Gaji Mau Diapain? Begini Cara Kelola Penghasilan Bulanan

Salah satu yang bisa memutus mata rantai generasi sandwich adalah mengelola keuangan yang baik hingga masa pensiun. Pertanyaannya, gimana cara mengelola penghasilan bulanan? begini caranya

Gaji Mau Diapain? Begini Cara Kelola Penghasilan Bulanan

Mikirduit – Para kelas pekerja saat ini rata-rata dari gen Z, tapi ada juga yang millenial, maupun boomers pasti punya banyak kebutuhan dari healing, update gadget, dan sebagainya. Namun, untuk mencapai keinginan itu secara sehat, berarti harus pengelolaan pendapatan dengan baik. Pertanyaannya, bagaimana cara mengelola pendapatan dengan baik?

Untuk itu, kami akan memberikan tips cara mengelola penghasilan ke aset investasi yang cocok sesuai dengan tujuan keuangan. Sebelum itu, kami menyadari kalau keinginan itu pasti nggak ada habisnya, untuk itu, sebelum mengikuti cara mengelola pendapatan sesuai tujuannya, kamu harus bisa fokus antara keinginan dan kebutuhan. 

Keinginan adalah sesuatu yang kalau tidak didapatkan ya tidak masalah. Paling bicara masalah gengsi atau perhatian orang. Namun, perhatian dan gengsi itu tidak mempengaruhi keuangan dan kehidupan secara signifkan juga. Jadi, deretan keinginan yang jauh dari kebutuhan bisa dicoret sementara sebelum direalisasikan. Sehingga dari segi keuangan bisa lebih sehat. 

Misalnya, ada rilis Iphone 15 baru, sedangkan Iphone-mu sudah seri 13. Apakah ada urgensi naik kelas ke Iphone 15? padahal Iphone-mu saat ini masih baik-baik saja? jika bicara gengsi pasti lebih presits iphone 15, tapi dari secara urgensi ya tidak ada. Jadi, bisa coret keinginan beli Iphone 15 tersebut. 

Kebutuhan adalah sesuai yang kalau tidak didapatkan bisa mempengaruhi kehidupanmu. Misalnya, kamu butuh laptop untuk bekerja. Berarti kamu harus beli laptop. Pertanyaannya,laptop yang seperti apa? jawabannya yang sesuai dengan load kerjamu. Masa mau beli Macbook pro cuma untuk ketik di Microsoft Word? lebih baik beli laptop biasa yang intel i3 atau dibawahnya saja kan? sehingga dari keuangan bisa lebih sehat. 

Setelah memahami perbedaan keinginan kebutuhan itu, kami akan mengulas cara untuk mengelola pendapatan dengan baik.

Pertama, tentukan tujuan keuangan

Prakteknya, banyak juga yang bingung dengan tujuan keuangan karena memang lagi nggak ada yang dikejar. Untuk itu, ada beberapa tujuan keuangan dasar yang bisa jadi target kita: 

  • Dana darurat
  • Uang muka beli rumah
  • Persiapan menikah
  • Dana pensiun

Setidaknya, ini 4 dasar kebutuhan keuangan, tapi kalau ada yang merasa tidak butuh salah satunya seperti niatnya mau sewa rumah aja terus atau belum ada rencana menikah ya bisa dihapuskan.

Urutan ini bisa dibilang menjadi yang terpenting hingga yang bisa dikejar lebih lama. Dana darurat menjadi yang terpenting karena sebagai persiapan jika ada  hal nggak terduga sampai kita kehilangan pendapatan rutin. Teorinya,untuk single 3-6 bulan, sedangkan kalau berkeluarga 6-12 bulan. 

Apakah dana darurat hingga 2 tahun misalnya itu semakin bagus? sebenarnya semakin besar dana darurat malah jadi kurang efisien ya karena nilainya akan tergerus inflasi. Soalnya, penempatan dana darurat ini di aset likuid yang tingkat keuntungannya cenderung rendah seperti reksa dana pasar uang dan deposito. 

Jika merasa khawatir, bisa membuat dana darurat dalam dua layer, yakni dana darurat utama yang ditempatkan di aset likuid, dan dana darurat cadangan yang bisa ditempatkan di aset lebih berisiko seperti reksa dana pendapatan tetap bahkan saham bluechip yang fluktuasi harganya lebih rendah dibandingkan saham pada umumnya. Dengan asumsi jika ada kejadian tidak terduga, dana darurat yang digunakan pertama adalah dana darurat utama, baru jika kondisi tidak membaik bisa mencairkan dana darurat cadangan. 

Lalu, untuk persiapan uang muka beli rumah, kamu bisa tentukan target harga rumah dan berapa uang muka yang dikumpulkan. Rekomendasi sih, jumlah uang muka yang semakin besar akan memperingan cicilan KPR juga. Misalnya, target rumah Rp1 miliar, dan mau nyiapin uang muka Rp500 juta. 

Begitu juga dengan persiapan pernikahan, kamu bisa tentukan berapa target biaya ngawang jika belum ada pasangan yang pasti. Misalnya, kamu target Rp100 juta, yaudah berarti hitung kemampuanmu menyicilnya setiap bulan berapa dan kapan mau digunakan. Penempatan dana juga bisa di aset high risk seperti saham atau moderat seperti reksa dana pendapatan tetap. 

Untuk dana pensiun, kebutuhan ini memiliki timeframe yang sangat panjang. Kamu bisa mengombinasikan beberapa aset high risk seperti saham maupun crypto, tapi ingat harus masuk di posisi yang bagus. Untuk saham, kamu bisa masuk ke saham dividen rutin dan memiliki fundamental yang bagus. Untuk crypto, aku saran ke Bitcoin yang memang memiliki fungsi kurang lebih seperti emas juga. 

Dalam menentapkan dana pensiun, kamu juga harus buat perencanaan berapa target dana pensiun yang mau dikejar. Misalnya, aku mau pas pensiun 30 tahun lagi punya penghasilan pasif senilai Rp20 juta per bulan. 

Namun, kita harus proyeksikan, dalam 30 tahun ke depan, berapa nilai Rp20 juta per bulan ini nantinya. Dengan asumsi inflasi 5 persen per tahun, berarti nilai Rp20 juta dalam 30 tahun ke depan sudah menjadi Rp86 juta. 

Jika kamu setelah pensiun ingin menempatkan dana di aset rendah risiko seperti SBN yang kita asumsikan punya tingkat kupon 7 persen. Berarti, kamu harus memiliki dana saat mau pensiun senilai Rp15 miliar. Berarti, kamu harus investasi setiap bulan di aset yang punya pertumbuhan rata-rata 10 persen senilai Rp7,5 per bulan selama 30 tahun. Kalau merasa kebesaran, ya bisa diturunkan targetnya. Paling penting, kita tahu dulu ekspektasi tujuanmu di mana dan setelah itu disesuaikan dengan kemampuan.

Strategi Mencari Aset Investasi Terbaik 2024
Menyambut 2024, banyak yang mulai mencari aset investasi terbaik 2024. Kira-kira apa saja aset investasi terbaik 2024? baca ulasan lengkapnya di sini

Kedua, Disiplin dengan Rencana yang Sudah Dibuat

Misalnya, kamu menentukan selama 2 tahun pertama akan fokus untuk mengumpulkan dana darurat agar tercapai hingga 5 bulan penghasilan. Oke, berarti selama 2 tahun pertama fokus di sana.

Lalu, 5 tahun selanjutnya, fokus untuk mengumpulkan untuk uang muka KPR dan juga persiapan pernikahan secara bersamaan. Berarti selama 5 tahun ke depan cukup fokus di sini. 

Terakhir, setelahnya fokus ke dana pensiun. Untuk yang ini kamu juga harus disiplin untuk mencapai targetmu tersebut.

Meski begitu, saat sudah menikah ada banyak kebutuhan lain yang harus dipersiapkan, seperti kebutuhan manajemen risiko untuk kesehatan dan kelahiran, dan kebutuhan pendidikan anak, serta kebutuhan perintilan lainnya, termasuk kebutuhan liburan keluarga yang biayanya lebih besar.

Artinya, di sini, selain mengatur uang, kamu juga harus meningkatkan pendapatan. Sehingga rencana dana pensiun tidak terganggu. Meski, jika ada hal darurat, seperti ternyata income masih sulit naik, kamu bisa gunakan sebagian porsi dana pensiun untuk persiapan penting lainnya seperti kelahiran dan juga pendidikan anak.

Ketiga Jangan Keseimbangan antara Kepemilikan Aset Likuid dengan Non-likuid

Ini menjadi yang terpenting, menjaga porsi aset likuid seperti dana darurat yang siap cair kapanpun agar tetap aman. Pasalnya, banyak juga orang punya aset hingga Rp2 miliar, tapi 99 persen asetnya hanya dalam bentuk rumah, sedangkan dia hanya punya aset likuid kurang dari 1 bulan penghasilannya. 

Apakah itu bagus? itu sangat berisiko jika dia butuh dana segar dalam waktu yang tidak terduga, rumahnya tidak bisa dijual dan langsung laku. Artinya, butuh pinjaman hingga rumah laku yang justru berisiko menganggu kestabilan keuangan. 

Keempat, Cara Menyiapkan Dana Liburan

Dari tadi kita kan bahas kebutuhan yang penting, tapi liburan juga penting lho untuk menjaga kesehatan mental. Nah, lalu bagaimana cara menyiapkan dana liburan ini? 

Untuk dana liburan, kamu bisa menyiapkan secara berjenjang tanpa menganggu kebutuhan utama. Caranya, kamu targetkan tempat liburan tiap tahun dari yang paling murah sampai mahal. 

Misalnya, di tahun pertama, kamu cukup staycation di hotel daerah terdekat dengan harga Rp300.000 per malam dan alokasi keseluruah Rp1,2 jutaan. Jadi, kamu bisa nambung Rp100.000 per bulan untuk mengumpulkan dana liburan dari sisa jajan dan lainnya. Jadi, kamu bisa punya modal Rp300.000 untuk hotel, Rp300.000 untuk ongkos (jika ke bandung dan naik kereta), dan Rp600.000 untuk foya-foya. 

Namun, untuk liburan, jika ada dana lebih kamu bisa menabung hingga Rp200.000 per bulan, tapi yang digunakan dalam liburan tahap pertama ini tetap hanya Rp1,2 juta, sedangkan dana sisanya untuk persiapan liburan di tahun selanjutnya. 

Di tahun selanjutnya, kamu kembali nabung Rp200.000 per bulan sehingga total terkumpul Rp2,4 juta. Berarti total dana liburanmu tembus Rp3,5 juta. Di sini, kamu punya pilihan, tetap cuma pakai liburan ke Bandung dengan modal Rp1,2 juta lagi atau mau ke tempat lain yang lebih jauh dengan modal Rp1,5 juta hingga Rp2 juta. 

Nantinya, nilai nominal tabungan liburan bisa terus meningkat hingga kamu bisa jalan-jalan ke tempat yang lebih seru seperti ke luar pulau hingga negara lain. 

Kesimpulannya

Apakah mungkin menyiapkan dana segitu banyak jika gaji atau penghasilanmu saat ini? untuk itu, memang butuh penyesuaian secara custom sesuai dengan kondisimu. Jika kamu mau konsultasi, kami menyediakan jasa konsultasi dengan biaya seikhlasnya untuk kuota 10 orang selama Maret 2024. Klik di sini untuk segera jadwal konsultasi