2 Sentimen Pendorong Pasar Saham Indonesia, Begini Arah Tren Bullishnya
Pasar saham Indonesia tiba-tiba bergairah total dalam 2 perdagangan terakhir asing mencatatkan net buy hingga Rp3 triliun. Lalu, apa yang mendorongnya dan bagaimana strategi investasi saham?

Mikirduit – IHSG mencatatkan kenaikan yang cukup agresif dalam dua hari terakhir. Apakah mimpi direktur utama IDX membawa IHSG ke 8.000 jelang 17 Agustus 2025 bisa menjadi kenyataan? bagaimana investor ritel merespons kenaikan agresif ini?
Highlight
- Kenaikan agresif IHSG didorong masuknya DSSA dan CUAN ke MSCI Standard Global Index yang memicu inflow asing signifikan, ditambah sentimen positif dari inflasi AS yang di bawah ekspektasi.
- Potensi penurunan suku bunga The Fed pada September 2025 membuka peluang bagi sektor perbankan, properti, komoditas, consumer goods, dan ritel untuk dilirik investor.
- Investor disarankan masuk secara bertahap saat harga masih murah atau mulai realisasi cuan jika keuntungan sudah optimal, sambil mengantisipasi potensi konsolidasi pasar.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
IHSG mencatatkan kenaikan 2 persen pada penutupan 12 Agustus 2025. Lalu, dilanjutkan kenaikan hampir 1 persen dalam setengah jam pertama pembukaan market pada 13 Agustus 2025.
Ada beberapa indikasi yang membuat pasar saham Indonesia kembali naik:
Pertama, setelah selama sepanjang 2025, tidak ada saham Indonesia baru yang masuk MSCI, dalam rebalancing edisi Agustus 2025, DSSA dan CUAN masuk dalam standard global MSCI. Konon, karena masuknya dua saham tersebut ke MSCI memacu bobot saham Indonesia di MSCI lainnya yang berpotensi mendorong inflow asing masuk.
Kenaikan bobot itu selaras dengan potensi inflow asing dari passive fund ke pasar saham Indonesia sekitar 1,17 miliar dolar AS. Angka itu menjadi yang paling mencolok dibandingkan dengan emerging market lainnya yang rata-rata diperkirakan mencatatkan outflow.
Hal itu disebut memicu investor asing masuk sebelum rebalancing MSCI di akhir Agustus 2025. Seperti, net buy asing dalam dua perdagangan terakhir (11-12 Agustus 2025) sudah mencapai Rp3 triliun.
Kondisi inflow asing yang kembali masuk juga membuat indeks LQ45 kembali bergairah. Pasalnya, saham-saham pilihan asing dengan dana besar berada di saham-saham indeks paling likuid tersebut.
Kedua, sentimen positif pasar saham juga didorong oleh data inflasi Amerika Serikat yang di bawah konsensus market. Inflasi Amerika Serikat per Juli 2025 secara bulanan turun 0,2 persen, sesuai dengan konsensus. Namun, secara tahunan sebesar 2,7 persen atau di bawah konsensus yang ekspektasi ke 2,8 persen.
Kondisi inflasi AS yang melandai membuka peluang penurunan suku bunga The Fed pada 16-17 September 2025 menjadi terbuka lebar. Dari Fed Rate Monitor Tool, suku bunga bank sentral Amerika itu memiliki probabilitas diturunkan pada September 2025 sebesar 93,6 persen. Artinya, potensi penurunan hampir pasti dengan tren kenaikan probabilitas tersebut.
Fed Monitor Tool mencatat, ekspektasinya penurunan suku bunga akan berlanjut di Oktober 2025 dengan kemungkinan 62,2 persen, serta Desember dengan kemungkinan 47,2 persen. Untuk Desember, tingkat kemungkinan masih di bawah 50 persen sehingga ada kemungkinan ditahan. Serta, ada siklus sikap The Fed jika sudah menurunkan suku bunga di bulan sebelumnya, maka di akhir tahun cenderung menahan suku bunga.
Strategi untuk Investor Ritel
Jika merunut yang menjadi sentimen adalah potensi inflow asing masuk, serta potensi penurunan suku bunga. Artinya, saham-saham fundamental bagus dengan bobot besar ke IHSG bisa jadi pilihan.
Secara siklus, dengan efek momentum suku bunga, berarti saham sektor bank, properti, dan komoditas bisa dilirik. Selain itu, saham consumer goods dan ritel yang sudah murah juga bisa dilirik.
Namun, yang harus diperhatikan adalah selama harga sahamnya masih murah bisa jadi pilihan untuk masuk. Misalnya, dari 14 saham large caps value investing Mikirsaham per Juli 2025, hanya tersisa 9 yang masih masuk area beli maksimal kami. 9 saham tersebut, termasuk BMRI, BBCA, dan BBNI. Namun, dengan timeframe hold maksimal hingga 2 tahun dan tidak menutup kemungkinan risiko floating loss sementara jika ada perubahan arah market dalam jangka pendek.
Untuk itu, jika posisinya baru mau masuk, kamu bisa strategi masuk bertahap minimal 2-5 kali untuk merespons jika ada penurunan market yang signifikan.
Di sisi lain, bagi yang sudah mencatatkan keuntungan bisa mulai panen jika keuntungannya telah dirasakan optimal. Kami menilai jika tidak ada sentimen yang tidak terduga, IHSG bisa melanjutkan tren bullish hingga pekan pertama atau kedua September 2025. Kecualli untuk saham yang sudah di-plot untuk dividend investing (biasanya dengan modal besar untuk dividend for living sehingga dividend setiap tahunnya bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari).
Berapa keuntungan yang menarik? tergantung dari kondisi saham masing-masing seperti:
- Kamu sudah nyangkut lama dan secara prospek emiten-nya tidak terlalu spesial bisa cuan bungkus
- Kamu beli di harga tinggi dan sekarang sudah cuan dengan prospek momentum saham tidak ada yang menarik bisa cuan bungkus
- Keuntungan sudah setara 3-5 tahun dividend yield, dalam artian jika dividend yield yang diharapkan 10 persen per tahun, berarti total keuntungan di atas 30 persen bisa lepas.
Pertanyaannya, kalau jual sekarang terus nanti naik lagi gimana? untuk ini ada beberapa cara yang bsia dilakukan:
- Jika kamu tipe yang tidak ikhlas jika eks harga saham yang dipegang lanjut naik bisa jual setengah dari total kepemilikan. Sehingga ada yang sudah realize, sisanya tinggal nunggu ke mana angin membawanya. Keuntungannya jika naik kamu bisa mendapatkan keuntungannya. Risikonya, jika mengalami penurunan berarti keuntungan menjadi kurang optimal
- Jika kamu tipe yang ikhlas bisa cuan seluruhnya dan tidak mempedulikan harga saham yang telah dijual bakal naik atau turun ke depannya. Keuntungannya, jika harga saham malah turun, keuntunganmu tetap optimal. Risikonya ketika harga saham naik, kamu hanya tidak mendapatkan keuntungan tapi tidak berpotensi merasakan kerugian.

Kesimpulan
Dalam 2 tahun terakhir, siklus market saham begitu cepat. Bahkan, IHSG bisa dibilang berada di siklus sideways besar sejak 2022 hingga saat ini. Sehingga ketika ada keuntungan yang sudah signifikan disarankan bisa keluar terlebih dulu sambil menunggu market bisa lebih murah lagi.
Apakah periode bullish ini tidak akan berjalan lebih lama dan panjang lagi? kami menilai dengan kenaikan agresif dalam 2 bulan terakhhir, ada potensi pasar saham akan mengalami konsolidasi terlebih dulu sebelum kembali naik. Untuk itu, jika ada cuan yang sudah cukup besar bisa direalisasikan.
Mau dapat Update Saham Bulanan Mikirsaham Edisi Agustus 2025 yang Terbaru?
Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:
- Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
- Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
- Curhat soal kondisi porto-mu
- Update perkembangan market secara real-time
- Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait
Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini