Rahasia Bisa Jadi Kaya Seperti Warren Buffett, Tertarik?

Warren Buffett punya kekayaan ribuan triliun rupiah dan punya kas hingga Rp15 triliun. Mau tau rahasia Warren Buffett bisa jadi kaya?

Rahasia Bisa Jadi Kaya Seperti Warren Buffett, Tertarik?

Mikir Duit – Hidup Frugal Living menjadi populer selama pandemi Covid-19. Pasalnya, dengan kondisi ekonomi yang tertekan akibat mobilitas terbatas membuat banyak masyarakat yang berhemat. Nah, dari berhemat itu banyak yang terbuka matanya kalau mereka bisa mengumpulkan uang lebih banyak. Apakah hidup Frugal Living bisa bikin kita kaya seperti Warren Buffett?

kekayaan warren buffett
Jumlah kekayaan Warren Buffett yang aset terbesarnya dari saham seri A Berkshire Hathaway, saham dengan harga termahal di dunia senilai Rp7 miliar per saham.

Frugal Living adalah gaya hidup secukupnya, bukan pelit ya. Gaya hidup Frugal Living ini akan membuat pengeluaran hanya untuk yang prioritas saja. Bahkan, untuk transaksi pembelian barang akan dipilih dengan harga yang termurah dan sesuai kebutuhan.

Dari situ, pelaku Frugal Living akan menginvestasikan sisa uang dari pengeluaran lebih banyak dibandingkan dengan kehidupan biasanya. Dengan begitu, jumlah aset yang terkumpul bisa lebih banyak dibandingkan dengan hidup boros. Bahkan, ada banyak yang menuliskan gaya hidup Frugal Living bisa mencatatkan masa pensiun lebih cepat.

BACA JUGA: 5 Saham yang Dividennya Bisa Bikin Kamu Jadi Miliarder

Contoh Gaya Hidup Frugal Living

Salah satu sosok terkenal yang menerapkan Frugal Living adalah Warren Buffett, orang terkaya ke-lima di dunia. Bos Berkshire Hathaway itu terkenal dengan gaya hidupnya yang Frugal Living, meski saya menilai karena memang usianya sudah tua sehingga godaan untuk mengikuti tren lebih kecil.

Apa bukti Warren Buffett melakukan gaya hidup Frugal Living?

Tidak Memaksakan Diri Pindah Rumah Karena Status Sosial yang Naik

Buffett masih tinggal di rumah yang sama seperti 65 tahun silam, alias tidak pernah pindah rumah. Padahal, kekayaan Warren Buffett saat ini mencapai ribuan triliun, bahkan dia juga punya kas hingga Rp15 triliun.

Rumah Warren Buffett di Nebraskan itu memang luas, tetapi sebagai 5 besar orang terkaya di dunia, jelas rumah itu cukup sederhana.

Salah satu alasan dia tidak mau pindah rumah adalah karena betah dan nyaman di rumah tersebut. Bahkan, rumah tersebut dianggap sebagai investasi terbaiknya yang ketiga setilah pernikahan.

Hati-hati dengan Utang

Buffett bisa dibilang jarang berutang. Sekali-kalinya berutang adalah ketika dia membeli villa di Laguna Beach, California, pada 1971.

Waktu itu, Buffett membeli rumah itu dengan kredit pemilikan rumah (KPR). Meskipun begitu, Buffett cicil rumah bukan karena tidak punya uang.

Buffett mengatakan sebenarnya dia punya uang untuk beli rumah itu secara tunai. Namun, dia menilai dirinya bisa menggunakan uang itu lebih baik daripada untuk sekadar beli rumah dengan cara tunai.

Optimalkan Penggunakan Barang

Buffett menggunakan barang yang murah, tapi tetap optimal digunakan. Salah satunya, dalam hal memilih mobil.

Buffett pernah memiliki mobil bermerek Cadillac DTS yang dibelinya pada 2006. Mobil tua itu terus digunakan hingga 2014.

Buffett akhirnya mengganti mobil dengan Cadillac XTS yang dibeli pada 2014. Buffett pun membeli mobil itu setelah didesak CEO General Motors waktu itu, yakni Mary Barra.

Setelah beli mobil baru yang senilai Rp890 juta di 2014, Buffett menjual mobil lamanya dan hasil penjualan disumbangkannya.

Jadi, tidak usah minder kalau nggak punya mobil mewah ya. Terpenting mobilnya jalan dan nyaman digunakan.

Beli Barang yang Benar-benar Dibutuhkan

Buffett disebut masih menggunakan featured phone yang berbentuk flip seharga Rp200.000-an sampai 2020. Sampai akhirnya, Buffett mau hijrah menggunakan iPhone 11 pada 2020. Padahal, Buffett sudah memegang 5 persen saham Apple sejak 2016.

Meski menggunakan iPhone, Buffett mengakui tidak menggunakan seluruh fiturnya.

Buffett pun menggunakan iPhone setelah diberikan beberapa pilihan, termasuk Tim Cook, sebagai manajemen Apple saat itu.

Intinya, ya nggak usah mengikuti tren zaman jika kamu tidak terlalu membutuhkannya. Kecuali tren itu bisa membantumu menambah pendapatan sehingga bisa menabung lebih banyak.

Jangan pernah meminjam uang untuk investasi.

Ingat, investasi itu harus menggunakan pendapatan aktif bukan dari pinjaman yang lain.

Buffett memang mengaku pernah berinvestasi dengan pinjaman uang. Namun, dia memepringatkan untuk tidak mengikuti aksinya dulu itu. Alasannya, investasi dengan uang pinjaman itu sangat berisiko.

Bahkan, beberapa crash pasar saham terjadi karena banyak yang trading dan investasi saham dengan uang pinjaman. Ketika harga saham turun, mereka kesulitan balikin pinjamannya.

Temukan cara kreatif untuk berhemat

Yaps, Frugal Living bukan cuma berhemat, tapi juga menguji kreativitasmu untuk bisa hidup yang diinginkan tanpa mengeluarkan uang yang banyak.

Buffett bercerita, ketika anak pertamanya lahir, dia mengubah laci meja rias menjadi tempat tidur bayi. Lalu, ketika anak keduanya lahir, dia menyewa tempat tidur bayi daripada beli baru.

Intinya, akan selalu ada cara kreatif untuk berhemat.

Atur Pengeluaran untuk Makan

Hemat di sini bukan yang tadinya makan 3 kali sehari menjadi 1 kali sehari ya. Namun, bujet makan per hari bisa disesuaikan dengan cara masak sendiri dan sebagainya.

Sebagai contoh, Buffett selalu hanya mengeluarkan uang makan tidak lebih dari 4 dolar AS atau sekitar Rp60.000. Angka itu cenderung murah di Amerika Serikat (AS).

Dengan uang 4 dolar AS itu, Buffett membeli makanan di McDonalds, dan 3 menu andalannya antara lain, 2 roti sosis, paket sosis, telur, keju, dan paket bacon, telur, keju.

Kesimpulan

Jadi, Frugal Living adalah gaya hidup hemat yang membuat kita tetap nyaman dalam hidup. Hanya saja, kita membuang pengeluaran yang tidak penting dan mengonversinya menjadi aset investasi. Jadi, aset investasi kita bisa bertumbuh dengan cepat karena jumlah yang ditabung terus bertambah.

Kita hanya perlu mengurangi nafsu untuk mengikuti tren yang ada di media sosial. Toh, tren yang ada pun hanya bertahan sementara. Tinggal kita menilai apakah tren yang ada di masyrakat itu menjadi prioritas kita atau tidak.