancing LQ45 dan IDX30. Dari yang 2021 hanya ada perubahan mayor sebanyak 2 kali setahun menjadi saat ini 4 kali setahun.
Efek Jangka Menengah Saham yang Keluar Masuk Indeks LQ45 dan IDX30
Jika membandingkan volatilitas harga saham saat keluar-masuk indeks selama periode pertama saham tersebut masuk indeks pada 2021 dan 2025, ada perubahan yang cukup signifikan.
Dalam periode 2021, kami mencatat ada kecenderungan harga saham yang bakal masuk ke indeks mencatatkan kenaikan harga sebulan sebelum pengumuman. Namun, setelah periode pengumuman, akumulasi pergerakan harga saham secara bulanan ada kecenderungan penurunan.
Setelahnya, harga saham akan cenderung mengikuti tren sentimen yang lebih relevan ketimbang lagi masuk atau keluar indeks.
Menariknya, bagi saham yang keluar indeks malah mencatatkan tren kenaikan yang positif setelah periode efektif rebalancing. Penguatan terjadi selama 3 bulan pertama pasca didepak dari indeks.
Pola tersebut masih terulang pada dua kali periode rebalancing IDX30 dan LQ45 di 2025. Namun, pola pergerakan harga saham pasca rebalancing indeks-nya seperti terdisrupsi oleh gejolak market secara keseluruhan.
Misalnya, ketika rebalancing indeks pada Februari 2025, seluruh saham kompak mengalami penurunan karena saat itu ada tekanan aksi jual asing yang besar akibat MSCI menurunkan bobot. Begitu juga saat April 2025, saham yang masuk dan keluar kompak naik karena IHSG atau market secara keseluruhan bergerak kompak naik.

Kesimpulan
Pola pergerakan harga saham saat ada rebalancing index bergerak cenderung mix sesuai dengan kondisi pasar. Sementara itu, saat ini (per 25 Juli 2025) IHSG sudah ada di pucuk dengan risiko koreksi lebih besar. Jika hal itu terjadi, dan pasar saham secara keseluruhan mengalami koreksi, mungkin pola dari efek rebalancing LQ45 hingga IDX30 kurang berdampak.
Apalagi, jika kami perhatikan sejak indeks LQ45 hingga IDX30 dan lainnya dievaluasi 4 kali dalam setahun, ada penurunan euforia karena perubahan yang terjadi cukup cepat. Dana fund yang keluar-masuk juga menjadi terpecah 4 kali karena likuiditas di dalam negeri juga masih terbatas. Hal itu diindikasi membuat rebalancing LQ45 dan IDX30 malah menjadi kurang terasa terhadap volatilitas saham yang keluar masuk tersebut.
Jadi, kamu bakal memburu saham yang baru masuk indeks atau malah nunggu saham keluar indeks murah dengan harapan siapa tau nanti bisa masuk indeks lagi?
Mau Belajar sambil Praktek Langsung Investasi Saham Bersama Ahlinya?
Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:
- Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
- Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
- Curhat soal kondisi porto-mu
- Update perkembangan market secara real-time
- Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait
Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini