Proyeksi Dividen yang Bakal Diumumkan di RUPS ADRO-ADMR
Saham ADRO dan ADMR menunda RUPS tahunan hingga ke 2 Juni 2025. Apa yang terjadi? lalu bagaimana dengan potensi dividennya?

Mikirduit – ADRO dan ADMR sempat heboh setelah mengundurkan rencana RUPS tahunannya yang harusnya 14-15 Mei 2025 menjadi 2 Juni 2025. Apalagi, salah satu Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. Heri Gunawan dipanggil Kejaksaan Agung sebagai saksi terkait kasus korupsi Minyak Mentah di Pertamina pada 29 April 2025 (atau 2 minggu sebelum periode RUPS tahunan). Jadi, apa yang akan terjadi di ADRO dan ADMR dalam RUPS nanti?
Salah satu yang menjadi tanda tanya besar adalah bagaimana dengan potensi dividen ADRO pasca spin-off AADI, serta ADMR yang sejauh ini masih puasa dividen sejak IPO.
Terkait dividen, ADRO memberikan kejutan dengan tetap memberikan dividen interim senilai Rp106 per saham sesuai dengan siklus dividennya. Jumlah dividen itu setara dengan 14,9 persen dari laba bersih per saham 2024 perseroan.
Masalahnya, setelah melepas AADI, ADRO telah melepas cash cow-nya. Namun, sebelum di-spin off, ADRO sudah memindahkan cash yang ada di AADI ke perseroan melalui PUPS. Sehingga dari komposisi kondisi cash ADRO masih cukup tebal.
Apalagi, ADRO juga menjadi salah satu sumber pendapatan dividennya SRTG. Sehingga, jika tiba-tiba ADRO puasa dividen akan berdampak signifikan ke pendapatan dividen dari SRTG.
Lalu, apakah akan ada dividen final? kami membuat beberapa proyeksi konservatif, moderat, dan optimistis.
Konservatif: kami proyeksikan dividen payout rasio 20 persen. Artinya, sisa dividen final hanya Rp36,2 per saham. Tingkat dividend yield dari harga per 9 April 2025 menjadi 1,94 persen.
Moderat: kami proyeksikan dividend payout rasio 30 persen. Berarti sisa dari dividen final sekitar Rp107 per saham. Tingkat dividend yield sekitar 5,78 persen.
Optimistis: kami proyeksikan dividend payout rasio 40 persen. Berarti sisa dividen final sekitar Rp178 per saham dengan tingkat yield mencapai 9,62 persen.
Kami menilai arah paling logis berada di moderat dengan ekspektasi ADRO masih butuh banyak cash untuk ekspansi ke bisnis barunya di metalurgi, smelter aluminium, hingga pembangkit listrik tenaga listrik energi baru terbarukan. (air di Kalimantan dan surya di Batam untuk ekspor ke Singapura)
Lalu, bagaimana dengan ADMR? kami perkirakan di tahun ini mungkin masih belum bagi dividen dan baru bagikan di 2026. Adapun, jika ADMR membagikan dividen dengan guideline sekitar 40 persen dari laba bersih. Berarti, potensi dividen ADMR sekitar Rp67,6 per saham dengan potensi dividend yield sekitar 7,51 persen.
Rencana Buyback
Salah satu agenda dalam RUPS Tahunan ADRO antara lain rencana buyback saham. Dalam RUPS kali ini, ADRO berencana menyiapkan anggaran buyback selama setahun ke depan sekitar Rp4 triliun. Sementara itu, ADMR belum ada rencana buyback.
Lalu, apakah buyback tersebut akan dilaksanakan sepenuhnya senilai Rp4 triliun? jawabannya tidak.
Rencana buyback Rp4 triliun ADRO ini adalah agenda rutin tahunan. Hal serupa juga dibahas setiap tahun. Realisasinya, dari total pengajuan Rp4 triliun, ADRO merealisasikan buyback sekitar Rp1,12 triliun pada 2024 dengan harga rata-rata beli sekitar Rp2.180 per saham.
Artinya, total buyback yang direalisasikan hanya sekitar 28 persen dari rencana. Aksi buyback juga akan disesuaikan dengan kondisi harga saham ADRO, apakah berada di area murah atau masih mahal.
Agenda Spesial ADMR dan Status Saksi Kasus Korupsi Minyak Pertamina
Salah satu agenda spesial ADMR adalah perubahan nama dari Adaro Mineral menjadi PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk. (ADMR). Perubahan nama ini menyesuaikan dengan perubahan nama induk usahanya, ADRO, yang juga berubah dari Adaro menjadi Alam Tri.
Selain itu, salah satu isu yang mendera ADMR adalah terkait Direktur ADMR Heri Gunawan yang diperiksa Kejaksaan Agung sebagai saksi dalam kasus korupsi pembelian minyak mentah Pertamina.
Dalam kasus ini, Heri Gunawan diperiksa karena menjadi pihak pembeli bahan bakar minyak yang dijual oleh Pertamina.
Jadi, posisi Heri Gunawan adalah pihak yang melakukan pembelian bahan bakar minyak untuk kegiatan operasional yang dilangsungkan oleh Grup Adaro dengan proses tender yang kompetitif. Dalam tender itu diikuti oleh Pertamina dan pemasok bahan bakar lainnya sejak 2015.
Sehingga manajemen menilai dalam keterbukaan informasi di IDX jika kasus korupsi minyak dan dipanggilnya Heri Gunawan sebagai saksi tidak berdampak signifikan terhadap operasional bisnis perseroan.

Bagaimana dengan AADI?
AADI yang dulunya menjadi bagian dari ADRO juga mengadakan RUPS tahunan di waktu yang berdekatan. AADI RUPS pada 22 Mei 2025.
Untuk rencana dividen, sebenarnya dari prospektus IPO menunjukkan indikasi pada tahun ini belum membagikan dividen. Perseroan akan membagikan dividen mulai 2026 dari tahun buku 2025.
Namun, jika pengendali memberikan kejutan akan membagikan dividen sesuai guideline, berarti ada potensi AADI bagikan dividen 40 persen dari laba bersih.
Dari situ, berarti dividen per saham AADI sekitar Rp985 per saham. Jika dengan harga per 9 Mei 2025, berarti tingkat dividend yield bisa mencapai 14,2 persen.
Selain itu, AADI juga akan membahas terkait rencana buyback Rp4 triliun. Adapun, skema buyback AADI kemungkinan akan sama, yakni hanya menggunakan 30 persen dari rencana sesuai dengan posisi harga saham perseroan yang diasumsikan lagi murah.
Jadi, bagaimana strategi investasi di saham ADRO, ADMR, dan AADI?
Kamu bisa temukan dan tanyakan dengan Join membership Mikirsaham (dulu bernama Mikirdividen) dan dapatkan benefit:
- Pilihan saham value-growth investing bulanan
- Pilihan saham dividen yang potensial
- Insight saham komprehensif serta actionnya
- IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
- Diskusi saham dan rekap diskusinya
- Event online bulanan
- Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan
Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini