Saham ADRO Melonjak Kembali ke Rp2.000-an, Begini Pendorong dan Prospeknya

Saham ADRO meroket dalam dua hari terakhir. Kini, harga saham ADRO kembali ke Rp2.000-an per saham. Kira-kira, bagaimana prospek ke depannya?

saham ADRO

Mikirduit – Saham ADRO mencatatkan kenaikan 23 persen dalam dua hari perdagangan. Harga sahamnya pun bangkit ke atas Rp2.000-an per saham ke area saat masih belum melakukan spin off AADI. Apa yang membuatnya meroket dan apakah masih layak dikejar?

Saham ADRO mencatatkan kenaikan selaras dengan pengumuman rencana buyback Rp4 triliun yang awalnya mau dibahas dalam RUPS tahunan menjadi langsung dilakukan. 

Jadi, ADRO mengumumkan akan melakukan buyback mulai 16 Mei hingga 2 Juni 2025. Sentimen ini langsung direspons positif oleh pelaku pasar sehingga volume beli ADRO meningkat drastis. 

Lalu, apakah kenaikan ADRO karena ada dana buyback langsung masuk sepenuhnya Rp4 triliun? 

Jawabannya, ADRO belum tentu sudah melakukan aksi buyback. Secara siklus, ADRO memang selalu mengajukan rencana buyback sekitar Rp4 triliun setiap tahunnya. Dari rencana tersebut, rata-rata realisasi sekitar 10-30 persen dari target. 

Artinya, kenaikan saat ini belum tentu karena ADRO sudah masuk, tapi ekspektasi pasar akan ada inflow besar masuk membuat daya beli saham tersebut meroket tinggi. 

Sebagai gambaran, ADRO merencanakan buyback Rp4 triliun pada 2024. Hasilnya, realisasi senilai Rp1,12 triliun sepanjang 2024 dengan rata-rata beli sekitar Rp2.180 per saham.

Prospek ADRO ke Depannya

ADRO memiliki beberapa momentum besar, terutama setelah spin off dengan AADI pada akhir tahun lalu. Beberapa momentum itu antara lain:

Pertama, smelter aluminium yang rampung pada akhir 2025. Smelter aluminium ADMR, anak usaha ADRO ini akan memiliki kapasitas sebesar 500.000 ton. Harapannya, keberadaan smelter aluminium ini bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor aluminium. Apalagi, peran aluminium sangat besar untuk industri kendaraan listrik, penyimpanan energi, dan pembangkit listrik energi baru terbarukan.

Kedua, Proyek PLTB Tanah Laut dengan kapasitas 70 MW. Proyeki ini ditargetkan mencapai Commercial Operation Date (COD) pada 2025. Dalam proyek ini, PT Alamtri Power Indonesia bersama dengan Total Eren S.A dan PT Pembangkitan Jawa Bali Investment telah menandatangani jual beli listrik dengan PLN. 

Spesifikasi PLTB ini memiliki kapasitas pembangkit listrik tenaga bayu 70 MW dengan Battery Energi Storage System (BESS) 10 MW atau 10 MWh.

Dalam laporan keuangan kuartal I/2025, ADRO menyebutkan PPA proyek tersebut belum berlaku karena ada beberapa persyaratan yang belum dipenuhi oleh para pihak.

Ketiga, ADRO juga mengembangkan pembangkit listrik energi tenaga surya di Batam. Menurut kabar yang beredar pada 20 Oktober 2022, investasi pembangkit listrik tenaga surya itu mencapai Rp30 triliun. Pada 2022, Kepala BP Batam saat itu Muhammad Rudi mengatakan ada 2 investor yang telah mendapatkan izin untuk membangun PLTS Batam, salah satunya ADRO. 

Nantinya, pembangkit listrik tenaga surya itu akan digunakan untuk ekspor listrik ke Singapura pada 2028. ADRO melalui PT Adaro Solar Internasional Pte. Ltd., mendapatkan jatah kapasitas ekspor sekitar 0,4 gigawatt. Potensi pendapatan ari bisnis ekspor listrik itu mencapai 3,52 miliar dolar AS atau Rp54 triliun. Jika dihitung per tahun menjadi sekitar Rp6,79 triliun.

Keempat, ADRO juga lagi membangun proyek PLTA jumbo di Kalimantan yang satu lokasi dengan smelter aluminiumnya. Proyek PLTA ini diperkirakan mulai komersial pada 2031.

Dalam proyek ini, ADRO membangunnya bersama Sarawak Energi Service Sdn. Bhd., dam PT Kayan Investama. ADRO menjadi pemegang kepemilikan terbesar, yakni 50 persen, sedangkan dua pihak lagi masing-masing 25 persen.

Kelima, ADRO juga mengakuisisi PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), tempat smelter aluminium dan PLTA yang lagi dibangunnya beroperasi. 

ADRO membeli KIPI dengan skema konversi utang menjadi saham. Jadi, KIPI sempat menggadaikan kepemilikan sahamnya untuk fasilitas pinjaman senilai Rp2,51 triliun pada 2021. Lalu, pinjaman itu bertambah menjadi Rp3,18 triliun pada 2022. Total fasilitas utang yang digunakan hingga Desember 2024 sekitar Rp2,39 triliun. 

KIPI memiliki luas 13.000 hektar. Namun, kami belum mengetahui seberapa besar potensi pendapatan ADRO dari kawasan industri tersebut. Namun, dengan memiliki kawasan industri itu, ADRO bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari penjualan lahan dan potensi recurring income hasil pengelolaan kawasan industri. 

Sampai dari data 2023, ada dua tenant yang sudah ada di KIPI, yakni PT Kalimantan Aluminium Industry dan PT Taikun Petro Chemical. 

Dalam jangka pendek di 2025, beberapa fokus ADRO antara lain: 

  • Mendorong pertumbuhan batu bara metalurgi menjadi sekitar 5,6 juta - 6,1 juta ton yang disesuaikan dengan permintaan. 
  • Target Nisbah kupas sekitar 3,3 kali, sedikit turun dibandingkan dengan sebelumnya 3,55 kali, tapi masih terkendali.
  • Belanja modal ADRO juga diperkirakan sekitar 475 juta dolar AS hingga 525 juta dolar AS. Posisi belanja modal ADRO cenderung moderat dibandingkan dengan tahun lalu yang senilai 514 juta dolar AS. Nantinya, belanja modal itu akan diinvestasikan untuk perluasan infrastruktur, pengadaan alat berat, investasi ekuitas pada proyek terkait di KIPI, yakni smelter aluminium.
Proyeksi Dividen yang Bakal Diumumkan di RUPS ADRO-ADMR
Saham ADRO dan ADMR menunda RUPS tahunan hingga ke 2 Juni 2025. Apa yang terjadi? lalu bagaimana dengan potensi dividennya?

Kesimpulan

Secara prospek kinerja, ADRO diperkirakan masih mengalami normalisasi pendapatan pasca spin off. Konsensus analis memproyeksikan laba bersih ADRO turun menjadi Rp7,32 triliun (setelah konversi) dibandingkan dengan sebelumnya Rp21,87 triliun. 

Meski begitu, dari segi pendapatan dan laba usaha, ADRO diperkirakan masih positif. Pendapatan tumbuh 47 persen menjadi Rp48 triliun, sedangkan laba usaha naik 24 persen menjadi Rp14 triliun. 

Dengan asumsi laba bersih per saham ADRO menjadi Rp298, tingkat price to earning rasio (PE) ADRO masih menarik di bawah 10 kali, yakni 7,91 kali. 

Jika pada 2026 kinerja laba bersih ADRO bisa kembali bertumbuh, valuasi saat ini jelas masih cukup murah. Namun, mengingat fluktuasi tinggi yang terjadi dalam jangka pendek, mengejar harga saat ini juga berisiko mengalami floating loss dalam jangka pendek. 

Beberapa momentum jangka pendek untuk saham ADRO antara lain:

  • Rencana Buyback mulai dari 16 Mei hingga 2 Juni 2025 yang mengerek harga sahamnya dalam beberapa hari terakhir
  • Potensi pembagian dividen final. 

Sehingga, jika ingin mendapatkan harga terbaik bisa menunggu ex-date dividen atau ketika harga saham ADRO turun karena faktor tidak terduga, seperti tidak ada dividen final.

Jadi, bagaimana strategi investasi di saham ADRO?

Kamu bisa temukan dan tanyakan dengan Join membership Mikirsaham (dulu bernama Mikirdividen) dan dapatkan benefit:

  • Pilihan saham value-growth investing bulanan
  • Pilihan saham dividen yang potensial
  • Insight saham komprehensif serta actionnya
  • IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
  • Diskusi saham dan rekap diskusinya
  • Event online bulanan
  • Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan

Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini