Cara Pilih Produk Reksa Dana Anti Dibubarin Seperti FWD

Hari ini 15 Agustus 2023, seluruh produk reksa dana FWD dibubarkan. Gimana nasib nasabahnya ya? gimana cara pilih produk reksa dana yang anti dibubarin? cek selengkapnya di sini

Cara Pilih Produk Reksa Dana Anti Dibubarin Seperti FWD

Mikirduit – Sejak awal 2023, FWD Asset Management secara bertahap membubarkan produk reksa dana-nya. Beberapa kasus sejak Februari 2023, FWD bubarkan produk reksa dana dengan alasan dana kelolaan yang kurang dari Rp10 miliar, sesuai dengan ketentuan OJK, tapi per Juli 2023, seluruh produk reksa dananya dibubarkan, dan pencairan akan dilakukan pada 15 Agustus 2023.

Sebenarnya, dari 10 produk reksa dana yang tersisa, hanya 3 produk yang saat ini punya dana kelolaan di bawah Rp10 miliar, sedangkan sisanya masih cukup besar. Lalu, kenapa FWD membubarkan seluruh produk reksa dananya?

Sebenarnya, jika mengecek beberapa pemberitaan, belum ada penjelasan detail alasan FWD membubarkan seluruh reksa dananya tersebut.

Namun, tiga alasan kenapa FWD membubarkan seluruh produk reksa dananya tersebut.

3 Alasan FWD Bubarkan Bisnis Reksa Dana

Pertama, FWD bisa dibilang masuk ke industri reksa dana masih cukup baru, yakni 4 Juni 2020. Waktu itu, PT FWD Life Indonesia mengakuisisi PT Commonwealth Life, yang merupakan pemegang saham PT First State Investments Indonesia [entitas sebelum FWD Asset Management].

Nama Commonwealth Life pun diubah menjadi PT FWD Insurance Indonesia, begitu juga dengan bisnis aset manajemennya yang menjadi FWD Asset Management. Situasi saat itu juga sedang tidak bagus, yakni lagi pandemi Covid-19. Saat itu, periode Maret-Juni 2020, dana kelolaan reksa dana di Indonesia turun ke bawah Rp400-an triliun dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya yang selalu di atas Rp500 triliun.

Setelah itu, industri reksa dana sempat bangkit dengan dana kelolaan naik hingga tembus Rp580 triliun. Sayangnya, tren itu kembali koreksi pada 2022 setelah secara tahunan dana kelolaan turun Rp71,8 triliun atau 12,38 persen menjadi Rp508,2 triliun.

Kedua, kinerja reksa dana FWD Asset Management mayoritas di bawah rata-rata benchmarknya. Dari data yang Mikirduit himpun, dari total 10 reksa dana FWD yang masih aktif hingga pencairan pada 15 Agustus 2023, hanya 2 yang konsisten di atas benchmarknya, yakni FWD Asset IDX30 Index Equity Fund dan FWD Asset Money Market Fund. Sisanya, selalu berada di bawah benchmarknya.

Salah satu indikator kinerja reksa dana bagus adalah bisa tumbuh lebih tinggi dari benchmarknya [kecuali reksa dana indeks yang justru harus sama dengan benchmarknya].

Ketiga, ada aturan baru dari OJK terkait produk unitlink. Jadi, perusahaan asuransi yang punya produk unitlink dibatasi berinvestasi di reksa dana. Jadi, para perusahaan asuransi diminta untuk berinvestasi langsung bukan ke reksa dana. Hal itu yang membuat kinerja dana kelolaan reksa dana pada 2022 turun cukup dalam.

Nah, FWD Asset Management ini kan terafiliasi dengan perusahaan asuransinya. Berarti, ada potensi porsi dana asuransi yang masuk ke reksa dana FWD. Ketika ada aturan OJK itu, mau nggak mau FWD harus menarik investasinya dari reksa dana.

Untuk itu, FWD membubarkan beberapa produk sejak Maret 2023. Salah satu produk pertama yang dibubarkan adalah Reksa dana FWD Asset Value Select Equity Fund dengan alasan dana kelolaannya tersisa Rp2,49 miliar.

Dengan tiga alasan itu, kemungkinan FWD menyimpulkan lini bisnis asset managementnya menjadi kurang menarik. Soalnya, kalau biasanya bisa mendapatkan dana dari penempatan uang unit link sehingga tidak perlu mencari nasabah besar dan ritel lagi, tapi sekarang kalau dipertahankan bakal ada cost besar akuisisi nasabah besar dan ritel untuk menumbuhkan dana kelolaannya tersebut.

Ketika produk reksa dana dibubarkan, nasabah akan mendapatkan bagian sesuai porsi investasinya dari dana kelolaan yang tersisa.

Kalau dilihat, dari ke-10 produk reksa dana FWD Asset Management ini tidak ada yang turun terlalu dalam sih. Penurunan terdalam ada di FWD Asset USD Balanced Plus Fund yang kalau dikonversi, dana kelolaannya tinggal Rp9,4 juta. Reksa dananya itu sejak diluncurkan turun 6,6 persen, sedangkan dalam setahun terakhhir cuma turun 0,53 persen.

Salah satu reksa dana FWD yang turun lagi adalah FWD Asset High Conviction Equity Fund yang turun 1,75 persen dalam lima tahun terakhir, tapi dalam periode sepanjang tahun ini, satu tahun terakhir, tiga tahun terakhir, dan sejak diluncurkan selalu positif kok.

Lalu, reksa dana FWD Asset IDX30 Index Equity Fund juga hanya mengalami penurunan di periode 1 tahun terakhir sebesar 0,12 persen.

Dari data-data ini, seharusnya tidak ada nasabah yang dirugikan terlalu dalam.

Lalu untuk pemilik unitlink atau asuransi di FWD juga tidak dirugikan. Pasalnya, FWD Insurance hanya memindahkan aset dari reksa dana ke investasi langsung ke SBN atau aset lainnya. Sehingga tidak ada yang terdampak.

Apakah Investasi ke Reksa Dana dengan Dana Kelolaan Kecil Berisiko Tinggi?

Jumlah dana kelolaan memang menjadi salah satu yang wajib diperhatikan dalam investasi reksa dana. Namun, bukan berarti reksa dana dengan dana kelolaan kecil nasibnya pasti berakhir ditutup.

💡
Ketentuan OJK, produk reksa dana yang dana kelolaannya di bawah Rp10 miliar harus dibubarkan.

Reksa dana dengan dana kelolaan kecil justru memiliki kelebihan, yakni manajer investasinya menjadi lebih fleksibel dalam menempatkan aset. Sehingga pertumbuhan aset menjadi lebih cepat dibandingkan dengan reksa dana dana kelolaan besar. Namun dengan beberapa syarat.

💡
Dengan dana kelolaan lebih kecil, manajer investasi bisa mudah bermanuver atur strategi investasinya. Soalnya, jika dana Rp50 miliar, dia mau rebalancing 10 persen dari total dana kelolaan, cuma sekitar Rp5 miliar, dan bisa dilakukan dengan cepat. Bayangkan, kalau dana kelolaan besar senilai Rp10 triliun. Mau rebalancing 10 persen berarti senilai Rp1 triliun. Di sini, manajer investasi akan keluar pelan-pelan dari aset tersebut. 

Pertama, dana kelolaannya menjadi kecil bukan karena ada penarikan besar-besaran hingga turun mendekati Rp10 miliar. Namun, karena produk baru dirilis dan sebagainya.

Kedua, pantau perkembangan dana kelolaan selama setahun saat mulai investasi. Apakah bisa bertumbuh atau malah stagnan. Jika stagnan atau turun mending cari produk yang lain. Beberapa yang diperhatikan antara lain, perkembangan return dan portofolio aset yang tertera di fund fact sheet.

Ketiga, cari tahu alasan dana kelolaan reksa dana ini terbatas. Apakah karena perusahaan aset manajemennya baru atau ada perusahaan aset manajemen yang sudah berdiri sejak lama baru merilis produk terbaru. Meski risikonya sama, tapi membeli reksa dana baru dari perusahaan aset manajemen baru juga lebih berisiko. Seperti, kejadian di Paytren Asset Management yang lagi proses dijual oleh Yusuf Mansur pada 2022 setelah didirikan pada 2017.

Intinya adalah ketika membeli reksa dana dengan dana kelolaan kecil di bawah Rp50 miliar harus dipantau secara berkala.

💡
Indikator dana kelolaan reksa dana: dana kelolaan kecil: Rp10 miliar - Rp100 miliar, dana kelolaan menengah: Rp100 miliar - Rp1 triliun, dana kelolaan besar: di atas Rp1 triliun

Kesimpulan

Reksa dana memang menjadi investasi yang cocok untuk pemula karena aset semuanya dikelola oleh manajer investasi yang teregulasi secara ketat oleh OJK. Namun, sebagai investor, kita tetap perlu memilih produk terbaik.

Bagaimana caranya?

Pertama, cari produk reksa dana dengan dana kelolaan skala menengah. Sehingga pertumbuhan kinerja masih bisa lebih cepat, tapi bisa manajemen risiko produk reksa dana turun ke bawah Rp10 miliar.

Kedua, lihat pergerakan keuntungannya. Bukan melihat seberapa tinggi cuannya selama 1 tahun terakhir. Namun, lihat apakah pergerakan keuntungannya bisa di atas dari benchmarknya. Jika selalu unggul di atas benchmarknya, berarti kinerja reksa dana ini oke, sedangkan jika sellau di bawah benchmark berarti kurang menarik. Untuk melihat apakah kinerjanya sesuai, di atas, atau di bawah benchmark yang bisa dilihat di Fact Fund Sheet setiap bulannya. [biasanya setiap asset management dan APERD (seperti Bibit, IPOT, Bareksa) menyediakan fact fund sheet terupdate setiap bulannya)

Ketiga, jika kamu pilih produk reksa dana saham, bisa lihat 10 portofolio terbesarnya. Kira-kira cocok tidak dengan gayamu.

Gimana, kalau kamu sudah diversifikasi ke reksa dana atau belum nih?