5 ETF Sektoral Pasar Saham US yang Bisa Dilirik
ETF menjadi salah satu alternatif investasi yang cukup menarik untuk dilirik. Selain ETF yang mengacu ke indeks pasar saham AS, ada juga ETF yang mengacu secara khusus ke sektor bisnis. Lalu, apa saja ETF sektoral yang menarik saat ini?

Mikirduit -- Dalam pembahasan sebelumnya, kami membandingkan ETF yang mengacu ke pasar saham AS secara keseluruhan (bisa ke indeks S&P 500, Dow Jones, Nasdaq, atau indeks lainnya yang merepresentasikan pasar saham Amerika secara keseluruhan). Kali ini, kami membahas strategi investasi di ETF AS yang mengacu ke sektor-sektor tertentu.
Highlight
- Strategi terbaik untuk masuk ke ETF sektoral AS adalah membeli saat sektor tersebut sedang tertekan dalam 6–12 bulan terakhir agar mendapatkan harga yang menarik.
- Dari delapan ETF sektoral yang dianalisis, XLE (energi) dan XLF (keuangan) dinilai paling menarik untuk investasi jangka menengah 2–3 tahun ke depan.
- ETF XLP (consumer staples) dan XLB (bahan baku) kurang menarik saat ini karena pertumbuhan sektornya terbatas, sementara sektor teknologi (VGT) dinilai masih terlalu mahal untuk dimasuki.
- Mulai investasi saham AS dengan mudah bersama XTB Indonesia dengan klik link di sini
- Gotrade Indonesia, platform yang juga memudahkan investasi saham AS di Indonesia. Jadi Nasabahnya sekarang dan dapatkan free tradingview jika gabung per Oktober 2025 dengan klik link di sini
Catatannya, kami membedakan pembagian ETF berdasarkan sektoral dengan saham-saham bisnis sejenis. Perbedaannya adalah ETF sektoral bisa mengambil sektor tertentu secara keseluruhan, sedangkan jika bisnis sejenis sudah masuk skala subsektor yang sama. Sehingga, kami tidak membahas ETF untuk emiten tambang emas GDX dalam list kali ini. (Kami akan bahas di periode selanjutnya).
Dalam bagian kedua ini, kami membahas 8 ETF yang mengacu ke sektor saham di pasar saham AS serta strateginya.
Untuk masuk ke ETF sektoral, kami menyarankan ambil posisi saat harga ETF dalam 6 - 12 bulan lagi negatif. Artinya, sektor tersebut lagi dalam tekanan akibat sentimen negatif secara sektoral. Dengan begitu, kita bisa masuk di harga yang menarik.
Adapun, 8 ETF sektoral yang kami analisis antara lain:
1. VGT di sektor teknologi
2. XLF di sektor keuangan
3. XLV di sektor kesehatan
4. XLY di sektor consumer discretionary atau di Indonesia istilahnya consumer cyclical
5. XLB di sektor bahan baku
6. XLE di sektor energi
7. XLP di sektor consumer staples kalau di Indonesia Consumer non-cyclical
8. XLU di sektor utilities atau terkait infrastruktur
Lalu, dari ke-8 ini mana yang kenaikan posisi harganya belum tinggi? kami mencatat ada 4 ETF sektoral yang bisa dipertimbangkan.
ETF XLF
ETF XLF merupakan ETF yang mengacu ke sektor keuangan di pasar saham AS. Jika melihat kinerja historis per 22 Oktober 2025, penurunan yang terjadi di XLF baru terlihat pada periode 1 bulan sebesar 2,8 persen.
Hal ini bisa mengindikasikan tren penurunan yang mungkin baru mulai terjadi, setidaknya dalam 3 bulan terakhir (karena tren kinerja dari 6 bulan hingga 1 bulan terus menyusut).
Secara teknis belum masuk area BUY jangka menengah untuk ETF ini, tapi jika ingin dollar cost averaging secara bertahap tetap menarik.
Adapun, 10 besar saham yang di-hold dalam ETF XLF ini (mencakup 55 persen portofolionya) ada BRK-B, JPM, V, MA, BAC, WFC, GS, MS, C, dan AXP. Jika ada perbaikan ekonomi yang signifikan dalam 2-3 tahun ke depan harusnya ETF ini juga bisa menarik. Pasalnya, ETF ini berisi dari seluruh perusahaan keuangan dari bank, payment gateway, hingga perusahaan investasi di AS.
Menariknya, ETF ini juga ada dividen dengan rata-rata yield terakhir secara historis sekitar 1,36 persen. Serta, expense rasio yang cukup murah hanya 0,08 persen.
ETF XLV
ETF XLV, yang fokus di sektor kesehatan, juga bisa dilirik karena malah mulai menunjukkan tanda rebound meski kembali konsolidasi dalam sebulan terakhir. Pergerakan ETF XLV dalam sebulan terakhir naik 6,22 persen, meski secara tahunan masih turun 2,24 persen. Catatannya, dalam 5 tahun kenaikan ETF ini hanya 45 persen, lebih rendah dari XLF yang naik 113 persen dalam 1 tahun terakhir.
Sektor kesehatan yang termasuk farmasi di dalamnya ini berpotensi diuntungkan dari penurunan suku bunga. Jika ekonomi membaik, ada potensi investasi dana para konglomerat untuk masuk proyek pengembangan farmasi dan bioteknologi juga kembali meningkat.
Jika dilihat 10 saham yang di-hold dalam ETF SLV (Mencakup 56,5 persen dari total portofolionya) antara lain, LLY, JNJ, ABBV, UNH, ABT, MRK, TMO, ISRG, AMGN, dan PFE.
ETF ini juga membagikan dividen yield secara historis terakhir sekitar 1,75 persen. Angka itu lebih besar dari XLF. Tingkat expense rasio sekitar 0,08 persen.

ETF XLB
ETF XLB berfokus ke komoditas bagan baku, termasuk logam-logaman. Jika dilihat secara historis, XLB ini lagi menghadapi tekanan secara sektoral. Hal itu terlihat penurunan harga ETF XLB dari 1 bulan, 3 bulan, dan 1 tahun. Namun, ruang fluktuasinya secara historis dalam 5 tahun terakhir juga cenderung terbatas hanya 35 persen.
10 besar saham yang masuk dalam ETF XLB yang setara 62 persen dari total portonya antara lain, LIN, NEM, SHW, ECL, VMC, APD, MLM, DD, FCX, dan CTVA.
XLB juga memberikan tingkat dividen yield historis terakhir sekitar 1,92 persen, lebih besar dari XLF maupun XLV. Dengan expense rasio sebesar 0,08 persen.
ETF XLE
ETF XLE fokus di sektor energi, termasuk migas dan batu bara. Berhubung Amerika Serikat, porsi saham migasnya lebih besar daripada energi lainnya.
Menariknya, jika dilihat dalam beberapa timeframe, XLE lagi mengalami penurunan. Seperti, dalam bulanan turun 2,07 persen, sedangkan dalam tahunan turun 3,75 persen. Lalu, historikal upside-nya cukup besar karena pernah sentuh 195 persen.
10 saham yang berada di XLE dan mencakup 76 persen dari total asetnya antara lain, XOM, CVX, COP, WMB, EOG, MPC, KMI, PSX, VLO, dan SLB.
Secara historis, XLE menjadi salah satu ETF sektoral dengan dividen yield terbesar yang mencapai 3,23 persen. Dengan expense rasio sebesar 0,08 persen.
ETF XLP
ETF XLP berisi saham-saham yang ada di consumer non-cyclical atau staples. Jika dilihat historis dalam beberapa timeframe, sektor ini lagi lagi tertekan. Jika dilihat 1 bulan turun 0,11 persen, 3 bulan turun 2,19 persen, 6 bulan turun 2,22 persen, dan 12 bulan turun 2,77 persen.
Jika merujuk 10 saham terbesar yang ada di ETF ini (setara 61 persen dari aset) ada seperti WMT, COST, PG, KO, PM, MDLZ, MO, PEP, CL, dan MNST. Tingkat dividen yield secara historis-nya juga lebih besar dari XLF, XLV, dan XLB, yakni 2,7 persen dengan expense ratio sebesar 0,08 persen.
Kesimpulan
Lalu, mana ETF sektoral yang palig menarik dalam kondisi sekarang? kami menilai XLE dan XLF bisa jadi pilihan jika mencari posisi ETF yang lagi turun. Dengan catatan periode hold-nya bisa mencapai 2-3 tahun.
Alasannya, XLE bisa terdorong jika harga minyak naik ke 80 dolar AS per barel pada 2027-2028. Sehingga posisi harga beli saat ini akan cukup menarik. Sementara itu, XLF menarik karena menjadi salah satu tulang punggung sektoral di pasar saham AS selain energi.
Sementara itu, XLP dan XLB kami skip karena kondisinya kurang menarik. XLP banyak diisi oleh perusahaan matang yang growthnya sudah terbatas. Meski, jika ada perbaikan ekonomi, XLP bisa jadi menarik. Sementara itu, XLB di AS bukan salah satu sektor primadona.
Sebenarnya, jika ingin sektor andalan di pasar saham AS kita bisa melirik VGT yang berisi saham teknologi. 10 saham terbesar yang mewakili 57 persen aset-nya berisi NVDA, AAPL, MSFT, AVGO, ORCL, PLTR, CSCO, AMD, IBM, dan CRM. Namun, kami mengkhawatirkan posisi saat ini kurang bagus untuk masuk ke sektor tersebut.
Mau Mulai Investasi di Pasar Saham AS Sekarang Juga?
Ada beberapa platform dari Indonesia yang bisa membuatmu bertransaksi di saham AS dengan mudah dan cepat. Dua platform saham AS di Indonesia antara lain:
- XTB Indonesia, platform yang sudah mendunia terutama di Eropa, daftar jadi nasabahnya sekarang dengan klik link di sini
- Gotrade Indonesia, platform yang juga memudahkan investasi saham AS di Indonesia. Jadi Nasabahnya sekarang dan dapatkan free tradingview jika gabung per Oktober 2025 dengan klik link di sini