Gaji Mau Diapain: Firstjobber Dana Darurat Dulu atau Langsung Investasi?

Sebagai firstjobber, kamu pernah bingung Gaji mau diapain? langsung investasi ke aset berisiko tinggi atau

Gaji Mau Diapain: Firstjobber Dana Darurat Dulu atau Langsung Investasi?

Mikirduit – Banyak firstjobber yang sering langsung mau investasi di aset yang berisiko tinggi dengan harapan bisa menjadi kaya. Apakah itu salah? sebenarnya tidak jika kamu sudah punya dana darurat. 

Dana darurat menjadi salah satu dana terpenting yang harus disiapkan firstjobber sejak dini sebelum berinvestasi ke aset berisiko tinggi. Alasannya, dana darurat menjadi dana yang bisa digunakan jika ada kejadian yang membuat kamu kehilangan pendapatan dari pekerjaan. 

Sebenarnya, fungsi dari dana darurat itu bukan cuma saat lagi kehilangan pendapatan saja sih, tapi juga ada hal-hal nggak terduga di mana kita butuh dana tunai segera. Di sana, fungsi dana darurat, sehingga kita tidak perlu mengutang atau ajukan pinjaman ke pihak ketiga. Hasilnya, kesehatan keuangan kita tetap aman. 

Perhitungan dana darurat yang ideal menggunakan asumsi seberapa banyak nominalnya dibandingkan dengan penghasilan per bulan. Misalnya, kamu punya dana darurat Rp100 juta dengan penghasilan Rp10 juta per bulan. Berarti, dana darurat itu setara dengan 10 bulan penghasilan bulananmu. Jadi, jika ada hal nggak terduga sampai kamu kehilangan penghasilan bulanan, kamu masih bisa bertahan hidup selama 10 bulan ke depan tanpa pendapatan sama sekali. 

Lalu di mana menyimpan dana darurat yang ideal?

Strategi Investasi Untuk Dana Darurat

Penempatan dana darurat harus memiliki beberapa syarat: 

  • Aset harus likuid atau mudah dicairkan
  • Risiko fluktuasi harus rendah mendekati nol

Kenapa harus memenuhi dua syarat tersebut? alasannya ya karena  dana darurat ini bisa digunakan sewaktu-waktu yang kita tidak tahu kapan itu dibutuhkan. Sehingga, kita membutuhkan karakter aset yang mudah diperjual-belikan. 

Karakter aset yang cocok dengan kebutuhan itu antara lain: 

  • Reksa dana pasar uang
  • Deposito
  • Tabungan

Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari masing-masing aset:

Reksa dana pasar uang ini sebenarnya adalah aset yang dikelola oleh manajer investasi ke instrumen seperti deposito hingga obligasi kurang dari satu tahun. Dengan dana yang besar, kadang reksa dana pasar uang juga bisa dapat tingkat bunga lebih bagus. Ditambah, ada kolaborasi dengan tingkat kupon obligasi yang kurang dari setahun. Sehingga hasilnya bisa di atas bunga deposito. 

Kekurangan reksa dana pasar uang adalah bisa ada risiko jika masuk ke aset surat utang yang bermasalah. Meski, masuk ke surat utang kurang dari satu tahun lebih rendah risiko, tapi bukan berarti risikonya nol. 

Jika harga obligasi yang kurang dari setahun itu berfluktuasi, bisa membuat tingkat keuntungan reksa dana pasar uang menurun juga. Hanya saja, peluang ke arah sana lebih kecil. 

Lalu, jika ada risiko dari sisi bank mengalami masalah, kita tidak tahu apakah tingkat bunga yang didapatkan oleh reksa dana ini sesuai dengan kebijakan panjaminan LPS atau tidak. 

Meski ada risiko, salah satu kelebihan reksa dana adalah kita bisa cicil secara bertahap dengan modal kecil, dengan keuntungan bisa melebih deposito.

Deposito adalah produk dana mahal bank yang artinya bank akan mengeluarkan biaya bunga lebih besar dibandingkan dengan produk tabungan. Deposito pernah menjadi primadona di Indonesia pada medio 1960-1990-an karena tingkat bunga deposito yang mencapai 20-an persen per tahun. Bayangkan, diemin aja uangnya sudah bisa dapat untung 20 persen per tahun. 

Keuntungan dari penempatan dana di deposito ini adalah tidak ada risiko fluktuasi harga pasar. Meski, memang dari tingkat bunga deposito saat ini lebih rendah dibandingkan dengan aset investasi lainnya. 

Selain bunga yang rendah, ada beberapa risiko deposito lainnya seperti saat investasi tidak bisa masuk secara bertahap. Jadi, harus langsung all in di awal. Sehingga kamu harus mengumpulkan uang di tabungan dulu baru masukkin ke deposito. 

Lalu, deposito juga dikenakan bunga sebesar 20 persen dari total bunga yang didapatkan. Sehingga makin mengurangi jumlah keuntungan yang diterima. 

Tabungan menjadi pilihan aset paling likuid karena mencairkannya mudah. Namun, kekurangan dari tabungan adalah tingkat bunga sangat kecil sehingga nilai uang cenderung selalu sama dan bisa berkurang jika ada biaya admin yang cukup besar.

Kenapa nggak langsung investasi biar cepat tumbuh asetnya? lalu kenapa emas nggak jadi aset pilihan dana darurat?

Jika yang dimaksud investasi ke aset risiko tinggi seperti saham sangat tidak disarankan jika belum punya dana darurat. Alasannya, aset di saham maupun crypto memang bisa memberikan tingkat keuntungan yang tinggi, tapi risikonya juga tinggi.

Bayangkan, jika posisi-mu rugi, dan kamu tidak punya dana darurat serta butuh uang sekarang juga. Apakah, artinya kamu harus cut loss yang berarti nilai uang yang digunakan lebih rendah? untuk itu agar hasil investasi optimal juga dibutuhkan dana darurat sehingga dana investasi tidak terganggu jika ada hal tidak terduga.

Lalu, kenapa emas tidak masuk ke aset yang bisa dijadikan penyimpanan dana darurat, kan emas likuid banget? yaps, emas likuid banget, tapi emas punya periode waktu simpan agar posisi uang bisa balik modal. Pasalnya, setelah beli emas, jika langsung jual akan kena selisih harga sekitar Rp100.000 per gram. Di mana, selisih itu bisa hilang dalam kurun waktu minimal 3-5 tahun.

Malah, pembeli emas di harga tinggi zaman Covid-19 pada 2020 posisinya masih rugi jika jual dengan harga buyback saat ini. Untuk itu, kami tidak menyarankan emas untuk dana darurat, tapi lebih ke lindung nilai aja karena sifatnya melawan inflasi.

Kesimpulan

Jadi seorang first jobber harus siapin dana darurat dulu atau investasi dulu? nah, kami sudah mengompilasi strategi alokasi gaji dalam artikel di bawah ini.

Gaji Mau Diapain: Alokasi Income Agar Bisa Investasi
Ini adalah series gaji mau diapain episode pertama. Kami ulas cara agar first jobber bisa atur gaji sejak awal. Sehingga keuanganmu bisa lebih terstruktur dan jelas keluar masuknya ke mana. Simak di sini ya

Sebenarnya, kamu bisa tetap alokasi ke dana darurat dan investasi secara bersama-sama asal dana yang bisa ditabung memang cukup besar. Namun, kalau pas-pasan,lebih baik siapkan dana darurat terlebih dulu. 

Soalnya, dana darurat ini jadi aset likuid milikmu jika ada kejadian-kejadian tidak terduga di masa depan. 

Coba kamu hitung sekarang, berapa total dana daruratmu jika dibandingkan dengan penghasilan per bulan mu saat ini?