Adu Saham yang Ekspansif, DOID vs TOWR, Mana yang Terbaik?

DOID dan TOWR menjadi dua emiten yang baru saja mengumumkan baru melakukan akuisisi. Dari kedua saham itu, kira-kira mana yang masih menarik untuk diborong?

Adu Saham yang Ekspansif, DOID vs TOWR, Mana yang Terbaik?

Mikirduit – Ada dua saham yang lagi proses akuisisi, yakni PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR). Dengan aksi korporasi itu, kedua perusahaan berpotensi meningkatkan porsi utang berbunganya.  kira-kira, mana pilihan saham yang lagi ekspansif anorganik terbaik?

DOID mengumumkan telah menandatangani perjanjian pembelian saham Atlantic Carbon Group, salah satu prodisen antrasit terbesar di Amerika Serikat yang mengoperasikan antrasit berkadar sangat tinggi di Pennsylvania, Amerika Serikat. Nilai transaksi akuisisi diperkirakan mencapai 122,4 juta dolar AS dan bakal rampung pada Juni 2024. 

Sementara itu, TOWR juga mengumumkan rencana akuisisi 90,11 persen saham IBST setelah menang tender mengalahkan MTEL. Belum ada angka resmi nilai akuisisi, tapi sebelumnya diperkirakan nilai akuisisi bakal mencapai 12-14 kali EV/EBITDA yang diasumsikan setara Rp7 triliun - Rp8 triliun. Namun, jika mengasumsikan dengan kapitalisasi pasar IBST saat ini bisa mencapai Rp5 triliun. 

Dari kedua aksi korporasi itu, saham mana yang menarik dilirik?

Saham DOID

Untuk aksi korporasi DOID ini, kami menilai beberapa sisi positif dan negatif untuk perseroan. 

Dari sisi positif, aksi akuisisi ini menjadi penyempurnaan rencana perseroan untuk mendiversifikasi bisnis batu bara termal di bawah 50 persen. Sebelumnya, DOID gagal menyaplok tambang batu bara metalurgi milik BHP Group di Australia senilai Rp50,37 triliun pada Oktober 2023. Namun, DOID menemukan alternatifnya dari produsen batu bara antransit dari Amerika Serikat ini. 

Batu bara jenis Antransit biasanya digunakan untuk produksi komersial baja rendah karbon atau low carbon steel. Lalu, jenis batu bara ini disebut bisa mengurangi emisi karbon dari proses produksi hingga 74 persen. 

Dengan mengakuisisi Atlantic Carbon Grup, DOID bakal punya cadangan batu bara antransit hingga lebih dari 25 tahun dengan kapasitas produksi mencapai 25 juta ton low carbon steel per tahun. 

Dari sini, ada dua hal positif yang didapatkan DOID, yakni potensi pendapatan diversifikasi non-batu bara termal. Lalu, mendapatkan pendapatan yang berbasis ESG karena batu bara antransit ini terhitung komoditas low carbon. 

Namun, ada juga dampak negatifnya, yakni tingkat utang DOID akan makin tinggi. Sampai 2023 kemarin, tingkat debt to Equity rasio (DER) DOID sudah tembus 3,83 kali. Meski, hampir 80 persen utangnya bertenor jangka panjang pada 2026-2028. Soalnya, sebagian dari modal untuk akuisisi diambil dari pinjaman sindikasi yang tersedia dari BBNI dan BMRI senilai 750 juta dolar AS. 

Jika dengan asumsi porsi kas internal dan pinjaman masing-masing 50 persen, tingkat DER DOID akan meningkat menjadi 4,05 kali. 

Namun, perseroan berani meningkatkan eksposure utangnya bukan tanpa perhitungan, DOID memperkirakan dari aksi akuisisi ini, perseroan bisa mendapatkan tambahan pendapatan sekitar 120 juta dolar AS hingga 130 juta dolar AS per tahun. Angka prospek tambahan pendapatan itu setara dengan 7 persen pendapatan DOID pada 2023. 

Memang secara persentase tidak terlihat besar, tapi artinya aksi akuisisi ini bisa membantu DOID mencatatkan pertumbuhan bisnis lebih cepat dan berkelanjutan, meski meningkatkan porsi utang berbunganya.

Adu Dua Saham Semen yang Super Murah, Bisa Diborong?
Dua saham semen ini sudah dianggap sangat diskon, tapi apakah berarti layak dibeli? simak ulasan lengkapnya di sini.

Saham TOWR

Saat bersamaan, TOWR juga umumkan rencana akuisisi IBST, emiten menara telekomunikasi milik Grup Sinarmas pada 5 Juni 2024. Aksi ini membuat TOWR menjadi saham menara telekomunikasi yang paling agresif ekspansi setelah sebelumnya akuisisi SUPR dan akuisisi aset fiber optik milik PT Alita Praya Mitra sepanjang 10.800 kilometer. 

Seperti halnya DOID, aksi akuisisi TOWR ini juga punya efek positif dan negatif ke perseroan. 

Dari sisi positif, TOWR akan meningkatkan jumlah kepemilikan menara dan fiber optik perseroan. Sampai data akhir 2022, IBST memiliki sekitar 16.642 km fiber optic dan 3.383 menara. 

Jika TOWR jadi mengakuisisi IBST, berarti perseroan akan memiliki 33.428 menara dan 202.000 km jaringan fiber optic. Dengan posisi aset itu, TOWR menjadi penguasa market fiber optik dibandingkan dengan dua emiten menara lainnya, yakni MTEL dan TBIG. Meski, untuk jumlah menara, TOWR masih kalah dari MTEL yang memiliki sekitar 38.000 menara. 

Salah satu poin menarik dari TOWR ini adalah untuk bisa mengoptimalkan jaringan 5G yang menghubungkan antara fiber optik ke menara sehingga menghasilkan jaringan yang cepat dan stabil. 

Sayangnya, meski ini menjadi titik positif bagi TOWR, tapi penetrasi jaringan 5G masih sangat rendah. Alasannya, biaya sewa spektrum frekuensi masih sangat tinggi. Sehingga, jaringan 5G dianggap belum memiliki market yang jelas, meski sudah banyak smartphone yang siap menerima jaringan tersebut. 

Salah satu kunci positif dari penetrasi TOWR ekspansi fiber optik dan menara lewat akuisisi perusahaan maupun aset adalah jika pemerintah mau menurunkan harga sewa spektrum frekuensi 5G sehingga harga paket lebih murah dan operator seluler mulai kampanye menjual paket 5G. 

Sisi negatifnya, hampir seperti DOID, tingkat utang berbungan terhadap ekuitas TOWR juga sudah cukup besar, yakni mencapai 2,13 kali. Untuk proses akuisisi IBST, kami belum mendapatkan informasi skema pembiayaan yang digunakan. Dengan posisi kas internal (kas setara kas) Rp1,13 triliun, kami ekspektasi akan ambil fasilitas pinjaman yang masih tersedia. 

Namun, apakah ini buruk bagi TOWR? sebenarnya tidak juga karena mayoritas utang perseroan untuk meningkatkan jumlah aset seperti menara maupun fiber optik. Dengan akuisisi IBST, berarti perseroan bakal mendapatkan tambahan pendapatan konsolidasi sekitar Rp1,19 triliun (dengan asumsi kinerja 2023) dalam setahun. Angka pendapatan itu setara dengan 9-10 persen pendapatan tahunan TOWR. 

Apalagi, jika penetrasi 5G makin meninigkat, kami menilai itu bisa mendorong pertumbuhan bisnis TOWR dan bisa terus menyelesaika kewajiban utang berbunga-nya.

Saham Menara Telko dan Operator Seluler Bakal Dilibas Starlink?
Starlink jadi topik paling hangat dalam beberapa bulan terakhir. Selaras dengan itu, harga saham telko juga mencatatkan penurunan yang signifikan. Apakah saham Telko bakal dilibas Starlink?

Kesimpulan

Jadi, apakah kedua saham ini layak dibeli atau lebih baik pilih salah satu?

Sejak Februari 2024 hingga 6 Juni 2024, harga saham DOID sudah naik sebesar 69 persen. Level harga saat ini sudah mencapai titik tertinggi saat DOID dikabarkan bakal akuisisi tambang batu bara metalurgi di Australia pada semester II/2023. 

Dari segi pergerakan harga, saham DOID sudah naik terlalu agresif sehingga berisiko tinggi untuk mencatatkan koreksi sementara. 

Namun, dengan asumsi jika konsolidasi bisnis DOID dan tambang batu bara antransit di Amerika Serikat (AS) itu lancar. Kami ekspektasi harga wajar DOID ada di kisaran Rp648 per saham dengan asumsi price to earning atio (PE) yang wajar bagi DOID akan ada di area 9 kali. 

Namun, angka wajar ini merepresentasikan fundamental DOID dalam jangka menengah sekitar 1-2 tahun ke depan. Jika dari sisi pergerakan harga, seharusnya ada peluang mendapatkan harga murah di dua titik sekitar Rp423 per saham hingga Rp505 per saham. 

Untuk TOWR, dengan asumsi sudah konsolidasi bisnis dengan IBST dan kondisi penetrasi pasar 5G belum meningkat signifikan, kami menilai asumsi harga wajarnya ada di Rp1.008 per saham. Posisi harga saham TOWR memang sudah sangat murah saat ini karena sektor telekomunikasi tengah dikhawatirkan dengan kehadiran Starlink. Apalagi, setelah ada sentimen Menko Maritim dan Investasi menyebut setelah ada Stalink tidak perlu menara BTS lagi. 

Padahal, layanan Starlink hanya untuk menutup celah di daerah yang sulit terjangkau oleh jaringan biasa. Dalam konsep direct to cell Starlink pun juga untuk tambahan paket internet agar tetap bisa diakses saat melewati daerah minim sinyal. 

Sehingga tekanan harga saham TOWR saat ini membuat saham menara telekomunikasi itu menarik. Apalagi, jika suku bunga sudah diturunkan, tingkat beban bunga utang yang floating dari TOWR juga berpotensi menyusut. 

Kira-kira, kalau kamu lebih tertarik DOID atau TOWR?

Telah Dirilis Ulasan 31 Saham Dividen Paling Oke untuk Jangka Panjang Periode 2024

Yuk join Mikirdividen sekarang juga, kamu akan mendapatkan semua benefit di bawah ini:

  • Update review laporan keuangan saham dividen fundamental bagus hingga full year 2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
  • Event online bulanan

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini