Pola Window Dressing 2025 Beralih dari Bluechip ke Saham Konglo? Ini Potensinya

Window Dressing menjadi momentum yang ditunggu-tunggu, tapi dalam 2 tahun hasilnya mengecewakan. Ekspektasi saham blue chip bobot besar ke IHSG bisa naik, tapi malah saham konglo yang naik. SImak ulasannya di sini

Pola  Window Dressing 2025 Beralih dari Bluechip ke Saham Konglo? Ini Potensinya

Mikirduit – Ada dua momentum di pasar saham saat akhir dan awal tahun, yakni WIndow Dressing dan January Effect. Kami melihat cerita keduanya hanya tinggal kisah masa lalu setelah beberapa tahun terakhir sunyi senyap. Bahkan, beberapa saham yang naik tinggi dengan skala small-micro cap dianggap window dressing karena saham big caps yang tidak bergerak. Lalu, bagaimana dengan tahun ini?

Highlight
  • Meskipun secara historis IHSG memiliki probabilitas kenaikan 88 persen di bulan Desember, tren penguatan pasar yang sudah terjadi selama lima bulan berturut-turut justru meningkatkan risiko koreksi yang mungkin terjadi antara akhir 2025 atau Januari 2026.
  • Pergerakan saham konglomerasi yang biasanya naik di akhir tahun kini menunjukkan tren variatif, di mana Grup Prajogo dan Sinarmas cenderung terkoreksi atau sideways, sementara grup yang sebelumnya tertekan seperti Emtek dan Boy Thohir justru mulai mencatatkan kenaikan signifikan di Desember 2025.
  • Karena window dressing didorong oleh aksi manajer investasi memoles portofolio, strategi yang disarankan saat ini adalah trading jangka pendek memanfaatkan fluktuasi saham pemenang yang sedang koreksi, bukan masuk untuk investasi jangka panjang.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Salah satu data yang paling cukup optimistis menggambarkan prospek pasar saham pada Desember adalah seasonality bulanan IHSG setiap Desember yang memiliki probabilitas tinggi untuk menguat. Dalam 26 tahun terakhir, IHSG mencatatkan probabilitas menguat hingga 88 persen secara bulanan di Desember. Penurunan di Desember hanya terjadi pada 2000, 2022, dan 2024.

Namun balik lagi, pasca covid-19 terutama 2021, window dressing tidak begitu terasa. Lalu, bagaimana dengan tahun ini?

Kami mencatatkan pergerakan IHSG secara bulanan sudah menghijau 5 bulan berturut-turut (Juli-November). Bahkan, Desember hingga 10 Desember 2025 juga sudah naik 2,26 persen. Apakah ini pertanda peluang Desember hijau cukup besar? justru sebaliknya jika pergerakannya cukup sehat, harusnya koreksi. Artinya dalam kondisi sekarang koreksi bisa terjadi antara Desember 2025 atau Januari 2026.

Jika dilihat dari pergerakan harga saham berdasarkan free float market cap, saham-saham yang mendorong lonjakan IHSG antara lain:

  • DSSA naik 195 persen dengan free float market cap terbesar keempat senilai Rp172 triliun
  • BREN naik 4,04 persen dengan free float market cap sekitar Rp158 triliun
  • ASII naik 35 persen dengan free float market cap Rp120 triliun
  • DCII naik 481 persen dengan free float market cap sekitar Rp108 triliun
  • BRPT naik 304 persen dengan free float market cap Rp95 triliun

Selain itu ada beberapa saham di 20 besar free float market cap yang naik signifikan sepanjang 2025 seperti, TLKM, BRMS, MORA, CUAN, IMPC, dan UNTR.

Artinya, jika window dressing mendorong IHSG bisa ke 9.000 membutuhkan skenario saham-saham yang telah naik tinggi itu tidak turun, dan saham big bank terutama BBCA, BBRI, dan BMRI mencatatkan kenaikan signifikan lebih dari 15 persen dalam sisa tahun ini.

Di sisi lain, tahun lalu banyak yang membicarakan saham konglo window dressing, salah satunya saham Grup Prajogo Pangestu yang menghijau dianggap sebagai window dressing.

Jejak Saham Konglo Dalam 2 Tahun Terakhir

Kami mencatat sepanjang 2 tahun terakhir, ada beberapa saham konglo yang selalu menghijau, seperti:

  • PTRO dari Prajogo Pangestu
  • RAJA dari Happy Hapsoro
  • BYAN dari Low Tuck Kwong
  • DSSA dari Grup SInarmas
  • BFIN dari Grup Northstar
  • PANI dari Aguan

Dari seleksi saham konglo tersebut, kami akan mengecek setiap saham yang ada di dalamnya.

Dari Grup PP memang memiliki kecenderungan kenaikan setiap akhir tahun dalam 2 tahun terakhir. Mulai dari BRPT, TPIA, CUAN, dan BREN (termasuk PTRO). Untuk CDIA karena baru IPO jadi belum termasuk.

Menariknya, dari list saham Grup PP tersebut, ada yang masih koreksi sepanjang Desember 2025, yakni:

  • TPIA: -4,05 persen
  • CUAN: -3,73 persen
  • CDIA: -1,3 persen

Namun, untuk BREN masih sideways, sedangkan PTRO sudah naik 6,5 persen.

Kemudian, untuk Grup Hapsoro juga memiliki kecenderungan naik setiap akhir tahun. Kami menelisik beberapa sahamnya mulai dari RAJA, PSKT, MINA, bahkan termasuk SINI. Hanya, BUVA yang tidak mencatatkan kenaikan dua tahun terakhir (mengalami koreksi 3,85 persen di 2024, meski naik 1,92 persen di 2023). Untuk RATU, kami kecualikan dari perhitungan historis karena baru IPO awal tahun.

Dari sini, posisi RAJA per Desember 2025 masih turun 1,14 persen, RATU turun 6,19 persen, SINI turun 15 persen, sedangkan BUVA, MINA, dan PSKT sudah naik cukup agresif.

Sementara itu, untuk Low Tuck Kwong cenderung dari sisi BYAN saja. Secara historis BYAN mencatatkan kenaikan dalam 3 tahun berturut-turut 2022-2024. Namun, hingga Desember 2025 masih turun 1,28 persen. Sementara itu, siklus serupa tidak terjadi di MYOH.

Begitu juga dengan Grup Sinarmas yang tercatat hanya ada pola di DSSA, sedangkan saham Grup Sinarmas lainnya mulai dari SMMA, SMAR, INKP, TKIM cenderung koreksi di Desember. Saat ini, DSSA pun tengah turun 0,2 persen sepanjang Desember hingga 11 Desember 2025.

Hal serupa juga terjadi di Grup Northstar yang hanya mencatatkan kinerja konsisten di BFIN setiap Desember. Sementara itu, di saham lainnya mulai dari BMHS, ARTO, hingga GOTO cenderung koreksi di akhir tahun. Posisi BFIN per Desember 2025 juga lagi turun 3,33 persen.

Aguan juga hanya mencatatkan kenaikan harga saham di Desember dari PANI dalam dua tahun terakhir. Sementara itu, CBDK baru IPO pada awal 2025. Di sisi lain, posisi PANI per Desember 2025 masih turun 3,22 persen, sedangkan CBDK sudah naik 8,95 persen.

Update Strategi Bottom Fishing Mikirduit, Ini Salah Satu Saham Pilihan Terbarunya
Kami sempat rilis 19 saham pilihan bottom fishing dari skala micro hingga middle caps. Lalu bagaimana nasibnya sekarang, serta apa pilihan saham terbarunya?

Saham Konglo yang Lagi Turun, Tapi Mulai Naik di Desember

Selain itu, kami menilai ada pola kenaikan Desember bisa jadi pemicu booming di tahun berikutnya. Untuk itu, kami mencoba menelisik saham-saham konglo yang lagi tertekan dan mulai menghijau di Desember 2025. Dari sini, ada beberapa saham konglo antara lain, Grup Lippo, Grup MNC, Grup Emtek, dan Grup Boy Thohir.

Pertama, dari Grup Lippo kami mencatat MLPL mencatatkan kenaikan 6,54 persen sepanjang 11 hari di Desember 2025. Namun, setelah mengecek ke saham Grup Lippo lainnya, beberapa saham yang ikut menguat antara lain, MPPA, NOBU, dan SILO. Sementara itu, MLPT, KBLV, LPKR, LPCK, LPPF, LPIN, dan beberapa saham Grup Lippo yang tidak terlalu likuid lainnya mengalami koreksi signifikan.

Kedua, saham MNCN yang mencatatkan kenaikan 2,33 persen sepanjang Desember 2025. Padahal dalam 5 tahun terakhir perseroan selalu mencatatkan penurunan di Desember 2025. Namun, jika dilihat dari keseluruhan saham Grup MNC tercatat yang mencatatkan kenaikan antara lain, BHIT, IPTV, MSKY, dan BCAP. Sisanya mengalami penurunan. Salah satu yang mencatatkan kenaikan paling agresif antara lain BHIT setelah naik 18 persen sepanjang Desember 2025 (sampai 11 Desember 2025).

Ketiga, saham Grup EMTK yang naik selaras dengan perjalanan IPO SUPA (Superbank). Saham EMTK mencatatkan kenaikan 20,41 persen sepanjang Desember 2025. Secara historis 5 tahun terakhir EMTK naik di 2021 dan 2024. Pada 2021 (saat BUKA IPO), saham EMTK juga naik 18,44 persen di Desember. 

Kenaikan saham EMTK juga diikuti anak-anak usahanya seperti SCMA dan SAME. Hanya saja untuk CASS masih stagnan 0 persen, sedangkan BUKA turun 2,96 persen sepanjang Desember 2025.

Keempat, Grup Boy Thohir yang juga mencakup saham BFIN yang berada di Grup Northstar. Mayoritas saham Grup Boy Thohir sudah mulai mencatatkan kenaikan sepanjang Desember 2025 seperti:

  • ADRO naik 1,38 persen
  • ADMR naik 12,6 persen
  • MBMA naik 0,92 persen
  • TRIM naik 3,6 persen
  • PALM naik 2,65 persen
  • EMAS naik 22 persen

Sementara itu yang belum mengalami kenaikan antara lain, WOMF, ESSA, dan MDKA.

💡
Dapatkan Tools Analisis Saham Paling Cocok Untuk Investor Ritel serta Pilihan Saham Indonesia hingga AS dengan AI bersama Investing Pro. Dapatkan Promo Spesial Dari Mikirduit dengan Klik di sini

Kesimpulan

Window Dressing terjadi karena adanya aksi transaksi manajer investasi yang mengelola dana di reksa dana saham-nya. Dalam transaksi yang membuat fenomena Window Dressing ini ada dua cara:

Pertama, para manajer investasi akan memasukkan beberapa saham pemenang jelang akhir tahun hingga muncuk di top holding 10 besarnya. Dengan begitu, bisa menarik minat para nasabah reksa dana untuk masuk ke produk tersebut. Hasilnya, ada potensi inflow dari manajer investasi terkait saham-saham yang sudah naik cukup tinggi. Sebaliknya, yang dibuang adalah saham loser yang membuat saham yang lagi turun justru makin tertekan.

Kedua, cara yang paling sering dilakukan adalah untuk menjaga indeks. Ini dilakukan dengan cara masuk ke saham dengan bobot besar ke indeks saham. Biasanya, manajer investasi di Indonesia cenderung masuk ke saham dengan bobot besar ke indeks agar kinerjanya bisa selaras dengan indeks saham yang diacunya. Sehingga jika melakukan pembelian saham-saham bobot besar ke indeks tersebut bisa mendorong NAB reksa dana mereka juga.

Sehingga jika dilihat, dalam kondisi sekarang, kita bisa memanfaatkan potensi window dressing di saham yang sudah naik atau sepanjang tahun ini naik, tapi saat ini lagi koreksi dengan strategi trading terlebih dulu. Posisi masuk di akhir tahun kurang oke untuk investing, tapi bisa cocok untuk mengambil potensi fluktuasi jelang akhir tahun.

Kalau mau mendapatkan insight saham sambil diskusi secara real time bersama founder Mikirduit, yuk join Mikirsaham

Kamu bisa mendapatkan insightnya dengan join Mikirsaham Pro.

Benefit Mikirsaham Pro:

  • Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
  • Stockpicking swing trade mingguan (khusus member mikirsaham elite jika kuota masih tersedia)
  • Insight saham terkini serta action-nya
  • IPO dan Corporate Action Digest
  • Event online bulanan
  • Grup Diskusi Saham

Join ke Member Mikirsaham Pro sekarang juga dengan klik link di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini