3 Saham Dividen yang masih Diskon Setelah Melewati Ex-Date
Juni sudah mau berakhir yang menjadi tanda akhir dari pesta dividen final. Saatnya mulai memburu saham-saham dividen yang masih murah. Kira-kira siapa saja saham dividen yang masih murah setelah ex-dividen?

Mikirduit – Ada beberapa saham dividen jumbo yang telah melewati periode ex-date dividennya dan kini harganya sudah murah. Pertanyaannya, kira-kira seberapa menarik saham-saham yang dikenal dividen jumbo itu untuk dilirik?
Highlight
- Saham dividen jumbo cenderung naik jelang cum-date dan turun setelah ex-date, menciptakan peluang jual-beli bagi investor yang jeli melihat momentum.
- PTBA, TPMA, dan PBID memiliki valuasi yang relatif murah pasca ex-date dengan proyeksi dividend yield tinggi di atas 9%, meskipun menghadapi tantangan fundamental masing-masing.
- Penurunan suku bunga global dan pemulihan ekonomi berpotensi menjadi katalis positif untuk mendorong harga saham dividen kembali naik sebelum periode pembagian dividen berikutnya.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Pola saham dividen memiliki kecenderungan kenaikan yang cukup signifikan saat jelang cum-date (periode jika beli sahamnya masih dapat hak dividen, tapi jika jual sudah tidak mendapatkan hak), sedangkan terjadi penurunan yang bisa melebihi tingkat dividend yield pada periode ex-date (periode jika jual saham masih dapat hak dividen, sedangkan jika beli tidak dapat hak dividen).
Semakin besar tingkat dividend yield sebuah saham, tingkat fluktuasi jelang cum-date dan setelah ex-date akan semakin besar. Hal itu bisa jadi anomali yang membuat momentum jual-beli. Misalnya, kamu yang hold saham dividen di harga murah akan memiliki opsi jual saat cum-date karena ada kenaikan yang bisa melebihi tingkat dividend yield.
Sebaliknya, jika ingin membeli saham dividen ada potensi menarik ketika ex-date karena ada anomali penurunan harga yang membuat secara valuasi masih murah. Lalu, apa saja saham dividen jumbo yang menarik dilirik?
Saham PTBA
Harga saham PTBA sudah mendekati level murah pada Maret 2025 di sekitar Rp2.420 per saham pada penutupan 25 Juni 2025. Jika dilihat secara PBV Band dalam 5 tahun terakhir, valuasi PTBA sudah brada di bawah standard deviasi -1 yang sebesar 1,22 kali. Dengan asumsi wajar konservatif ada di Rp2.646 per saham.
Tantangan dari PTBA adalah potensi tren kinerja keuangan yang masih terus turun jika harga dan permintaan batu bara masih cukup lemah.
Dari konsensus analis, laba bersih per saham PTBA diperkirakan bisa turun 27,31 persen menjadi Rp322 per saham pada 2025. Hal ini mengacu angka harga rata-rata batu bara yang masih rendah sekitar 90-110 dolar AS per ton.
Dengan asumsi itu, jika PTBA tetap bagikan dividen 75 persen dari laba bersih 2025, berarti proyeksi dividen per saham sekitar Rp241,5 per saham. Dengan harga penutupan per 25 Juni 2025, berarti tingkat dividend yield sekitar 9,98 persen.
Momentum dari PTBA adalah jika ada penurunan suku bunga Federal Reserve pada September dan Oktober 2025 yang diperkirakan total bisa 50 bps dalam 2 rapat tersebut. Jika itu terjadi bisa jadi angin segar untuk saham komoditas dan pemulihan ekonomi secara global.
Saham TPMA
Saham TPMA juga menjadi salah satu saham dividen jumbo yang setelah ex-date harganya masih cukup murah. Harga saham TPMA per 25 Juni 2025 berada di area harga terendah pada awal April 2025.
Posisi valuasi PBV Band 5 tahunnya TPMA saat ini berada mendekati PBV standard deviasi -1-nya. Dengan asumsi wajar konservatif ada di Rp623 per saham.
TPMA juga mendapatkan tantangan dari lesunya permintaan komoditas yang mempengaruhi permintaan distribusi komoditas. Bahkan, salah satu mitra perusahaan patungannya dari China, yakni Tsingshan sempat dikabarkan menutup produksi stainless steel di Indonesia sementara karena harga jual yang rendah. Padahal, TPMA dan Tsingshan masih ada kontrak terkait pengiriman kapal baru untuk akomodasi distribusi nikel.
Jika menghitung laba bersih 12 bulan terakhir dari kinerja kuartal I/2025, skenario tanpa pertumbuhan di kuartal selanjutnya bisa membuat laba bersih TPMA naik 1,77 persen menjadi Rp115 per saham. Jika TPMA membagikan 70 persen labanya sebagai dividen, berarti dividen per saham sekitar Rp80,5. Dengan menggunakan harga penutupan pada Rabu 25 Juni 2025, tingkat dividend yield-nya masih tembus 14,25 persen.
Jika ada penurunan suku bunga Federal Reserve dan membuat ekspektasi permintaan komoditas pulih, ditambah ada data-data ekonomi China yang membaik, hal tersebut bisa menjadi momentum saham TPMA untuk kembali bangkit.

Saham PBID
Saham PBID juga menjadi salah satu saham dividen yang masih murah pasca ex-date dividennya. Harga saham PBID per 25 Juni 2025 berada di area terendah sejak awal April 2025.
Jika mengacu ke PBV Band PBID, posisi valuasi perseroan sudah di bawah PBV Mean 5 tahunnya. Adapun, asumsi wajar PBID menurut perhitungan kami ada di Rp537 per saham.
Di sisi lain, kinerja PBID di kuartal I/2025 mencatatkan penurunan tipis. Seperti, pendapatan turun 4 persen, sedangkan laba bersih turun 23 persen. Jika menghitung laba bersih 12 bulan terakhir dari kinerja kuartal I/2025, skenario tanpa pertumbuhan di kuartal selanjutnya bisa membuat laba bersih PBID turun 6,25 persen menjadi Rp60 per saham.
Jika menggunakan asumsi dividend payout rasio sebesar 80 persen, berarti dividen per sahamnya sekitar Rp48 per saham. Dengan menggunakan harga penutupan pada 25 Juni 2025, tingkat dividend yield-nya sekitar 9,76 persen.
Tantangan PBID selanjutnya adalah wacana penerapan cukai plastik oleh pemerintah yang sempat tertunda. Jika rencana itu kembali mencuat bisa menjadi sentimen jangka pendek untuk PBID.
Namun, jika ada penurunan suku bunga dan potensi pemulihan daya beli masyarakat, kami menilai ruang pertumbuhan kinerja PBID bisa kembali terbuka. Apalagi, PBID menjadi salah satu pemain produksi plastik besar di Indonesia.
Kesimpulan
Untuk masuk ke saham dividen yang diasumsikan murah ini memiliki periode waktu hingga periode dividen selanjutnya. Jika nantinya harga saham jelang dividen bisa naik, beberapa opsi action yang bisa dilakukan adalah:
- Jual di cum-date jika capital gain lebih besar daripada dividen yield yang diterima dengan perhitungan harga rata-rata beli. Nantinya bisa mengulangi transaksi BUY lagi saat periode ex-date untuk bisa mendapatkan keuntungan yang konsisten.
- HOLD jika ingin ambil dividen dan tidak mau repot jual-beli saat cum-date dan ex-date. Selama beli di harga murah, risiko turun ke bawah harga rata-rata sangat rendah kecuali ada risiko ekonomi tidak terduga.
Selain ketiga saham ini, kami juga sudah mengulas strategi investasi 10 saham dividen yang murah, termasuk ada 3 yang jadi pilihan Mikirdividen, mau tau apa saja?
Kamu bisa mendapatkan insight dari diskusi real time hingga analisis saham komprehensif di Mikirsaham. Dapatkan benefit:
- Pilihan saham value-growth investing bulanan
- Pilihan saham dividen yang potensial
- Insight saham komprehensif serta actionnya
- IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
- Diskusi saham dan rekap diskusinya
- Event online bulanan
- Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan
Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini