Saham ADHI dan PPRE Sumringah, Bisa Bangkit Lagi?
Ada dua saham BUMN Karya yang tiba-tiba ngegas minggu lalu, yaitu ADHI dan PPRE, anak usaha PTPP. Padahal, kinerja keuanganya masih pada loyo, kira-kira kenapa bisa gitu?
Mikirduit - Kalau bahas saham BUMN Karya, rata-rata kinerja keuangannya masih pada babak belur, bahkan sampai pada rugi juga. Namun, aneh tapi nyata tiba-tiba ada dua saham yang ngegas selama seminggu terakhir ini, mereka adalah ADHI dan PPRE. Kira-kira ada sentimen apa? apakah gerak ciamik saham-nya bisa sustainable?
Highlight
- Saham ADHI dan PPRE melonjak tajam dalam sepekan terakhir berkat katalis kontrak baru bernilai triliunan rupiah.
- PPRE mencatat kinerja keuangan solid dengan pertumbuhan pendapatan, laba, margin, dan penurunan DER, menjadikannya berbeda dari mayoritas BUMN Karya lain.
- Meski sentimen proyek baru positif, pergerakan saham BUMN Karya tetap fluktuatif sehingga investor perlu disiplin mengelola risiko dengan porsi investasi terbatas.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Kalau ditarik selama seminggu sampai akhir Jumat lalu (15/8/2025), saham ADHI sudah naik lebih dari 8 persen, sementara PPRE lebih pesat, terbang nyaris 70%.
Saham PPRE terbang lebih pesat berkat dua hari Auto Reject Atas (ARA) pada Senin dan Selasa, lalu berlanjut naik sekitar 11 persen pada Rabu, sebelum akhirnya pada Kamis - Jumat koreksi.
Sementara saham ADHI bergerak lincah pada Senin sekitar 12,80% kemudian cenderung konsolidasi sampai Jumat.
Surya Rianto
Secara keseluruhan, saham ADHI dan PPRE menunjukkan gerakan lincah secara teknikal membawa perubahan tren yang membaik, setelah sekian lama dalam tren turun.
ADHI dan PPRE Dapat Berkah Kontrak Baru
Melihat gerak teknikal yang liar usut punya usut karena kontrak baru bernilai triliunan rupiah yang berhasil diraih dua emiten karya ini.
Pertama, dari PPRE dulu yang gerak saham-nya sampai puluhan persen karena mendapatkan kontrak baru senilai Rp3,2 triliun pada paruh pertama tahun ini. Capaian itu melesat 60 persen secara tahunan (yoy) dari periode semester I/2024 senilai Rp2 triliun.
Mayoritas kontrak berasal dari jasa pertambangan dan konstruksi dengan porsi hingga 89,58 persen.
Selain kontrak baru, PPRE juga mencatat kinerja keuangan ciamik, beda dari emiten BUMN karya lain yang profitabilitas-nya ambruk. Pendapatan sampai semester I/2025 PPRE tercatat Rp1,5 triliun, segmen pertambangan dan konstruksi menyumbang 97,6 persen.
Laba bersih perseroan pun tumbuh 13,64 persen yoy menjadi Rp75 miliar. Dari sisi profitabilitas, gross margin meningkat ke level 19,50% dari 18,05% pada kuartal II/2024, sementara rasio utang terhadap ekuitas (DER) turun menjadi 1,12 kali dari 1,17 kali.
Kedua, ada ADHI yang ternyata ditunjuk jadi kontraktor untuk proyek strategis nasional (PSN).
ADHI diketahui menerima Surat Penetapan Pemenang (Letter of Award/LOA) untuk pekerjaan Front-End Engineering Design (FEED) dalam proyek “Indonesia INPEX Abadi Onshore LNG Project” dari INPEX Masela Ltd., anak usaha INPEX asal Jepang.
Proyek bergengsi tersebut akan digarap ADHI bersama KBR dan Samsung E&A lewat skema kerja sama Joint Operation. Berlokasi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, proyek ini dirancang untuk mengolah gas alam dari Lapangan Abadi menjadi sekitar 9,5 juta ton LNG per tahun serta 35.000 barel kondensat per hari. Selain itu, fasilitas LNG juga dilengkapi dengan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) guna menekan emisi karbon yang dihasilkan.
Sebagai catatan, proyek ini telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), khususnya karena penggunaan teknologi CCS yang menangkap emisi karbon dan menyimpannya di lokasi offshore mine. Langkah ini sejalan dengan prioritas nasional dalam keberlanjutan energi dan mitigasi iklim
Berkat proyek yang strategis didapatkan dua emiten BUMN karya itu, apakah kemudian gerak saham yang ciamik ini akan sustainable atau jangka pendek saja?
Kami menilai gerakan liar ini hanya bertahan jangka pendek saja, seperti terlihat pada PPRE yang sudah koreksi dalam dua hari terakhir ada potensi koreksi lanjutan sampai menutup gap up yang terjadi pada 12 Agustus 2025. Paling tidak bisa menutup sampai posisi support 79.
Sementara untuk ADHI terlihat ada retracement bisa menguji ke support 266. Namun, kalau bisa memantul dari support akan menjadi area yang menarik karena bisa membentuk higher low yang menandai perbaikan tren semakin berlanjut dari konsolidasi ke arah naik.
Perlu dicatat juga, saham BUMN Karya yang mayoritas memang masih ambruk, bahkan beberapa juga kena suspensi. Kondisi ini mencerminkan bahwa pergerakan harga di sektor konstruksi relatif sangat fluktuatif, dapat melonjak tajam, namun juga berpotensi terkoreksi dengan cepat.
Bagi investor atau trader, karakteristik tersebut menuntut strategi yang lebih hati-hati. Disarankan untuk menggunakan dana yang benar-benar siap dialokasikan (risk capital) serta menjaga porsi investasi di sektor ini agar tidak terlalu besar, sehingga risiko koreksi tetap dapat terkelola dengan baik.
Mau bisa diskusi dan dapat analisis saham pilihan dari founder Mikirduit?
Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:
- Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
- Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
- Curhat soal kondisi porto-mu
- Update perkembangan market secara real-time
- Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait
Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini
