8 Checklist Pilih Saham IPO yang Cuan

Spekulasi masuk saham yang baru IPO bisa jadi salah satu cara dapat cuan cepat. Tapi risiko volatilitas masuk saham baru ini sangat tinggi. Jadi, gimana caranya deteksi saham IPO berpeluang cuan?

Saham IPO

Mikirduit - Setelah puasa saham IPO sejak 8 Mei 2025 (terakhir kali yang IPO, yakni DKHH), kini jelang akhir Juni 2025 ada sekitar 5 saham IPO mulai dari CDIA, BLOG, CHEK, COIN, hingga ASPR. Lalu, bagaimana cara pilih saham IPO yang punya peluang kenaikan terbaik?

Highlight
  • Setelah vakum sejak 8 Mei 2025, pasar kembali diramaikan oleh gelombang IPO baru seperti CDIA, BLOG, CHEK, COIN, dan ASPR.
  • Saham IPO dikenal sangat volatil dan lebih cocok untuk spekulasi jangka pendek, bukan investasi jangka panjang.
  • Ada 8 hal penting yang perlu dicek sebelum membeli saham IPO agar peluang cuan optimal dan risiko bisa diminimalisir.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Sebelum memutuskan beli, kita harus pahami dulu bahwa pergerakan saham IPO itu kebanyakan bergerak sangat volatil. Dalam satu hari bisa langsung ARA, sebaliknya juga bisa langsung ARB. 

Jadi, beli saham IPO itu high risk high return. Oleh karena itu, kami menyarankan untuk beli dengan modal secukup-nya, agar risiko bisa lebih diminimalisir.  

Saham IPO juga tidak semuanya bagus dan perlu diakui, bahwa saham IPO rata-rata hanya menarik untuk spekulasi dapat cuan jangka pendek saja. Jadi potensi hold hanya bisa beberapa hari atau minggu.

Kami tidak terlalu menyarankan saham IPO bisa average up, tetapi tidak menutup kemungkinan setelah beberapa bulan, jika fundamental-nya mulai menarik bisa jadi salah satu pilihan untuk investasi. 

Namun, di sini kami akan lebih menyoroti saham IPO dengan tujuan untuk spekulasi atau trading jangka pendek saja. 

Menurut pengalaman kami setiap kali masuk saham IPO, ada beberapa hal yang bisa jadi checklist untuk menilai saham IPO itu menarik atau tidak untuk dibeli, sebagai berikut:

Check Jumlah Lembar Saham Baru yang Diterbitkan

Salah satu poin yang terpenting saat emiten IPO adalah lembar saham baru yang diterbitkan untuk ditawarkan ke publik. Hal ini penting untuk bisa mengetahui beberapa hal seperti:

  • Potensi supply free float yang diserap publik sehingga bisa menggambarkan peluang volatilitas harga ke arah naik dalam jangka pendek besar. Semakin besar lembar saham free float, berarti risikonya harga susah naik lebih tinggi, sebaliknya semakin rendah jumlahnya berarti peluang naik cukup besar. Dari pengamatan kami, rata-rata saham IPO (terlepas dari jenis bisnisnya) bisa ARA minimal hari pertama adalah yang menerbitkan saham baru di bawah 1 miliar lembar saham. Namun, dalam beberapa kasus khusus seperti BREN dan CUAN bisa tetap ARA berjilid-jilid setelah IPO dengan jumlah lembar saham baru di atas 1 miliar lembar. Namun, probabilitasnya tetap kecil dan lebih besar di bawah 1 miliar lembar.
  • Cek dalam menawarkan saham ke publik ini ada porsi divestasi dari owner atau pengendali sebelumnya atau tidak. Jika ada divestasi, artinya ada risiko harga saham malah turun seperti yang dialami YUPI dan MDIY.

Check Bracket Price

Perusahaan yang mau IPO biasanya menawarkan harga dalam suatu rentang dari posisi terendah sampai tertinggi, inilah yang dinamakan bracket price. 

Masa menentukan harga final IPO ini biasanya akan melewati book building dahulu. Akan menarik untuk dibeli, jika hasil book building di harga mentok tertinggi. Karena, ini menunjukkan permintaan (demand) yang tinggi. 

Kalau harga di tengah-tengah ini menunjukkan minat yang kurang pada saat book building, berisiko waktu listing pergerakan harga bisa bergerak ke zona merah. Begitu juga ketika harga yang ditawarkan di rentang paling bawah, maka risiko terbawa ARB juga semakin tinggi. 

Biasanya, yang mencatat harga final di rentang tertinggi, waktu penawaran umum cenderung mengalami oversubscribed atau kelebihan permintaan dan potensi ARA di hari pertama.

5 Fakta Saham IPO BLOG, yang Terafiliasi AMRT dan MIDI
Saham BLOG yang menjadi bisnis distribusi dan logistik Djoko Sutanto, pemilik AMRT dan MIDI berencana IPO di waktu yang sama dengan CDIA. Berikut 5 Fakta terkait BLOG.

Waspada Allotment Jumbo! 

Kedua, kita harus check berapa banyak saham yang ditawarkan perusahaan untuk ritel. 

Akan lebih baik kita cari saham IPO yang menawarkan saham ke ritel dalam porsi yang ideal. Perlu dicatat dulu, jumlah saham yang akan dimiliki ritel itu nantinya dinamakan free float. 

Menurut regulator, minimal free float yang baik untuk menjaga likuiditas saham nantinya adalah 7,5%. 

Namun, dari jumlah free float itu kalau kebanyakan juga patut diwaspadai. 

Dalam suatu IPO kalau perusahaan terlalu banyak menawarkan saham baru atau saham divestasi, ini bisa jadi indikasi kalau itu untuk exit strategy. 

Apalagi, kalau allotment atau setelah penjatahan itu dapat persentase besar, kita harus waspada karena pergerakan porsi ritel yang banyak juga bisa membuat volatilitas harga makin tinggi. 

Hal itu karena psikologis ritel sulit untuk diukur. Kalau institusi hold suatu saham itu bisa relatif lama, sementara ritel dalam sehari saja bisa melakukan jual dan beli. Jadi, tak heran saham IPO dalam sehari bisa ARB, tapi bisa langsung terangkat lagi sampai ARA.

5 Fakta Saham CDIA yang Wajib Diketahui Sebelum BUY di e-IPO
IPO yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, CDIA resmi mengumumkan rencana IPO di e-IPO. Sebelum kamu BUY, wajib baca 5 hal yang harus diketahui dari CDIA ini.

Check Track Record Underwriter

Selanjutnya kita wajib check track record penjamin emisi yang digandeng perusahaan IPO ini. 

Dengan track record yang bagus kita bisa punya gambaran kalau setelah listing, saham IPO yang kita beli paling bergerak seperti apa. 

Underwriter yang berkualitas dan berpengalaman cenderung lebih mampu mengawal harga saham IPO dengan baik setelah listing. 

Menurut pengalaman kami, ada beberapa yang punya track record bagus, seperti Trimegah Sekuritas yang membawa saham AADI ARA 3 hari dan CBDK ARA 5 hari, lalu ada Henan Putihrai Sekuritas sukses mengawal CUAN ARA 6 hari, DAAZ ARA 7 hari, dan RATU ARA 10 hari. 

Namun, perlu dipahami, track record UW ini bisa bersifat subjektif. Jadi, ini hanya salah satu cara saja untuk jadi memberikan gambaran pergearkan saham setelah listing, dan belum tentu track record buruk suatu UW pergerakan saham IPO akan buruk juga. 

Check Siapa Pemilik Perusahaan 

Paling penting, kita harus check siapa pemilik perusahaan yang akan IPO. 

Pemilik perusahaan yang dicheck ini bukan hanya yang existing, tetapi termasuk afiliasinya. 

Karena, biasanya saham IPO itu ada yang merupakan anak usaha dari suatu grup konglomerat atau dari asing, tetapi dimiliki lewat perusahaan cangkang. 

Akan menarik kalau saham yang mau IPO itu masih ada afiliasi dari perusahaan konglomerat seperti sembilan naga, karena peluang demand dari investor akan cukup tinggi. 

Check Penggunaan Dana IPO

Berikutnya, check tujuan IPO, biasanya ini ada di bagian penggunaan dana IPO. 

Tujuan IPO yang paling utama adalah meraup dana segar. Tapi, dana ini akan digunakan untuk apa saja, itu yang jadi PR kita untuk mencermati lebih detail. 

Perlu diwaspadai kalau tujuan penggunaan dana IPO itu untuk bayar utang. Meskipun, utang akan mengurangi beban perusahaan dan membuat neraca lebih sehat, tetapi kalau itu porsinya banyak, jadinya tidak akan optimal. 

Karena tujuan IPO jadi berasa tutup lubang gali lubang. 

Akan lebih baik kalau tujuan IPO itu dananya lebih banyak digunakan untuk ekspansi, tetapi pastikan dulu bahwa dana-nya memang kebanyakan dihasilkan dari saham baru, karena ada beberapa perusahaan yang melakukan IPO dengan divestasi, hal ini patut diwaspadai karena bisa jadi indikasi exit strategi pemilik lama. 

Pastikan Perusahaan Sudah Profit 

Ini juga penting, untuk kita wajib check dulu profitabilitas perusahaan. 

Belajar dari perusahaan waktu IPO yang masih rugi seperti GOTO dan BUKA, akhirnya berujung pada gerak harga saham anjlok sampai puluhan persen dalam beberapa tahun ini.

 Jadi, lebih baik kita cari perusahaan yang sudah untung untung saja. 

Perusahaan yang sudah IPO akan menjadi awal mula dari kemampuan mereka untuk memberikan cuan lebih pada investor. Sebut saja, dividen karena pada dasarnya itu dibagikan dari sebagian laba bersih. 

Jika, perusahaan belum ada keuntungan, jangan-kan mau beri dividen. Fokus mereka masih untuk mempertahankan operasional bisnis lancar, setelah dapat profit pun mereka juga masih fokus memperkuat neraca atau posisi keuangan-nya. 

Check siapa saja yang listing di hari yang sama

Terakhir, pada saat memilih saham IPO, kita harus check adakah perusahaan yang listing di hari yang sama.

Akan lebih baik jika saham IPO listing di hari yang tidak banyak berbarengan dengan saham IPO lain. Ini karena likuiditas akan terpecah, sehingga peluang harga bisa ARA tidak terlalu tinggi, bahkan bisa berisiko kena ARB. 

Lebih menarik jika hanya ada satu emiten yang listing di hari tersebut. Ini akan menarik perhatian pasar untuk lebih fokus mencermati pergerakan harga emiten itu, 

Jadi, itu dia delapan cara untuk menilai saham IPO yang menarik dan potensial berikan cuan optimal. 

Kira-kira kamu sudah dapat pilihan saham IPO menarik kamu?

Jika Ingin Tau Action Dari Setiap Saham IPO yang Lebih Detail, Kamu Bisa Temukan Jawabannya di Mikirsaham

Kamu bisa mendapatkan insight dari diskusi real time hingga analisis saham komprehensif di Mikirsaham. Dapatkan benefit:

  • Pilihan saham value-growth investing bulanan
  • Pilihan saham dividen yang potensial
  • Insight saham komprehensif serta actionnya
  • IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
  • Diskusi saham dan rekap diskusinya
  • Event online bulanan
  • Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan

Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini