Hal yang Bisa Dilakukan Investor Saat Emiten Right Issue

Lagi banyak emiten melakukan right issue, di sini investor kerap bingung harus menebus atau skip beli saham barunya. Berikut ini formula untuk menentukan beli atau skip saham baru dari right issue emiten.

Hal yang Bisa Dilakukan Investor Saat Emiten Right Issue

Mikirduit – Beberapa emiten lagi berencana melakukan right issue, sebagai investor ritel kerap galau apakah eksekusi saham barunya atau tidak. Bahkan, kalau mau eksekusi saham barunya pun bingung, gimana cara eksekusi saham barunya? untuk itu, kami akan ulas apa saja yang bisa dilakukan oleh investor saham jika ada emiten yang right issue. 

Right issue atau bahasa resminya penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) adalah salah satu cara emiten yang sudah listing di pasar saham untuk kembali menghimpun dana segar dari pemegang saham. Sehingga, emiten bisa dapat dana segar dengan menerbitkan saham baru yang dibeli oleh investor. 

Dalam aksi right issue ini, ada beberapa hal yang harus diketahui oleh pemegang saham, seperti:

  • Jumlah saham yang diterbitkan dan tingkat dilusinya: informasi ini akan berguna untuk melihat risiko jika nggak eksekusi saham barunya. Kalau tingkat dilusi sangat tinggi hingga 90 persen seperti PYFA, jika tidak eksekusi saham barunya berisiko meningkatkan floating loss. Soalnya, kita tidak eksekusi saham barunya. 
  • Harga pelaksanaan: angka ini juga berhubungan dengan pertama. Jika harga pelaksanaan jauh sekali dari harga pasar dan tingkat dilusi sangat besar, berarti pemegang saham eksisting bisa mengalami floating loss signifikan jika tidak mengeksekusi saham barunya tersebut. 
  • Harga teoritis: harga saham yang telah disesuaikan setelah penerbitan saham baru dengan harga pelaksanaan yang diakumulasikan dengan jumlah saham lama dan harga pasar sebelum right issue. Harga teoritis akan terjadi setelah memasuki periode ex-right. 
  • Pembeli Siaga: sosok yang akan memborong saham baru yang tidak dieksekusi oleh pemegang saham lainnya. Pembeli siaga juga bisa berarti calon investor strategis jika pemegang saham pengendali eksisting tidak mengeksekusi saham barunya.
  • Periode Cum-right: periode bagi investor yang baru beli sahamnya masih bisa dapat hak saham baru, dan yang jual tidak akan dapat hak saham baru. 
  • Periode Ex-right: periode bagi investor yang baru beli sahamnya sudah tidak dapat hak saham baru, dan yang jual masih dapat hak saham baru. Dalam periode ini, harga saham di pasar akan disesuaikan dengan harga teoritis. 

Lalu, apa saja yang bisa dilakukan investor saat sahamnya melakukan right issue?

Hal yang Bisa Dilakukan Investor Saat Sahamnya Right Issue

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan investor saat ada saham yang mau right issue bagi yang sudah punya maupun belum beli. 

Pertama, bagi yang sudah punya bisa menentukan sikap ekseksusi saham barunya atau tidak. Lalu, jika tidak ingin tebus saham barunya, kamu bisa tradingin hak saham baru, yang biasanya muncul di portomu dengan format NAMA SAHAM-R. Jadi, kamu bisa tetap dapat uang dari hasil jual hak saham baru, meski nggak akan terlalu besar. Soalnya, semakin sedikit minat yang eksekusi saham baru, ya semakin nggak terlalu berfluktuasi harga hak saham barunya. 

Kedua, jika kamu sejak awal tidak berniat eksekusi right issue-nya, kamu bisa jual saham tersebut sebelum memasuki ex-right. Sehngga kamu tidak terkena dilusi harga teoritis.

Ketiga, bagi kamu yang belum punya saham barunya dan tertarik eksekusi bisa mulai hunting jual-beli hak saham barunya saat periode perdagangan hak saham baru (biasanya setelah ex-right). Agar kamu bisa cuan, kamu bisa perhitungkan harga hak saham baru dipasar dengan ditambah modal eksekusi saham baru di harga pelaksanaan. Jika dibandingkan dengan harga pasar saham tersebut, apakah untung atau rugi. Jika masih di bawah harga pasar akan menarik, tapi kalau di atas harga pasar mending langsung beli sahamnya aja. 

Keempat, bagi kamu yang menilai aksi right issuenya punya prospek bagus dan menguntungkan, bisa beli sahamnya sebelum periode ex-right, sehingga masih bisa dapat hak saham baru.

Right Issue Saham PYFA, Ini yang Bisa Dilakukan Investor
Saham PYFA mengumukan prospektus right issue yang lebih detail. Dengan harga pelaksanaan Rp100 dan dilusi hingga 95 persen, apa yang sebaiknya investor lakukan di saham ini?

Cara Menentukan Eksekusi Right Issue atau Tidak

Lalu, bagaimana cara menentukan aksi right issue sebuah saham sebaiknya ditebus atau tidak? Ada beberapa cara, sebenarnya belum tentu bakal bikin harga saham naik dalam jangka pendek, tapi setidaknya untuk jangka panjang bakal oke. Berikut, cara menentukan saham right issue ditebus atau tidak. 

Pertama, cari tahu tujuan emiten melakukan right issue, apakah untuk modal ekspansi, bayar utang, atau sekadar cari modal kerja. Tujuan paling buruk adalah untuk modal kerja karena berarti perusahaan ini kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya untuk makan sehari-hari. Ditambah, berarti perusahaan itu juga tidak mendapatkan fasilitas kredit modal kerja dari bank yang menjadi sebuah sinyal buruk. BIasanya, tidak ada right issue yang cuma untuk modal kerja, biasanya dikombinasi dengan bayar utang, tapi porsi modal kerjanya lebih besar. 

Untuk tujuan bayar utang nggak buruk jika fundamental dan prospek bisnis emiten juga bagus. Dengan bayar utang, berarti tingkat risiko utang membaik dan mereka bisa himpun utang baru di masa depan. Namun, jika kondisi fundamental emiten buruk, kinerja rugi terus, dan tujuan right issue untuk bayar utang, berarti itu namanya minta sumbangan ke pemegang saham. 

Tujuan ekspansi ini paling bagus karena bisa berarti ekspansi secara anorganik dengan mengakuisisi, atau ada perpindahan pengendali. Tujuan ini bisa berujung backdoor listing hingga terjadi perubahan pengendali. Salah satu pemicu saham bisa meroket. 

Jika emiten bertujuan untuk modal kerja dan bayar utang dengan kondisi fundamental yang tidak terlalu bagus, lebih baik tidak tebus dan jual sahamnya sebelum memasuki ex-right. Namun, jika tujuan bayar utang tapi prospek bagus atau ekspansi bisnis yang bikin pertumbuhan kinerja bisa makin moncer bisa jadi opsi untuk tebus.

Kedua, perhatikan tingkat dilusi dan harga pelaksanaan. Biasanya, di prospektus awal baru muncul tingkat dilusi, harga pelaksanaan baru muncul di prospektus setelah RUPS. Jika dilusi sangat besar sekali, tanpa lihat harga pelaksanaan, kamu bisa mulai hitung harga teoritis dengan asumsi harga pelaksanaan 10 persen - 30 persen di bawah harga pasar. Kira-kira, jadi berapa harga teoritis dan modal yang diperlukan untuk tebus saham baru, serta ketersediaan modal untuk eksekusi saham barunya. Jangan sampai, saat dilusi right issue sangat tinggi, kamu tidak punya modal untuk eksekusi hak saham barunya. Jadinya, malah rugi.

💡
Rumus harga teoritis: ((rasio saham lama x harga saham lama) + (rasio saham baru x harga pelaksanaan saham baru) / (rasio saham lama + rasio saham baru). Contohnya: (rasio saham lama PYFA = 1 x harga pasar saat cum-right Rp560) + (rasio saham baru PYFA = 20 x harga pelaksanaan right issue Rp100) / (1+20) = Rp122. Rasio saham lama dan baru bisa dilihat dari rasio right issue di prospektus angka pertama saham lama dan angka kedua saham baru.

Jadi, jika kamu yakin bakal eksekusi saham baru, pastikan apakah modalnya tersedia atau tidak. Apabila modal tidak cukup, jual sahamnya sebelum ex-right. 

Intinya, jika dilusi sangat besar dan harga pelaksanaan jauh di bawah pasar, kamu harus yakinkan segera mau tebus atau tidak sebelum cum-right karena setelah itu ada risiko harga saham turun ke harga teoritis cukup signifikan. Kalau dilusi kecil dan harga pelaksanaan beda tipis dengan pasar, bisa wait and see hingga perdagangan hak saham baru. 

Ketiga, pahami fundamental saham yang right issue. Setelah aksi korporasi tersebut kira-kira peluangnya bisa membuat kinerja lebih baik atau tidak. Jika tujuannya ekspansi, tapi kurang bagus, bisa pantau apakah ada potensi perubahan pengendali atau tidak hingga potensi terjadinya backdoor listing yang bisa jadi game changer. 

5 Tanda Saham Bakal Jadi Multibagger Naik Lebih dari 1.000 persen
Siapa yang nggak pengen punya saham multibagger, tapi kamu harus pahami dulu kenapa sebuah saham bisa jadi multibagger di sini ya.

Kesimpulan

Dengan formula ini, jangan harapkan potensi kenaikan harga saham langsung terjadi dalam jangka pendek. Keputusan tebus atau tidaknya aksi right issue sebuah emiten tidak pasti mempengaruhi harga dalam jangka pendek. Untuk itu, setelah memutuskan dan ternyata pergerakan harga tidak sesuai ekspektasi jangan langsung galau dan panik. Bisa evaluasi dan analisis lagi, jika masih sesuai rencana ya bisa tenang dengan target jangka panjang. 

Sekarang, apakah kamu sudah bisa menilai saham yang mau right issue layak ditebus atau tidak?

Musim Bagi Dividen Nih, Mau Tau Saham Dividen yang Oke dan Bisa Diskusi serta Tau Strategi Investasi yang Tepat?

Yuk join Mikirdividen, masih ada promo Berkah Ramadan hingga Rp200.000. Berikut ini benefit yang akan kamu dapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan (HINGGA Maret 2025)
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini