Begini Skenario Jika Grab Jadi Akuisisi GOTO

Kabar GOTO mau diakuisisi GRAB mencuat di tahun ketiga berturut-turut, apakah tahun ini akan kejadian? simak skenario jika Grab jadi akuisisi GOTO

Goto dan Grab

Mikirduit – GOTO bisa dibilang tidak membantah kabar rencana di-akuisisi hingga merger, tapi perseroan menegaskan belum mencapai kesepakatan dengan pihak-pihak tertentu. Menariknya, jika GOTO jadi merger dengan GRAB, ada potensi bisa berdampak terhadap beberapa emiten di Indonesia juga nih. 

Kabar GOTO akan merger dengan Grab muncul setelah perusahaan ride hailing asal Singapura itu berencana mencapai kesepakatan akuisisi GOTO pada kuartal II/2025.

Dalam berita yang dirilis oleh Reuters pada 7 Mei 2025 berjudul Grab Looks to Strike a Deal to Acquire Indonesia's GoTo in Q2, Sources Say jika pihak Grab lagi merekrut penasehat untuk menangani kesepakatan tersebut. Kabarnya Grab juga sedang berdiskusi dengan bank untuk pembiayaan aksi korporasinya.

Kabarnya, GRAB berencana membeli bisnis GOTO dengan harga 7 miliar dolar AS. Dengan asumsi angka tersebut, berarti harga belinya sekitar Rp96 hingga Rp107 per saham. Dengan asumsi, saham yang dilepas 100 persen dari total lembar saat ini atau sekitar 90 persen dengan asumsi riil publik di GOTO sekitar 10 persen. 

Perhitungan ini menggunakan skema Grab membeli GOTO. Asumsi opsi GOTO akan diambil sepenuhnya oleh GRAB mencuat setelah komisaris utama Boy Thohir mundur dari posisinya. Artinya, jika ada pergantian komisaris utama baru bukan dari pihak seperti Northstar, sebagai investor pertama atau pihak lainnya yang menjadi pengendali saat ini, ada potensi GOTO sepenuhnya dilepas ke GRAB. 

Di sisi lain, ada kabar jika GOTO hanya melepas bisnis ride-hailing dan jasa pengiriman makanan sehingga nantinya bisnis GOTO tersisa GoTo Financial. Nantinya, skema pelepasan bisnis ride-hailing tersebut bisa menggunakan skema seperti pelepasan Tokopedia ke Tiktok.

Ada kemungkinan GOTO masih memiliki porsi saham minoritas di bisnis ride-hailing yang diakuisisi oleh Grab tersebut. Sehingga, dari segi pendapatan, GOTO masih memiliki eksposure sebagai entitas asosiasi seperti yang terjadi ketika Tokopedia dilepas ke Tiktok.

Di sisi lain, apapun opsi akuisisi Grab ke GOTO ini bisa menimbulkan polemik dari para emiten yang menjadi pemegang saham-nya dengan status untuk bisnis, yakni TLKM dan ASII.

Mengulik Kepemilikan GOTO Oleh TLKM dan ASII

TLKM melalui Telkomsel dan ASII menjadi salah satu pemegang saham GOTO yang tercatat sebagai pemegang saham di bawah 5 persen.Telkomsel diketahui memiliki harga rata-rata Rp270 per saham (jika dihitung dari rekam jejak kepemilikannya dan tidak ada aksi jual hingga saat ini), sedangkan ASII dengan metode serupa pegang saham GOTO di harga Rp187 per saham. 

Jika dari sudut pandang investor, posisi ASII dan TLKM memang floating loss di saham GOTO, tapi keduanya memiliki saham perusahaan teknologi terbesar Indonesia itu bukan sekadar berinvestasi tapi juga punya relasi hubungan bisnis.

Seperti, ASII berinvestasi di GOTO untuk mengeksplorasi peluang kerja sama untuk meningkatkan produktivitas dengan model bisnis GOTO. Apalagi, ASII juga punya inisiatif di bidang digital. 

Salah satu bisnis kolaborasi antara GOTO dengan ASII adalah via Gofleet. Bisnis tersebut memberikan layanan sewa mobil untuk menjadi supir Gocar. Namun, kami tidak menemukan seberapa besar kontribusi bisnis Gofleet tersebut terhadap ASII. 

Begitu juga dengan TLKM, kepemilikan GOTO membuat perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu membangun sinergi bisnis dengan perusahaan teknologi tersebut. Salah satunya, seperti komunikasi antara driver dengan mitra, yang mana menggunakan jaringan Telkomsel. Lalu, layanan lainnya (yang kami juga tidak mengetahui secara detail). 

Sejak 2020 hingga kuartal I/2024, akumulasi nilai sinergi TLKM dan GOTO mencapai Rp4,8 triliun. (Sepanjang 2023 sekitar Rp1,7 triliun)

Sehingga jika menggunakan opsi Grab mengakuisisi saham GOTO, apakah artinya ASII dan TLKM berpotensi melakukan cut loss. Meski jika sudah ada hasil yang menguntungkan dari bisnisnya, aksi jual saham GOTO ini tidak ada dampak negatif dan menjadi positif karena mendapatkan nilai tunai. 

Lalu, jika Grab hanya mengakuisisi bisnis ride hailing GOTO, bagaimana dengan kolaborasi Gojek dengan TLKM dan ASII. Jika sudah tidak ada kolaborasi di ride hailing, ASII maupun TLKM bisa saja melepas saham GOTO yang tersisa bisnis GoTo Financialnya saja. 

Efek Jika Grab Mengakuisisi GOTO ke Bisnis Bank Digital

Selain TLKM dan ASII, jika kepemilikan GOTO sepenuhnya diambil alih oleh Grab, ada potensi ARTO harus berkonsolidasi dengan Superbank, bank kongsi antara Grab dengan EMTK atau Grab terpaksa melepas kepemilikan di Superbank atau ARTO (yang secara tidak langsung dimiliki oleh Gopay). 

Pasalnya, ada aturan single presence policy, yakni investor tidak diizinkan memiliki dua bank yang sama. Jika memilikinya, berarti harus dimerger atau divestasi. 

Grab memiliki saham Superbank sebesar 19,26 persen melalui PT Kudo Teknologi Indonesia. Selain itu, EMTK juga menjadi pihak terafiliasi Grab karena memegang sebagian kecil saham perusahaan ride hailing asal Singapura tersebut. Posisi EMTK juga menjadi pengendali di Superbank dengan kepemilikan 31,28 persen melalui Media Visitama. 

Jika Grab mengakuisisi GOTO secara penuh, berarti Grab secara tidak langsung akan menjadi pemegang saham ARTO. Pasalnya, 21,4 persen saham ARTO dipegang oleh PT Dompet Karya Anak Bangsa alias Gopay, meski pengendalian tetap ada di pihak Northstar melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia dan Wealth Track Technology Ltd. sekitar 40 persen.

Cara sederhana memang tinggal divestasi salah satu saja. Dalam kasus ini, Northstar mungkin akan tetap tertarik mengambil kepemilikan ARTO dari Gopay jika benar GOTO diambil alih oleh Grab. 

Namun, jika yang dilakukan adalah penjualan bisnis ride hailing, kedua bisnis bank ini tidak ada hubungannya lagi dengan aksi korporasi tersebut.

Harga Saham Meroket Dipicu Rilis Lapkeu, Kejar atau Wait and See?
Saat musim laporan keuangan, kita bisa dibuat terkejut ada saham yang biasanya tidur tiba-tiba terbangun. Kira-kira, apa action yang bisa dilakukan saat ada kenaikan atau penurunan harga saham akibat hasil laporan keuangan?

Jika GOTO Tinggal GoTo Financial

Sementara itu, jika GOTO memutuskan hanya melepas bisnis ridehailing saja artinya bisnis perseroan tinggal menyisakan GoTo Financial yang terdiri dari Gopay, Midtrans, dan Iris, serta entitas secara tidak langsung via Gopay, yakni ARTO. 

Kelebihannya, Gopay mungkin sudah memiliki database yang cukup banyak dari hubungan dengan Tokopedia serta Gojek (jika nantinya juga dilepas ke Grab). Sehingga, dengan database tersebut, Gopay yang bisa mengolahnya untuk tetap bisa mengembangkan bisnisnya. 

Walaupun begitu, kehilangan Gojek bisa menurunkan tingkat transaksi Gopay secara signifikan. Pasalnya, Grab sendiri sudah punya OVO sebagai sistem pembayaran. Kecuali, nantinya ada kesepakatan terkait sistem pembayaran bisa dengan Gopay maupun OVO sehingga lebih fleksibel. 

Di luar Gopay, Midtrans juga bisa menjadi salah satu senjata kuat GoTo Financial karena mengurus proses pembayaran secara business to business dengan data base yang cukup kuat juga.

Hanya saja, story kuat ARTO yang dikaitkan dengan ekosistem Grup GOTO yang kuat jadi mulai luntur. 

Selain itu, jika GOTO melepas bisnis ride hailingnya ke Grab, artinya hal itu membuktikan bisnis teknologi seperti marketplace dan ride hailing memang sulit mencapai tingkat keekonomian di Indonesia. Pasalnya, membutuhkan nafas modal lebih panjang untuk bisa bertahan hingga akhirnya mulai dari Bukalapak menutup bisnis marketplace produk fisik, GOTO menjual Tokopedia ke Tiktok, hingga kabar Gojek dilepas ke Grab.

Kesimpulan

Dengan berbagai rencana tersebut, apakah saham GOTO menarik? kami menilai saham GOTO memiliki tingkat fluktuasi yang cukup tinggi. Posisi saat ini juga bisa dibilang agak tinggi dengan perhitungan kami harga saham GOTO bisa mulai masuk jika koreksi ke Rp73 - Rp77 dengan catatan belum ada sentimen baru terkait apakah jadi atau tidaknya Grab melakukan akuisisi. 

Saham GOTO memiliki karakter yang cocok untuk trading dibandingkan dengan investing. Apalagi, banyak ketidakpastian terkait skema akuisisi GOTO oleh Grab tersebut.

Yuk Mulai Perjalanan Investasimu dengan Langkah yang Tepat Bersama Mikirsaham

Join membership Mikirsaham (dulu bernama Mikirdividen) dan dapatkan benefit:

  • Pilihan saham value-growth investing bulanan
  • Pilihan saham dividen yang potensial
  • Insight saham komprehensif serta actionnya
  • IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
  • Diskusi saham dan rekap diskusinya
  • Event online bulanan
  • Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan

Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini