Prospek CSIS dan GMFI Jelang Right Issue
PANI dan IMJS sedikit lagi merampungkan aksi korporasi right issue. Selanjutnya, bakal ada CSIS dan GMFI menyusul. Kira-kira gimana prospeknya? menarik ditebus atau pilih saham yang lain dulu?
Mikirduit - PANI dan IMJS tinggal selangkah lagi mendapatkan dana segar tambahan dari right issue. Selanjutnya, masih ada CSIS dan GMFI menyusul gelombang aksi tambah modal ini. Kira-kira gimana prospeknya dan menarik ditebus atau tidak?
Highlight
- Selangkah lagi right issue PANI selesai, diproyeksi bakal mencatat fundraising terbesar sepanjang 2025. Right issue IMJS juga sebentar lagi selesai.
- Berlanjut, CSIS dan GMFI juga bakal menyusul gelombang right issue sebentar lagi, meskipun perdagangan berlanjut sampai awal 2026.
- Right issue CSIS sudah ada standby buyer dari pengendali, tetapi pengendali GMFI mengalihkan HMETD ke entitas lain, PT Angkasa Pura Indonesia.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini.
Sampai 12 Desember 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 12 emiten sudah menerbitkan right issue dengan total dana yang diraih mencapai Rp17,5 triliun.
Kami memperkirakan, apabila right issue PANI dan IMJS berhasil terserap sesuai rencana, maka total fundraising 2025 dapat mencapai sekitar Rp32 triliun.
Meski meningkat signifikan dibandingkan posisi per 12 Desember lalu, capaian tersebut masih lebih rendah dibandingkan realisasi tahun 2024 sebesar Rp34,41 triliun dan 2023 yang mencapai Rp51,37 triliun.
Right issue tahun ini bisa dibilang lebih sepi dari tahun-tahun sebelumnya, karena kondisi pasar yang selektif dan likuiditas yang ketat.
Namun, tahun depan kemungkinan besar aksi korporasi right issue ini bisa lebih ramai, karena kondisi makro sudah jauh lebih
Mari kita update lebih dulu bagaimana proses right issue dari PANI, IMJS, CSIS, dan GMFI yang sudah jelas jadwal-nya pada akhir tahun ini :
Saham PANI
PANI dijadwalkan akan mengakhiri perdagangan right issue pada 18 Desember 2025. Artinya, sebentar lagi hasil-nya akan keluar, jika sesuai dengan rencana, PANI akan mencatat fundraising right issue terbesar tahun ini sebanyak Rp15,73 triliun.
Sebagai catatan, PANI sempat melakukan penyesuaian skema right issue dengan menurunkan harga pelaksanaan sekaligus meningkatkan jumlah saham baru yang ditawarkan. Harga right issue direvisi dari Rp15.000 per saham menjadi Rp12.975 per saham. Seiring dengan perubahan tersebut, rasio HMETD juga disesuaikan menjadi 1 : 13,94, lebih rendah dibandingkan rasio sebelumnya 1 : 15,15, sementara jumlah saham baru yang ditawarkan meningkat dari sekitar 1,15 miliar lembar menjadi 1,21 miliar lembar.
Selain itu, untuk memastikan keberhasilan aksi penambahan modal, PANI juga telah menunjuk dua pembeli siaga (standby buyer) yang menyerap sisa right issue, karena, PT Multi Artha Pratama (pengendali) hanya menebus sebagian.
Sisa right issue yang tidak ditampung oleh pengendali PANI itu, kemudian akan diserap BCA Sekuritas dan Trimegah Sekuritas. Mereka berdua siap membeli sampai 228 juta lembar saham.
Sementara itu, untuk penggunaan dana juga ada perubahan terkait persentase akuisisi saham CBDK yang awalnya 44,1 persen menjadi dalam rentang 37,77 persen hingga 41,37 persen, ada indikasi untuk meningkatkan free float.
Saham IMJS
Beralih ke IMJS yang juga dijadwalkan menyelesaikan perdagangan right issue pada 18 Desember 2025. Skala-nya jauh lebih kecil dibandingkan PANI dengan dana segar yang diincar sebanyak Rp504,83 miliar.
Dengan target dana itu, IMJS mengeluarkan saham baru sebanyak 2,19 miliar lembar yang ditawarkan di harga Rp230 per saham, dengan rasio kepemilikan 138 saham akan berhak menawarkan 35 HMETD.
Pengendali IMJS, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) diketahui siap menjadi pembeli siaga dengan menyerap seluruh hak-nya. Jadi, kemungkinan besar right issue kali ini lebih 90 persen akan sukses, mengingat free float atau kepemilikan publik di saham IMJS hanya sekitar 8 persen.
Jika investor ritel tidak menebus right IMJS, risiko terdilusi maksimum sekitar 20 persen. Meski begitu, kami nilai akan banyak yang menebus mengingat harga HMETD jauh di bawah harga pasar, artinya investor masih dapat diskon besar, tetapi untuk yang punya harga atas tentu harus mewaspadai adanya risiko volatilitas harga akibat penyesuaian harga setelah right issue.
Adapun, untuk seluruh dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sebagai setoran modal kepada anak usaha PT CSM Corporatama dengan nilai Rp499,28 miliar atau setara dengan 4.99 miliar lembar saham CSM.
Saham CSIS
Berlanjut ke CSIS yang jadwalnya akan segera melaksanakan right issue. Catat dulu jadwal-nya ini :
- Cum date : 19 Desember 2025
- Ex date : 22 Desember 2025
- Recording date : 29 Desember 2025
- Trading start-end : 29 Desember 2025 - 7 Januari 2026
Terkhusus untuk yang mau menebus HMETD saham CSIS ini wajib pantau dulu cum date, karena ini akan menjadi batas terakhir beli saham yang masih memiliki hak menebus right issue.
Kalau sesuai rencana, right issue CSIS ini akan menargetkan dana segar mencapai Rp198,66 miliar. Nilai ini melibatkan penerbitan saham baru 552,80 juta lembar setara 28,57 persen, kepemilikan dengan harga pelaksanaan di Rp380 per saham.
Kalau menghitung dari harga CSIS terkini per 17 Desember 2025 di Rp525 per saham, ada diskon cukup besar sampai 28 persen.
Namun, kita juga harus menghitung harga teoritis karena diskon besar akan memicu penyesuaian harga yang besar juga, alias risiko terbawa turun bisa dalam.
Penghitungan harga teoritis mempertimbangkan rasio kepemilikan saham sebanyak 10 berhak menebus 4 HMETD. Hasilnya potensi koreksi harga bisa ke harga Rp484 per saham, dari harga terkini itu ada risiko turun sekitar 8 persen.
Jadi, untuk yang punya harga atas, diharapkan menghitung lagi potensi harga rata-rata yang didapatkan nanti setelah menebus HMETD, supaya bisa menyesuaikan risiko penurunan harga dengan potensial keuntungan dari diskon saham right isue.
Adapun, untuk standby buyer datang dari pengendali CSIS, yaitu PT Andalan Utama Bintara yang berkomitmen menyerap seluruh haknya sebanyak 57,23 persen. Kalau dihitung, seluruh HMETD pengendali menjadi 299,2 juta lembar setara Rp113,69 miliar.
Dari struktur kepemilikan, ada satu pengendali minoritas dengan kepemilikan cukup besar sebanyak 22,77 persen yaitu PT Olympic Kapital Equity, sementara publik memiliki 20 persen. Jika, pengendali minoritas ini tidak menyerap HMETD, ada potensi peningkatan free float dan dilusi yang cukup signifikan.

Saham GMFI
Terakhir, untuk emiten yang dijadwalkan right issue tahun ini ada GMFI. Catat dulu disini jadwal-nya :
- Cum date : 19 Desember 2025
- Ex date : 22 Desember 2025
- Recording date : 23 Desember 2025
- Trading start-end : 29 Desember 2025 - 9 Januari 2026
Right issue GMFI bisa dibilang jumbo dengan target raihan dana mencapai Rp6,21 triliun. Dalam aksi ini, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 90,05 miliar saham baru, yang setara dengan 70,56 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah right issue, dengan harga pelaksanaan Rp69 per saham.
HMETD pengendali kabarnya akan dialikan seluruhnya dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) kepada PT Angkasa Pura Indonesia (API). API memastikan akan mengeksekusi seluruh rights tersebut dalam bentuk non-tunai (inbreng) berupa aset lahan di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan nilai appraisal Rp5,66 triliun.
Inbreng ini ditujukan untuk memperbaiki struktur permodalan GMFI, membuat ekuitas menjadi positif, serta mengurangi beban sewa lahan yang selama ini menekan profitabilitas.
Dengan komposisi saham baru yang sangat besar, struktur right issue GMFI tergolong sangat dilutif. Secara kasar, rasio penerbitan saham setara sekitar 1 saham lama : 2,39 saham baru.
Dengan asumsi, harga terkini GMFI di Rp149 per saham dan harga pelaksanaan yang jauh di Rp69 per saham, didapatkan harga teoritis Rp93 per saham. Dari nilai ini, kita hitung risiko koreksi bisa sampai 37–38 persen.
Risiko dilusi bagi investor publik juga sangat besar, mencapai hingga 76,79 persen jika tidak menebus HMETD. Jadi, patut ditakar lebih biijak, kalau mau tebus hitung dengan tepat berapa nanti harga rata-rata yang didapat, apakah masih untung jika terbawa koreksi cukup dalam.
Right issue GMFI ini pada dasarnya lebih bersifat restrukturisasi ekuitas dan penyelamatan neraca, bukan aksi korporasi berbasis ekspansi. Bagi investor, keputusan menebus HMETD menjadi krusial untuk menghindari dilusi ekstrem, sementara potensi upside sangat bergantung pada perbaikan fundamental pasca-inbreng dan pemulihan kinerja operasional.
Kami menilai daya tarik right issue GMFI jika ekuitas sudah positif dan keluar papan notasi khusus ada potensi membuat volatilitasnya menjadi lebih atratktif. Apalagi, GMFI akan pindah pengendalian dari GIAA ke Angkasa Pura yang secara ekosistem lebih positif.
Kalau mau mendapatkan insight saham sambil diskusi secara real time bersama founder Mikirduit, yuk join Mikirsaham
Kamu bisa mendapatkan insightnya dengan join Mikirsaham Pro.
Benefit Mikirsaham Pro:
- Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
- Stockpicking swing trade mingguan (khusus member mikirsaham elite jika kuota masih tersedia)
- Insight saham terkini serta action-nya
- IPO dan Corporate Action Digest
- Event online bulanan
- Grup Diskusi Saham
Join ke Member Mikirsaham Pro sekarang juga dengan klik link di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini
