Hubungan 3 Saham Ini dengan Pendanaan ACWA Power ke Danantara

Danantara dikabarkan mendapatkan dana dari ACWA Power dengan fokus untuk proyek EBT. Lalu, apa saja saham-saham yang berpotensi terkait dengan proyek ini?

Hubungan 3 Saham Ini dengan Pendanaan ACWA Power ke Danantara

Mikirduit – Danantara mengumumkan telah mendapatkan pendanaan dengan ACWA Power senilai 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp162,36 triliun. Lalu, apa saja saham yang menarik dilirik?

Highlight
  • Pendanaan US$10 miliar dari ACWA Power untuk Danantara akan difokuskan pada proyek energi baru terbarukan, termasuk green hydrogen dan desalinasi air.
  • PGAS dan PGEO berpotensi menjadi saham BUMN yang terlibat dalam proyek ini karena keterkaitannya dengan hidrogen hijau dan panas bumi.
  • Meski belum langsung terdampak, ESSA bisa ikut berperan jangka panjang lewat potensi suplai green ammonia untuk mendukung proyek green hydrogen.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Beberapa fakta pendanaan Danantara ini juga cukup membingungkan dalam beberapa hari terakhir. Sekitar 3 hari sebelum tanda tangan Nota Kesepahaman dengan ACWA, Rosan menyebutkan pihaknya mendapatkan pendanaan dari bank luar negeri. 

Selain itu, beberapa sumber yang dekat dengan Danantara seperti dikutip dari IDNFinancial berjudul Danantara Dapat Pinjaman 10 miliar dolar AS untuk Apa? pada 2 Juli 2025 menyebutkan SWF seperti Danantara selain mengelola aset dan kas, juga punya fasilitas pinjaman yang sewaktu-waktu bisa dipakai. 

"Dengan pinjaman, Danantara bisa meleverage set dalam pengelolaan ananya sehingga operasional perseroan menjadi lebih fleksibel," ucap sumber tersebut. 

Artinya, dari sini, kami masih mendapatkan informasi yang cukup bias antara pendanaan dari bank internasional yang disebut akan cair di Juli 2025 dengan ACWA Power adalah dua funding yang sama atau berbeda karena dari segi nilai dan waktu sama, tapi pelakunya berbeda. ACWA Power sendiri adalah perusahaan pengembang, investor, dan juga mengoperasikan pembangkit listrik energi baru terbarukan. 

Di luar itu, salah satu yang pasti adalah ketika Danantara mendapatkan pendanaan 10 miliar dolar AS dari ACWA Power yang berarti untuk pengembangan terkait energi baru terbarukan, pertanyaannya, apakah ada emiten yang terdampak dari hasil funding Danantara tersebut?

ACWA Power dan Dnantara membuat nota kesepahaman terkait eksplorasi investasi yang bisa dilakukan ACWA Power di Indonesia. Beberapa fokus investasi dilakukan pada proyek energi terbarukan, turbin gas siklus gabungan, green hydrogen, dan desalinasi air.

Selain itu, ACWA Power juga tanda tangan perjanjian dengan PT Pertamina untuk pengembangan proyek energi bersih di Indonesia secara bersama. Beberapa proyek seperti, pengembangan teknologi untuk energi baru terbarukan dengan kumulatif kapasitas 500 MW dan proyek gas ke listrik, potensi tender listrik baru, proyek green hydrogen, dan operasi serta maintenance bisnis lainnya. 

Dalam keterangan resminya, kerja sama antara ACWA Power dengan Danantara senilai 10 miliar dolar AS ini memiliki target bisa meningkatkan porsi energi baru terbarukan sebesar 34 persen pada 2034 dan 87 persen pada 2060. 

Lalu, apa saja saham yang berpotensi bisa terlibat dalam proyek tersebut?

Saham yang Berpotensi Terlibat Dalam Proyek EBT Danantara

Jika bicara proyek Danantara dengan ACWA Power itu termasuk pengembangan pembangkit listrik energi baru terbarukan hingga proyek green hydrogen, ada dua saham BUMN yang berpotensi terlibat, yakni PGAS dan PGEO.

PGAS dan PGEO telah menjalin sinergi dengan Grup Pertamina terkait pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau. 

Produk green hydrogen berpotensi dimanfaatkan untuk berbagai sektor seperti industri dan transportasi sebagai alternatif energi baru dan terbarukan. Nantinya, pembangkit listrik panas bumi yang rendah emisi bisa mendukung produksi hidrogen hijau dan amonia hijau.

Dari sisi PGAS, pihak yang akan bekerja sama adalah anak usahanya, yakni Pertagas. Anak usaha PGAS itu mengelola pipa transmisi gas terpanjang di Indonesia sepanjang 2.930 kilometer.

Namun, proyek yang sudah diumumkan sejak 6 Februari 2025 ini sifatnya masih dalam kajian. Pendanaan dari Danantara hasil kesepakatan dengan ACWA Power bisa jadi langkah untuk merealisasikan. Meski, ceritanya masih akan menjadi story yang cukup panjang.

Selain itu, PGEO berpotensi menjadi pilihan investasi Danantara untuk pengembangan energi baru terbarukan dari panas bumi. Dengan dana tersebut, PGEO bisa mencapai target kapasitas 1 GW pada 2027 atau 2028.

Danantara Masuk ke Proyek TPIA, 4 Saham BUMN Lainnya Masih Menunggu?
Danantara melalui INA disebut sudah sepakat untuk investasi di pabrik alkali TPIA. Lalu, bagaimana lanskap investasi Danantara ke depannya?

Potensi ke Saham di Luar BUMN

Salah satu saham di luar BUMN yang bisa mengikuti ke proyek Green Hydrogen adalah ESSA. Dalam memproses Green Hydrogen akan membutuhkan Green Ammonia, dan ESSA menjadi salah satu emiten produsen Ammonia. Meski, saat ini ESSA belum memulai proyek Green Ammonia. Pada 2023, ESSA mengungkapkan proyek Green Ammonia masih belum feasible secara tingkat keekonomian. Adapun, satu-satunya yang sudah mulai uji coba produksi green amonia adalah Pupuk Kaltim. 

Di sisi lain, ESSA tengah mengembangkan proyek Blue Ammonia bersama JOGMEC (Japan Oil, Gas, and Metals National Corporation), Mitsubishi, dan Pertamina yang diprediksi rampung pada 2027. Perbedaan antara Blue Ammonia dengan Green Ammonia adalah bahan baku yang digunakan.

Blue Ammonia diproduksi menggunakan gas alam dengan dukungan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon untuk mengurangi emisi. Lalu, Green Ammonia dibuat dengan proses elektrolisis air dengan energi terbarukan sehingga lebih ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi karbon selama proses produksi. 

Sehingga secara kenyataan saat ini, ESSA belum akan terdampak jika proyek Green Hydrogen mulai terealisasi saat ini. Namun, proyek Green Hydrogen akan membutuhkan waktu, dan kebutuhan untuk Green Ammonia terjadi saat proyek Green Hydrogen sudah berjalan. Dalam proses itu, kami menilai ada potensi ESSA juga menyediakan supply Green Ammonia. 

Namun, ini bersifat sentimen yang super jangka panjang. Pasalnya proyek energi baru terbarukan ini butuh dukungan relaksasi aturan agar lebih ekonomis hingga periode pembangunan proyek yang cenderung jangka panjang. Untuk proyek Blue Ammonia ESSA saja sudah diumumkan sejak Maret 2021, dan ditargetkan rampung pada kuartal IV/2027. (artinya butuh waktu sekitar 6 tahun)

Lalu, Bagaimana Strategi untuk Masuk Ketiga Saham yang Berpotensi Terhubung dengan Pendanaan Danantara Tersebut? Kamu Bisa Temukan di Member Area Mikirsaham.com

  • Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
  • Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
  • Curhat soal kondisi porto-mu
  • Update perkembangan market secara real-time
  • Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait

Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini