Saham ADRO Buyback, Harga Saham Bakal Naik Terus?

Saham ADRO melakukan buyback senilai Rp4 triliun. Kira-kira, bagaimana efek ke harga sahamnya? pasti akan naik teruskah?

Saham ADRO Buyback, Harga Saham Bakal Naik Terus?

Mikir Duit – PT Adaro Energy Tbk. alias ADRO berencana melakukan buyback saham Rp4 triliun. Aksi pembelian kembali saham itu akan dilakukan secara bertahap selama 3 bulan ke depan. Setelah pengumuman aksi buyback tersebut, harga saham akan naik 4,24 persen. Apakah buyback saham seperti ini berpotensi berefek positif?

ADRO melakukan buyback dengan tujuan untuk menjaga harga sahamnya tidak terjun lebih dalam. Sepanjang 2023, harga saham ADRO sudah turun sebesar 17 persen. Penurunan itu didorong oleh tren harga batu bara dunia yang juga turun.

Namun, sejauh mana aksi buyback bisa mengerek harga saham?

Apa Itu Buyback Saham?

Buyback saham bisa menjadi opsi untuk menahan harga saham jatuh lebih dalam karena emiten bisa meningkatkan permintaan beli saham secara bertahap. Untuk itu, saat pasar saham turun dalam ketika pandemi Covid-19, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan kelonggaran untuk emiten melakukan buyback. Harapannya, hal itu membantu tekan risiko penurunan harga lebih dalam.

Namun, emiten melakukan buyback juga untuk memberikan bonus kepada karyawan, direksi, dan komisaris. Hal itu seperti dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). Biasanya buyback yang dilakukan untuk bonus karyawan memiliki rentang waktu lebih panjang hingga 1,5 tahun, sedangkan untuk mengerek harga saham naik hanya sekitar 3-6 bulan.

Efek Buyback Saham ke Investor Ritel

Faktanya, buyback saham yang bertujuan menahan harga saham turun lebih dalam memang cukup efektif. Harga saham cenderung bisa naik untuk jangka menengah pendek. Hal itu makin positif jika emiten melakukan buyback dari kas internal. Namun, jika menggunakan utang justru berpotensi menjadi sentimen negatif.

Beberapa hal positif dari aksi buyback antara lain:

Pertama, persepsi positif. Jika emiten berani buyback dengan modal besar atas sahamnya yang lagi turun. Berarti, secara internal, manajemen emiten yakin dengan prospek fundamental emiten tersebut.

Soalnya, dengan emiten membeli di harga bawah, mereka berpotensi mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham saat menjualnya di masa depan. Keuntungan itu akan meningkatkan arus kas perseroan di masa depan atau sekitar dua sampai tiga tahun ke depan.

Kedua, supply saham beredar menjadi lebih sedikit. Sesuai hukum ekonomi, supply berkurang, tapi demand tetap atau naik, berarti harga akan naik.

Ketiga, dengan supply saham beredar yang berkurang, berarti laba per saham dan dividen per saham emiten bisa meningkat. Ini akan menjadi sentimen positif untuk emiten yang bisa mengerek harga saham ke depannya.

Kesimpulan

Aksi buyback hampir pasti bisa membantu harga saham tidak turun semakin dalam. Apalagi, emiten yang melakukan buyback mayoritas menandakan mereka punya kas operasional yang kokoh.

Namun, apakah harga saham akan terus naik dalam jangka panjang, itu akan tergantung bagaimana realisasi kinerja emiten hingga sentimen pendukungnya.


Disclaimer: Artikel ini tidak mengajak kamu membeli atau menjual salah satu saham. Artikel ini hanya memberikan informasi yang bisa jadi pertimbanganmu untuk membeli atau menjual sebuah saham. Investasi saham memiliki risiko yang harus ditanggung oleh diri sendiri.