Prospek Right Issue INET dengan Harga Pelaksanaan Rp250 dan Waran di Rp300

INET sudah selesai melakukan RUPSLB, salah satu hasilnya adalah merestui right issue dan pembagian waran. Kira-kira gimana prospeknya? apakah menarik buat dibeli dan risiko apa yang harus diantisipasi?

Prospek Right Issue INET dengan Harga Pelaksanaan Rp250 dan Waran di Rp300

Mikirduit - Emiten penyedia internet, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) sudah dapat restu untuk melaksanakan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue. 

Highlight :

  • Right issue INET dihargai Rp250 per saham, dengan rasio 3 saham lama bisa ditebus menjadi 4 saham baru.
  • Dana segar yang bisa diraih dari right issue mencapai Rp3,2 triliun, mayoritas bakal diarahin buat proyek FTTH Bali–Lombok, kabel bawah laut Jakarta-Batam-Singapura, dan FTTH Jawa.
  • Standbuy buyer sudah pasti dari pengendali, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara (AKUN) siap tebus Rp1,78 T.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Mari pahami dulu.. apa itu right issue? 

Sebelum bahas lebih jauh soal prospek right issue INET, kita harus paham dulu sebenarnya right issue apa ini? 

Right issue simple-nya adalah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan untuk mendapatan tambahan modal dengan mengeluarkan saham baru. Kepemilikan saham bakal terdilusi kalau right issue tidak diambil. 

Ada beberapa hal yang bisa kita jadikan acuan untuk menilai right issue ini menarik atau tidak untuk kita ambil : 

Pertama, rencana right issue itu sendiri, mulai dari tujuan-nya untuk apa dan berapa modal yang diharapkan? 

Akan lebih baik kalau dana tambahan yang dihasilkan dari right issue ini untuk ekspansi, bukan untuk bayar utang. 

Bicara soal berapa jumlah modal yang nanti didapatkan ini juga penting kita perhatikan, karena nanti kita bisa menilai seberapa signifikan aksi korporasi ini bakal mempengaruhi kelangsungan dari bisnis perusahaan. 

Kedua, menghitung harga teoritis untuk antisipasi harga setelah right issue. 

Biasanya, right issue ini dilaksanakan dengan harga terdiskon dari nilai pasar supaya lebih menarik minat pelaku pasar. Jadi, aksi korporasi ini cenderung membuat harga saham bergerak negatif karena menyesuaikan dengan rasio penerbitan saham baru. 

Namun, tidak menutup kemungkinan ada juga right issue yang harga pelaksanaan-nya di atas harga pasar, tetapi kejadian ini kemungkinan kecil terjadi kalau memang sudah ada standby buyer dan valuasinya sedang murah, jadi masih bisa menarik perhatian investor. 

Oleh karena itu, untuk menilai perkiraan harga yang terjadi setelah right issue itu berapa, kita wajib menghitung berapa harga teoritisnya. 

Ketiga, adakah standby buyer-nya? ini penting kita ketahui, karena ini bisa menjadi jaminan seberapa besar keberhasilan dari right issue. 

Akan lebih baik kalau yang jadi standby buyer itu shareholder mayoritas atau dari pengendali, sehingga tidak akan terlalu mengandalkan ritel yang arah psikologis investasi-nya relatif sulit diprediksi. 

5 ETF yang Mengacu ke Pasar Saham AS, Mana yang Paling Bagus?
ETF menjadi salah satu alternatif pillihan investasi yang cukup menarik dan cocok untuk jangka menengah panjang, terutama di pasar modal AS. Lalu, apa saja ETF menarik yang mengacu ke pasar saham AS?

Rencana Right Issue INET

Kembali ke topik utama soal right issue INET. 

Kalau bicara soal rencana right issue saham emiten penyedia internet ini, menurut prospektus INET yang sudah rilis Jumat lalu (26/9/2025), mereka mengumumkan rencana penerbitkan saham baru sebanyak 12,8 miliar lembar saham baru, mewakili 57,14% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan. 

Dari jumlah itu, akan mengerek total saham beredar INET menjadi 21,5 miliar lembar dan total dana segar yang diraih senilai Rp3,2 triliun.

Raihan dana segar itu bisa dibilang super jumbo, karena market cap INET saja sebesar Rp2,51 triliun dari harga saham per Senin (29/9/2025) di Rp284 per lembar. 

Adapun harga pelaksanaan cukup jauh dari harga terkini, yakni di Rp250 per lembar. Harga ini bisa ditebus dengan rasio 3 : 4, artinya setiap memegang 3 lembar saham lama, bisa menebus 4 saham baru INET.

Penggunaan Dana Right Issue

Beralih ke dana segar dari aksi right issue INET, ini akan diarahkan ke sejumlah proyek strategis yang nilainya cukup jumbo. 

Pertama, porsi paling besar, sekitar Rp2,8 triliun, bakal disetor ke anak usaha Global Prima Integrasi (GPI) untuk membangun jaringan Fiber to the Home (FTTH) dengan teknologi terbaru Wi-Fi 7 di Bali dan Lombok. 

Targetnya cukup ambisius, yakni menjangkau 2 juta homepass sampai akhir 2026. Dari sisi teknis, pembangunan ini mencakup perangkat inti seperti OLT, ODC, ODP, hingga ONT, plus biaya jasa penggelaran jaringan yang akan ditangani oleh vendor berpengalaman. GPI sendiri masih melakukan review penawaran dari kontraktor, dan perjanjian resmi diperkirakan diteken sebelum akhir 2025. 

Nantinya layanan ini akan dipasarkan dengan harga langganan Rp299 ribu per bulan dengan kecepatan hingga 2 Gbps, yang diproyeksikan jadi sumber pendapatan utama anak usaha tersebut.

Kedua, sekitar Rp213,4 miliar bakal dialokasikan ke PT Pusat Fiber Indonesia (PFI). Dana ini digunakan untuk melunasi biaya sewa Indefeasible Right of Use (IRU) atas kabel laut Jakarta–Batam–Singapura yang dikelola oleh PT Jejaring Mitra Persada (bagian dari Grup Triasmitra). Skemanya terdiri dari Rp204,1 miliar untuk jalur Jakarta–Batam dan Rp9,2 miliar untuk jalur Batam–Singapura.

event mikirduit
Daftar sekarang dengan klik di sini

Dengan kepemilikan IRU ini, INET akan punya akses jangka panjang ke infrastruktur tulang punggung internasional yang bisa dimonetisasi lewat layanan IP Transit, content exchange, maupun IPLC.

Ketiga, ada juga Rp135 miliar yang akan dialirkan ke PT Internet Anak Bangsa (IAB). Dana ini disiapkan sebagai modal kerja untuk mendukung proyek FTTH di Jawa, di mana IAB berperan sebagai kontraktor dalam pembangunan jaringan dan layanan pendukungnya. Proyek ini dikerjakan untuk PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE), dan lingkup kerjanya mencakup observasi, survei, desain, implementasi roll-out, hingga manage service dan troubleshooting.

Sisanya, dari hasil right issue akan dipakai untuk kebutuhan modal kerja di tingkat induk, termasuk belanja perlengkapan penunjang, pengembangan layanan, pemasaran, pelatihan, hingga biaya overhead lain. 

Sementara itu, dana yang masuk dari eksekusi Waran Seri II nantinya juga diarahkan untuk modal kerja, baik di induk maupun anak usaha.

Kalau dilihat dari rencana ini, jelas bahwa INET lagi gaspol ke arah ekspansi infrastruktur besar-besaran. Proyek FTTH Bali–Lombok dengan Wi-Fi 7 jadi inti strategi, sementara kabel bawah laut dan proyek FTTH Jawa melengkapi pondasi jangka panjangnya. 

Tantangannya tentu ada, mulai dari eksekusi proyek yang padat hingga kebutuhan modal kerja yang besar, tapi dengan adanya komitmen dan jaminan dari pemegang saham pengendali, ekspansi ini bisa jadi katalis pertumbuhan besar buat INET ke depan.

Buat yang mengikuti right issue INET, catat jadwalnya berikut ini : 

Waran Seri II Siap Dibagi Sebagai Pemanis 

Tak hanya menawarkan right issue, manajemen juga menyiapkan pemanis berupa waran bagi investor yang menebus haknya

Waran Seri II dibagikan gratis dengan rasio enam waran untuk setiap 25 saham baru yang ditebus. 

Waran ini bisa diperdagangkan di BEI mulai Desember 2025 dengan harga pelaksanaan Rp300 dan masa berlaku hingga Juni 2028. 

Namun, perlu dicatat juga waran itu biasanya dianggap sebagai bonus saja. Kalau sudah cuan cukup dari waran, investor biasanya akan segera menjual-nya tanpa harus menunggu waktu eksekusi sampai bertahun-tahun. 

Hitung-hitungan harga teoritis

Berikutnya, penting untuk kita hitung-hitungan soal harga teoritis, ini buat kita mengukur kira-kira kalau beli di harga terkini sampai selesai right issue kita bisa cuan berapa atau malah merugi. 

Kami membuat simulasi harga teoritis INET dengan beberapa metrik penilaian dan asumsi sebagai berikut : 

📊 Simulasi Harga Teoritis (TERP) INET

  • Harga pasar (29/9/2025) : Rp284
  • Harga pelaksanaan rights : Rp259
  • Jumlah saham lama : 8,7 miliar
  • Jumlah saham baru : 12,8 miliar
  • Total setelah rights : 21,5 miliar saham

Rumus harga teoritis = ( (Harga lama × Jumlah lama) + (Harga rights × Jumlah rights) ) ÷ Total saham

= ((Rp284 x 8,7 miliar) + (Rp250 x 12,8 miliar)) / 21,1 miliar 

= Rp265 per saham

👉 Jadi, harga teoritis pasca rights issue berada di Rp265 per saham.

  • Bandingkan dengan harga terkini pada Senin (29/9/2025) di Rp284 per saham, ada potensi koreksi sekitar -6,7% kalau harga menyesuaikan ke level teoritis.
  • Namun, kalau bandingkan sama harga rights di Rp250 per saham, ada potensi upside +6% bagi investor yang menebus HMETD. 

Komitmen Pengendali Jadi Standbuy Buyer 

Komitmen pengendali menjadi faktor kunci di balik aksi ini, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara (AKUN), pemegang kendali dengan porsi 60,62%, menyatakan akan menebus haknya senilai Rp1,78 triliun sekaligus menjadi standby buyer untuk sisa Rp1,41 triliun. Artinya, dari sisi pendanaan, right issue INET bisa dibilang hampir pasti sukses. 

Hal ini juga menjadi sinyal kuat bahwa pengendali percaya penuh pada prospek bisnis perseroan di tengah lonjakan permintaan internet dan transformasi digital yang kian masif.

Catat juga! Ada Risiko Dilusi

Salah satu hal yang perlu dicatat adalah risiko dilusi kepemilikan. Kalau investor publik yang sekarang menguasai hampir 40 persen saham memilih tidak ikut tebus, porsi mereka bisa menyusut drastis jadi tinggal sekitar 16 persen saja. 

Dari sisi valuasi, pasar juga bisa saja menyesuaikan harga ke level teoritis di Rp265 per saham setelah rights issue selesai, artinya ada peluang harga turun dari posisi saat ini. 

Buat trader atau yang baru saja beli saham INET mungkin bisa jadi risiko, jadi tetap harus hati-hati mengambil momentum harga sebelum jadwal cum right pada 25 November 2025 nantinya.

Di luar itu, proyek FTTH Bali–Lombok dengan target dua juta pelanggan dalam waktu satu setengah tahun juga bukan hal yang kecil. 

Ambisi sebesar itu tetap menyimpan risiko, entah berupa keterlambatan eksekusi atau biaya yang membengkak lebih besar dari perkiraan.

Lalu, Bagaimana Sebaiknya Strategi Jika Ingin Masuk Saham INET?

Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:

  • Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
  • Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
  • Update analisis saham coporate action dan take action-nya
  • Update analisis saham IPO dan take action-nya
  • Curhat soal kondisi porto-mu
  • Update perkembangan market secara real-time
  • Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait

Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Manfaatkan Nilai Wajar instan saham Indonesia, AS dan bursa global lainnya dengan berlangganan InvestingPro! Manfaatkan pula fitur ProPicks AI untuk mendapatkan stock pick saham AS dan Indonesia (segera!) yang jauh mengungguli performa indeks acuan. Dapatkan diskon khusus InvestingPro dari MikirDuit sebesar 15%, [klik di sini]