5 Saham Ala GARP Investing, Ada yang Sudah Kamu HOLD?

Salah satu strategi investasi antara value investing dan growth investing adalah GARP Investing. Apaan tuh? memang gimana cara milih saham ala mereka? berikut ini deretan saham Indonesia yang sesuai dengan metode GARP Investing

5 Saham Ala GARP Investing, Ada yang Sudah Kamu HOLD?

Mikirduit – Dalam dunia investasi saham ada tiga strategi investasi saham yang bisa digunakan, yakni value investing, growth investing, dan Growth a Reasonable Price alias GARP Investing. Memang apa itu GARP Investing dan apa saja saham yang sesuai dengan perhitungan tersebut?

GARP Investing bisa dibilang pilihan yang mengombinasikan value investing dengan growth investing. Di mana, para investor yang berinvestasi dengan GARP akan membeli saham yang punya potensi pertumbuhan cepat, tapi di harga wajar, artinya nggak murah, tapi juga nggak kemahalan. 

Secara teknis, GARP investing mencari saham yang dalam mode pertumbuhan, tapi ingin menghindari risiko beli saham di harga yang tinggi. Sehingga, orientasinya meski ke pertumbuhan bisnis yang agresif, tapi posisi beli tetap dengan price to earning (PE) yang dianggap masih wajar. 

Salah satu metriks utama dalam mencari saham dengan metode GARP investing adalah price to earning growth ratio (PEG). Teorinya, saham dengan PEG kurang dari 1 akan menunjukkan kalau rasio PE sejalan dengan pertumbuhan laba bersih. Sehingga, saham itu dinilai berada di harga wajar untuk dibeli. 

Namun, realitanya, dalam mencari saham GARP investing, kita juga perlu memastikan beberapa metriks seperti rata-rata pertumbuhan laba bersih per saham dalam 5 tahun, proyeksi di masa depan. Tujuannya, untuk benar-benar mengetahui PEG di bawah 1 kali terbentuk karena memang posisinya masih murah bukan karena ada faktor pernah mengalami pasang surut mengalami kerugian. 

Meski begitu, ada risiko dalam GARP investing yang harus kamu ketahui, yakni bukan berarti dengan berinvestasi dengan cara GARP, kamu akan dijamin bisa mendapatkan keuntungan. Pasalnya, ada banyak faktor yang bisa menggerakkan naik-turun harga saham seperti, disrupsi teknologi, kebijakan pemerintah, dan faktor lainnya seperti siklus yang bisa mempengaruhi bisnis. Jadi, kunci dari investasi GARP adalah bagaimana kondisi fundamental secara keseluruhan dari sebuah emiten. 

Lalu, emiten apa saja yang bisa menarik untuk diinvestasikan dengan metode GARP ini?

5 Saham GARP Investing di Indonesia

Dalam mencari 5 saham ala GARP Investing di Indonesia, kami menggunakan beberapa metriks selain PEG, seperti, pekiraan laba bersih per saham dari compounded annual growth rate (CAGR) dalam 2 tahun terakhir, dan EPS (laba bersih per saham) Growth Streak Annual.

Kami menggunakan dua metriks itu untuk mengetahui bagaimana tren pertumbuhan kinerja laba bersih emiten tersebut. Seperti, EPS Growth Streak Annual akan menunjukkan berapa periode secara tahunan emiten itu mencatatkan pertumbuhan laba bersih per saham berturut-turut. Lalu, ada saham apa saja?

5. Saham BBRI

Emiten yang baru saja mengumumkan pembagian dividen senilai Rp235 per saham dengan tingkat yield dari harga penutupan 1 Maret 2024 sebesar 3,8 persen menjadi salah satu saham yang sesuai dengan GARP Investing. 

BBRI memiliki tingkat PEG sekitar 0,89 kali yang berarti tingkat kenaikan harga masih cukup wajar jika dibandingkan dengan pertumbuhan bisnisnya. Lalu, BBRI juga mencatatkan EPS growth streak selama 3 tahun berturut-turut, artinya setelah pandemi Covid-19, BBRI terus mencatatkan pertumbuhan laba bersih. Serta mencatatkan perkiraan laba bersih dari CAGR 2 tahun terakhir cukup tinggi, sebesar 31,05 persen. 

Jika dilihat secara metriks valuasi relatif saja, harga BBRI memang terlihat mahal, tapi setelah melihat dengan asumsi GARP investing, saham BBRI masih layak untuk dibeli dalam kondisi saat ini. 

Meski, catatannya saham BBRI memiliki risiko kenaikan rasio kredit bermasalah atau NPL gross akibat berakhirnya restrukturisasi kredit bermasalah era Covid-19 untuk UMKM. 

4. Saham ASII

Meski, saham ASII lagi didera banyak sentimen negatif sejak akhir 2023, serta ada perkiraan laba bersihnya mengalami penurunan sebesar 6,5 persen di 2024. Namun, dengan metriks yang kami gunakan posisi ASII masih menarik sebagai saham GARP Investing. 

ASII memiliki tingkat PEG sebesar 0,37 kali dengan EPS growth Streak sebanyak 3 kali. Lalu, Expected EPS growth 2 tahun secara  CAGR sebesar 17,34 persen. 

Sebenarnya, saham ASII ini menarik, meski pergerakan harga saham dalam 10 tahun terakhir hanya berkisar di Rp5.000 hingga Rp8.000 per saham. Sehingga jika ambil harga saat ini cukup menarik dengan asumsi bisa melakukan take profit di Rp7.000 atau Rp8.000 per saham. Kecuali ada sentimen luar biasa yang membuat harga saham ASII meroket ke Rp10.000 per saham.

3. Saham ANTM

Saham ANTM memang lagi dalam tekanan. Sepanjang 2024 sampai 1 Maret kemarin saja, harga sahamnya sudah turun 14,7 persen. Banyak faktor, mulai dari kasus dengan Budi Said hingga kondisi industri nikel yang lagi tertekan penurunan harga komoditas.

Meski begitu, jika melihat metriksnya, PEG ANTM itu berada di 0,08 kali, sedangkan ANTM mencatatkan EPS growth streak annual sebanyak 3 kali dengan perkiraan laba bersih Growth 2 tahun CAGR sebesar 48,25 persen. 

Namun, harga saham ANTM ini karakternya adalah cyclical, dan bisa dibilang sektor nikel berada di siklus terbawahnya saat ini. Sehingga, sekarang bisa jadi momen terbaik untuk masuk ke saham-saham tersebut. Meski, harus siap dengan risiko ternyata kebangkitan harga komoditasnya cukup lama. 

Ada beberapa kunci kebangkitan saham nikel, seperti ANTM, yakni penurunan suku bunga The Fed dan pemulihan ekonomi China. Pasalnya, permintaan nikel cukup banyak di China juga. Jika keduanya terjadi, harga nikel bangkit, harga saham nikel seperti ANTM juga berpotensi bangkit.

2. Saham BRIS

Saham BRIS yang lagi mahal-mahalnya ternyata termasuk ke dalam salah satu saham GARP Investing lho. 

BRIS memiliki tingkat PEG sekitar 0,58 kali dengan EPS Growth Streak annual sebanyak 4 kali, serta expected EPS Growth 2 tahun CAGR sebesar 14,72 persen. Apakah berarti saham BRIS masih menarik?

Nah, kita perlu mencermati dalam 4 tahun terakhir, BRIS ada momentum merger yang cukup besar dengan Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah. Hal itu membuat angka pertumbuhan laba bersih per saham BRIS meningkat sehingga terlihat seolah-olah dalam mode pertumbuhan agresif. Angka PEG juga terdistraksi setelah hasil merger di mana pertumbuhannya signifikan. Bayangkan, dari laba bersih sekitar RP255 miliar di 2020, laba BRIS di 2021 naik menjadi Rp3,21 triliun akibat hasil merger. 

Artinya, posisi BRIS mungkin tidak dalam situasi nyatanya. Hingga nanti terlihat sekitar 5 tahun setelah merger bagaimana perkembangan bisnisnya. Dalam jangka pendek, BRIS akan ada sentimen divestasi BBRI dan BBNI dari saham tersebut untuk membuka jalan investor strategis masuk. 

Jika kamu sudah pegang BRIS di harga bawah sih menarik, tapi jika kejar harga pada level saat ini mungkin risiko fluktuasi harganya sangat tinggi ya. Posisinya cukup mahal juga soalnya.

1. Saham INCO

INCO menjadi saham peringkat pertama dalam perhitungan untuk GARP investing ini. INCO yang baru deal dengan pemerintah Indonesia memastikan operasional tambang nikelnya diperpanjang sehingga prospek ke depannya menjadi lebih pasti. 

INCO memiliki tingkat PEG sekitar 0,27 kali dengan EPS Growth Streak Annual sebanyak 4 kali dan Expected EPS Growth 2 Tahun CAGR sebesar 35,97 persen. 

Sebenarnya, cerita INCO ini mirip seperti ANTM, malah lebih kuat INCO pasalnya perseroan murni penambang nikel saja. Jika harga nikel pulih dari siklus terbawahnya, saham INCO bisa lebih menarik lagi. Apalagi, sudah ada kepastian tentang perpanjangan penambangan di Indonesia setelah deal terkait divestasi dengan pemerintah Indonesia.

Beli Saham yang Kinerjanya Lagi Turun atau yang Mau Bangkit?
Ada saham yang kinerjanya lagi turun dan mau bangkit. Mana yang kamu pilih untuk mulai dibeli? baca strategi ala mikirduit di sini.

Kesimpulan

Sesuai gaya setiap metode investasi, mereka tidak menggambarkan saham yang akan langsung naik besok, tapi butuh waktu yang cukup panjang. Kelima saham ini jelas masih punya prospek cerah, tapi tidak besok, lusa atau minggu depan. Mungkin beberapa bulan, hingga tahun baru terepresentasikan kepada harga sahamnya. 

Dari kelima saham yang dipilih menggunakan metode GARP Investing ini, ada yang jadi favoritmu?

MEMBURU DIVIDEN DI MUSIM RUPS TAHUNAN? YUK BELAJAR DAN DAPATKAN PILIHAN SAHAM DIVIDEN TERBAIK DI MIKIRDIVIDEN

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi bundling ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan (HINGGA Maret 2025)
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini