Seberapa Layak Superbank atau SUPA Dihargai 3-4 kali PBV Dalam IPO-nya?

Akhirnya, saham Superbank IPO setelah dinantikan para investor ritel, termasuk holder EMTK. Dengan valuasi PBV sekitar 3-4 kali, seberapa menarik saham SUPA ini?

saham Super Bank vs Bank Digital Lainnya

Mikirduit – Superbank dengan kode SUPA mengumumkan rencana IPO di BEI. Dengan menggunakan asumsi lembar saham pasca IPO dan ekuitas per September 2025, kami menilai PBV SUPA sekitar 3,28 - 4,34 kali, apakah saham SUPA ini menarik dibandingkan dengan saham bank digital lainnya?

Highlight
  • SUPA mencatatkan laba pertama setelah akuisisi EMTK–Grab, namun efisiensi operasional dan kualitas aset masih menjadi pekerjaan rumah utama.
  • Dibanding bank digital lain, SUPA berada di posisi ketiga dari sisi skalabilitas bisnis, tetapi rasio efisiensinya masih termasuk yang tertinggi (kurang efisien).
  • Valuasi IPO SUPA berada di kisaran PBV 3,28–4,34 kali dan dianggap mahal kecuali jika momentum merger Grab–GOTO benar-benar terjadi dan memperkuat ekosistemnya.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

SUPA adalah bank digital yang digarap EMTK bersama Grab, selaku pengendali akhir saham tersebut. EMTK dan Grab mengakuisisi Bank Fama (yang juga sempat mau IPO tapi batal) pada akhir 2021. Kehadiran SUPA di IDX telah melewati periode booming bank digital pada 2020-2021. Kini, tren bank digital telah sampai tahap normalisasi kinerja dan menuju profitabilitas.

SUPA menawarkan harga IPO sekitar Rp525 hingga Rp695 per saham dengan hitungan PBV dari kami (berdasarkan lembar saham pasca IPO dan ekuitas September 2025), PBV sekitar 3,28 - 4,34 kali. Lalu, apakah ini menarik?

Kami akan membedah dari segi internal bisnis SUPA serta perbandingan dengan bank digital lainnya.

Jejak Bisnis SUPA Pasca Diakuisisi EMTK dan Grab

Superbank mengambil momentum IPO setelah perseroan mampu mencatatkan laba bersih pertama kalinya sejak diakuisisi EMTK dan Grab. Hingga September 2025, Superbank mencatatkan laba bersih Rp60 miliar dibandingkan dengan kerugian Rp285 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.

Sebelumnya, Bank Fama (sebelum menjadi Superbank) memang tengah mengalami kerugian pada 2020 senilai Rp1,2 miliar. Lalu, kerugian itu meningkat menjadi Rp41 miliar pada akhir 2021. Sampai akhirnya Bank Fama diakuisisi oleh EMTK dan Grab. Meski begitu, setelahnya kerugian sempat meningkat hingga Rp385 miliar pada 2023 dan mulai menyusut pada 2024, hingga laba di 2025.

Jika melihat struktur rasio keuangan, SUPA masih berpotensi menaikkan pencadangan untuk menekan laju NPL net yang per September 2025 mengalami kenaikan 1,21 persen dibandingkan dengan 0,57 persen pada periode sama sebelumnya.

Namun, dengan tambahan dana IPO yang 70 persen atau sekitar Rp2,1 triliun untuk penyaluran kredit, jika itu terserap kredit rasio kredit bermasalah bersih bisa menyusut. Dengan begitu, penambahan pencadangan tidak sebesar ekspektasi awalnya. Dengan tren penurunan suku bunga, seharusnya bisa membuat kinerja laba Superbank bisa lebih membaik.

Perhatian kami justru ke bagaimana Superbank bisa beroperasional lebih efisien sehingga menurunkan rasio cost to income rasio (CIR) maupun BOPO lebih rendah lagi sehingga mendorong profitabilitas lebih optimal. 

Dengan data dari internal keuangan Superbank ini saja, kita belum bisa menilai apakah harga saham IPO yang ditawarkan oleh SUPA ini menarik atau tidak, untuk itu kami juga membandingkan dengan saham-saham bank digital lainnya.

Melirik Peluang Beli 4 Saham yang Keluar MSCI dengan Harga Diskon
Ada 4 saham yang didepak dari indeks MSCI, yakni ICBP, KLBF, SMSM, dan ULTJ. Namun, hal itu bisa jadi peluang beli saham-saham tersebut dengan harga diskon. Lalu, mana yang paling menarik?

Perbandingan Harga Saham IPO SUPA dengan Bank Digital Lainnya

Kami membuat perbandingan dengan beberapa bank digital seperti, ARTO, BBYB, AGRO, BBHI, dan BBSI.

Tahap pertama, kami menganalisis dari peringkat skalabilitas bisnis mulai dari modal inti dan total kredit per September 2025.

Pertama, jika dilihat dari modal inti per September 2025, SUPA menjadi bank digital terbesar ketiga setelah BBHI dan ARTO.

Kedua, dari segi penyaluran kredit, SUPA menjadi bank digital terbesar kedua setelah ARTO dengan total kredit Rp9 triliun, sedangkan ARTO senilai Rp23 triliun. Posisi SUPA dalam hal penyaluran kredit di atas BBHI senilai Rp8,47 triliun. Posisi SUPA naik ke posisi kedua setelah ekspansi kredit cukup agresif, sebelumnya, posisi SUPA masih di bawah BBHI maupun BBYB per Desember 2024.

Ketiga, jika adu pendapatan bunga bersih (dengan asumsi kredit ekspansi cukup agresif), SUPA berada diurutan keempat di bawah BBYB (tertinggi senilai Rp1,78 triliun), ARTO senilai Rp1,77 triliun, dan BBSI senilai Rp1,26 triliun.

Setelah melihat adu posisi skalabilitas bisnisnya, SUPA bisa dibilang menjadi bank digital terbesar ketiga setelah ARTO dan BBHI. (mengacu ke perhitungan kredit dan modal inti ketiganya menguasai market).

promo investing

Lalu, bagaimana dengan perbandingan kualitas kinerjanya?

Pertama, model bisnis, SUPA sudah bertransformasi menjadi bisnis bank secara organik (bukan mengandalkan tambahan modal karena LDR di atas 100 persen). Pola ini juga terjadi di ARTO dan BBHI yang tingkat LDR sudah di bawah 100 persen. Hanya BBSI yang masih di atas 100 persen (114 persen).

Kedua, tingkat NPL gross (seluruh kolektibilitas sebelum pencadangan), SUPA menjadi ketiga yang terbesar. Artinya posisi NPL gross cukup tinggi di industrinya, meski masih di batas aman (di bawah 5 persen). 

Ketiga, tingkat NPL net SUPA menjadi yang terbesar kedua dengan posisi 1,21 persen di bawah AGRO sebesar 1,72 persen. Meski yang terbesar secara industri, masih terhitung cukup aman karena di bawah 3 persen.

Keempat, posisi cost to income rasio maupun BOPO SUPA yang terbesar kedua. Artinya bisa dibilang posisi SUPA saat ini menjadi bank digital yang kurang efisien kedua di IDX.

BOPO adalah rasio yang mengukur efisiensi total termasuk beban bunga dan risiko kredit. Semakin rendah, berarti semakin efisien. Sementara itu, CIR hanya mengukur biaya overhead seperti biaya admin dan umum. Pembacaan metriksnya juga sama, semakin rendah berarti semakin efisien.

Secara umum, BBHI menjadi bank digital paling efisien dengan BOPO 70 persen dan CIR 43 persen.

Kelima dari segi Net Interest Margin (NIM). Biasanya NIM bank digital persentasenya memang cukup besar karena penyaluran kreditnya ke segmen paylater atau produk pinjaman UMKM dengan bunga yang cukup tinggi melalui partner-nya. Tercatat, NIM terkecil adalah AGRO, sedangkan terbesar adalah BBSI (Krom Bank yang tergabung dengan Kredivo).

Semakin tinggi NIM malah kurang bagus karena jadi berisiko jika ada kenaikan kredit bermasalah. Pasalnya, dengan tingkat bunga kredit yang tinggi, berarti risiko kredit bermasalah juga semakin meningkat. 

Untuk di sini, posisi SUPA NIM-nya setara BBHI sekitar 10 persen. Cukup di tengah jika dibandingkan dengan BBSI dan BBYB yang sudah di atas 10 persen. 

Seberapa Layak SUPA diberikan Valuasi 3,28 - 4,34 kali?

Jika dilihat, valuasi SUPA termasuk yang paling tinggi jika menggunakan asumsi harga IPO batas atas. Per 26 November 2025, PBV BBHI sekitar 4,32 kali, sedangkan BBSI sekitar 4,25 kali.

Jika dibandingkan dengan bank digital terbesar, yakni ARTO, SUPA masih cukup mahal. Bahkan, dengan tren pertumbuhan kinerja keuangan yang setara (sama-sama fase pertumbuhan agresif dan turnaround), BBYB dan ARTO jelas lebih menarik ketimbang SUPA.

Hanya saja, satu momentum SUPA, jika nanti Grab jadi merger dengan GOTO (entah mengambil Gojek-nya saja atau secara keseluruhan), itu bisa membalikkan situasi bank digital. SUPA bisa saja melampaui ARTO dari segi ekosistem. 

Sehingga valuasi tinggi SUPA bisa ditoleransi.

Kesimpulan

Lalu, dengan begitu, bagaimana strategi di SUPA? momentum terbesar SUPA jika Grab akuisisi merger GOTO yang membuat ekosistem pembiayaannya meningkat. Hal ini bisa jadi sentimen bagus untuk SUPA.

Namun, dalam jangka pendek dari IPO-nya ini perlu dilihat juga teknis dari supply lembar saham baru, penjamin emisi, dan faktor teknis lainnya.

Kami sudah ulas dan berikan action untuk IPO Saham SUPA di Mikirsaham

Kamu bisa mendapatkan insightnya dengan join Mikirsaham Pro hanya dengan Rp600.000 untuk periode 12 bulan atau setara Rp1.700 per hari untuk mendapatkan insight dan bisa berdiskusi saham secara sehat (anti pompom) .

Benefit Mikirsaham Pro:

  • Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
  • Stockpicking swing trade mingguan (khusus member mikirsaham elite jika kuota masih tersedia)
  • Insight saham terkini serta action-nya
  • IPO dan Corporate Action Digest
  • Event online bulanan
  • Grup Diskusi Saham

Join ke Member Mikirsaham Pro sekarang juga dengan klik link di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini