Siklus 7 Saham Ritel di Akhir Tahun, Bisa Dorong Harga atau Cuma Sekadar Mitos?

Saham ritel sering dikaitkan dengan siklus promo akhir tahun yang bisa membuat kinerja keuangannya meroket. Namun, apakah itu akan inline dengan prospek harga sahamnya?

saham ritel

Mikirduit – Ada sektor saham yang mendapatkan sentimen positif secara fundamental (bisnisnya) maupun harga sahamnya jelang akhir tahun. Yaps, saham itu adalah sektor ritel, untuk itu, kami akan membandingkan saham-saham peritel yang paling cuan di akhir tahun. Serta mengungkapkan apakah potensi kenaikan harga saham ritel di akhir tahun ini mitos atau fakta?

Highlight
  • Secara fundamental, kinerja keuangan sektor ritel masih menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan perbaikan laba bersih di beberapa emiten seperti MAPI, MAPA, ACES, dan RALS, meski tren margin laba mulai melambat pada 2024.
  • Berdasarkan data historis, harga saham ritel justru cenderung melemah di akhir tahun dan baru menunjukkan kenaikan pada Februari–Maret tahun berikutnya saat laporan keuangan kuartal keempat dirilis.
  • Dengan demikian, anggapan bahwa saham ritel selalu naik di akhir tahun merupakan mitos, karena momentum kenaikan harga yang lebih konsisten justru terjadi di awal tahun berikutnya.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Kami mengambil sampel 7 saham ritel, yakni MAPI, MAPA, ERAA, ERAL, ACES, LPPF, dan RALS. Sementara itu, MDIY tidak dimasukkan karena baru banget IPO sehingga tidak ada data yang cukup untuk dinilai siklusnya.

Kami mengambil sampel 7 saham ritel, yakni MAPI, MAPA, ERAA, ERAL, ACES, LPPF, dan RALS. Sementara itu, MDIY tidak dimasukkan karena baru banget IPO sehingga tidak ada data yang cukup untuk dinilai siklusnya.

Hasilnya, kami mendapatkan dua pandangan utama:

Pertama, dari sisi kinerja tiga bulan kuartal keempat dibandingkan dengan kuartal ketiga. Dari segi pendapatan pada 2022-2024, rata-rata kenaikan pendapatan mencapai double digit. Paling besar di 2022 ada ERAA sebesar 25,91 persen, di 2023 ada LPPF dengan kenaikan 38 persen, di 2024 ada ERAL yang naik 47 persen.

Kedua, jika dari pendapatan kompak mencatatkan kenaikan signifikan, lain halnya dengan laba bersih. Tren laba bersih tiga bulan kuartal keempat pada 2022 dari ketujuh saham ritel itu memang bagus. Bahkan, laba bersih ACES, LPPF, dan RALS tumbuh di atas 100 persen. Tren itu berlanjut di tahun selanjutnya. ERAA naik 819 persen (karena labanya low base di kuartal ketiga hanya Rp36 miliar, sedangkan kuartal keempat menjadi normal kembali Rp331 miliar). Lalu, LPPF mencatatkan turnaround dari rugi di kuartal ketiga menjadi laba di kuartal keempat, serta laba RALS naik 475 persen. Meski, di periode ini MAPI mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 9 persen.

Tren juga tidak berlanjut indah di tahun selanjutnya, MAPA, ERAA, dan ERAL mencatatkan penurunan laba bersih. Meski, LPPF kembali mencatatkan turnaround, dan RALS mencatatkan kenaikan laba bersih 1.120 persen.

Ketiga, ada tren perlambatan pertumbuhan kinerja keuangan saham ritel di kuartal keempat dalam tiga tahun terakhir. Misalnya, dari segi pendapatan, MAPA menjadi yang paling agresif di 2023 dengan pertumbuhan 33 persen, tapi di 2024 hanya tumbuh 19,9 persen. Begitu juga induknya MAPI yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan 17 persen di 2023, tapi hanya mampu tumbuh 7,29 persen di 2024.

Meski begitu, dari segi laba bersih justru sebaliknya. Saat kinerja laba bersih 2023 berdarah-darah, tapi di 2024 malah lebih baik. Kedua saham yang mencatatkan perbaikan kinerja antara lain, MAPI dari penurunan 34 persen menjadi kenaikan 15 persen, sedangkan ACES dari turun 8,95 persen menjadi naik 11,58 persen. Begitu juga RALS dan LPPF yang turnaround dari penurunan laba bersih menjadi kenaikan laba bersih.

Keempat, ada tren penurunan net profit margin di 2024 dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hanya 4 dari 7 yang mencatatkan kenaikan net profit margin, yakni MAPI, ACES, LPPF, dan RALS. Sementara itu, MAPA, ERAA, dan ERAL mengalami penurunan. (Periode sebelumnya 5 saham yang mencatatkan tren net profit margin yang mengalami kenaikan).

Kelima, dari segi siklus harga saham. Rata-rata 7 saham ritel ini malah mencatatkan penurunan harga saham di Desember (dalam periode 2022-2024). hanya 1-2 dari 7 saham ritel yang kami analisis yang mencatatkan kenaikan harga saham.

Tren kenaikan terbesar terjadi di November 2022, tapi itu selaras dengan sinyal pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 di 2020-2021. 

Namun, efek kinerja yang ada kecenderungan lebih agresif, terutama pendapatan itu wajar karena data kuartal keempat baru dirilis sekitar Februari - Maret tahun selanjutnya. Serta, ada kecenderungan probabilitas saham ritel cenderung naik pada periode Februari - Maret tahun selanjutnya tersebut.

Saham Ritel 2025-2026 

Jika melihat kinerja keuangan ketujuh emiten ritel yang kami analisis, hingga kuartal II/2025, 5 emiten mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif dengan ERAL terbesar, yakni naik 23 persen, dan MAPA kedua terbesar, yakni 11 persen.

Lalu, dari segi laba bersih, hanya 3 yang mencatatkan kenaikan, sedangkan 4 saham lainnya mengalami penurunan. MAPA menjadi yang terbesar, yakni 12,78 persen menjadi Rp662 miliar.

Kami pun membuat dua asumsi proyeksi kinerja saham ritel sepanjang 2025. Pertama, dengan menggunakan asumsi kinerja laba bersih di kuartal ketiga dan keempat tahun ini 0 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya (alias twelve trailing months). Hasilnya 4 dari saham ritel (MAPI, MAPA, ERAA, ACES) bisa mencatatkan kenaikan laba bersih yang positif dengan MAPA yang terbesar, yakni sebesar 5,58 persen.

Kedua, menggunakan konsensus analis. Namun, tidak semua emiten ada konsensus analis. Di sini, yang memiliki konsensus analis antara lain, MAPI, MAPA, ERAA, dan ACES.

Hasilnya, kinerja laba bersih MAPI, MAPA, dan ERAA diperkirakan lebih besar dari angka twelve trailing month, sedangkan laba bersih ACES diprediksi turun 0,46 persen sesuai dengan tren hingga semester I/2025.

Menariknya, meski peluang promo akhir tahun akan mendorong kinerja bisnis saham ritel, tapi tren kenaikan saham justru lebih kompak terjadi di Februari. Hal ini cukup logis mengingat laporan keuangan kuartal keempat biasanya dirilis di Februari - Maret. 

Kami menganalisis siklus harga saham ritel dalam 20 tahun terakhir. Hasilnya, rata-rata mengalami kenaikan di Februari. Meski begitu, bagi beberapa emiten, Februari bukan periode dengan probabilitas kenaikan tertinggi.

Misalnya, MAPI memiliki probabilitas kenaikan tertinggi di April hingga Juni dengan probabilitas sebesar 65 persen, sedangkan MAPA lebih di Oktober dengan probabilitas sebesar 88 persen, ERAA dengan persentase hampir sama ada di Februari, April, dan Juli. Lalu, ACES dengan persentase yang hampir sama ada di Februari, Maret, April, Mei, dan Juli. RALS dengan persentase probabilitas yang sama secara rutin mencatatkan kenaikan di Februari, April, Mei, September, oktober, dan Desember.

Untuk LPPF tidak memiliki siklus kenaikan yang signifikan, sedangkan ERAL baru IPO kurang dari 3 tahun sehingga siklusnya belum bisa terlihat.

Menakar Potensi dan Risiko ADMR Jelang Operasional Smelter Aluminium
Saham ADMR semakin dekat untuk melaunching smelter aluminiumnya, kira-kira seberapa menarik prospek saham ADMR setelah smelter-nya rampung. Begini, gambaran untung dan risikonya

Kesimpulan

Dari sini, asumsi harga saham ritel bisa naik pada akhir tahun itu bak mitos belaka. Kenaikan harga saham berpotensi terjadi di Februari tahun selanjutnya. Persentasenya akan disesuaikan dengan realita kinerja yang diperoleh.

Lalu, apa saham ritel yang sudah menarik untuk dilirik?

Temukan Jawabannya dengan Join Mikirsaham Pro, Kami Sudah Siapkan Area Buy hingga Target dan Asumsi Harga Wajar di Member Area Mikirsaham.com

Pas banget, kami juga lagi ada promo bundling mikirsaham pro dengan event mini bootcamp Stockverse: Mencari Cuan Secara Mandiri.

Di sini, kamu bisa praktek cari saham sendiri dan mendapatkan insight untuk mempermudah pembelajaran hingga nantinya kamu bisa menganalisis saham secara mandiri.

Benefit Mikirsaham Pro:

  • Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
  • Insight saham terkini serta action-nya
  • IPO dan Corporate Action Digest
  • Event online bulanan
  • Grup Diskusi Saham

Benefit Stockverse:

  • Video edukasi Lifetime
  • Event online, 1 November 2025 (belajar teknikal), 8 November 2025 (menciptakan strategi investasi saham sendiri), 9 November 2025 (Market Outlook)

Kamu bisa beli paket bundling ini cuma Rp950.000 dari harga sebelum diskon Rp2,1 juta dengan klik di sini

💡
Manfaatkan Nilai Wajar instan saham Indonesia, AS dan bursa global lainnya dengan berlangganan InvestingPro! Manfaatkan pula fitur ProPicks AI untuk mendapatkan stock pick saham AS dan Indonesia (segera!) yang jauh mengungguli performa indeks acuan. Dapatkan diskon khusus InvestingPro dari MikirDuit sebesar 15%, [klik di sini]