OJK Bakal Naikkan Minimal Modal Inti Jadi Rp6 triliun, Begini Potensi Booming Bank Kecil Jilid 2
Saham Bank kecil berpotensi booming jilid 2 setelah terakhir pada 2021 setelah OJK mau menerapkan minimal modal inti menjadi Rp6 triliun. Kira-kira bagaimana prospeknya? siapa saja saham bank mini yang menarik?
Mikirduit – OJK sudah blak-blak-an ingin menghapus kelompok bank dengan minimal modal inti terkecil, yakni KBMI 1 (sekitar Rp3 triliun sampai Rp6 triliun). Lalu, apa efeknya ke saham-saham bank kecil tersebut?
Highlight
- OJK berencana menghapus kategori bank KBMI 1 untuk mendorong penguatan fundamental dan konsolidasi bank-bank kecil yang masih memiliki modal inti di bawah Rp6 triliun.
- Dari 61 bank KBMI 1 di Indonesia, sebanyak 18 di antaranya sudah menjadi emiten di bursa, termasuk tiga dengan kebutuhan tambahan modal terbesar: BNBA, BABP, dan AGRO.
- Potensi kenaikan harga saham bank kecil baru akan signifikan jika kebijakan OJK bersifat wajib dan memiliki tenggat waktu jelas, bukan sekadar imbauan.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Rencana ini diumumkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers Rapat Dewan komisioner Bersama (RDKB) pada 10 November 2025.
Dian mengatakan pihaknya menilai perlu ada penguatan fundamental dan konsolidasi bank-bank berukuran mini tersebut. Rencana itu dilakukan sebagai agenda strategis yang perlu ditempuh secara terarah dan prudence.
Rencana tersebut sifatnya imbauan secara persuasi dan pihaknya akan memberikan waktu yang cukup bagi bank-bank mini untuk naik kelas atau melakukan konsolidasi.
"Kami akan lihat perkembangannya ke depan apakah perlu dikeluarkan aturan yang lebih jelas dalam POJK atau lainnya nantinya," ujarnya.
Cerita konsolidasi bank memang sudah menjadi cerita lama di perbankan Indonesia. Awalnya, ada beberapa strategi dari OJK untuk mendorong konsolidasi bank.
Misalnya dalam medio 2010-2014, OJK sempat mengeluarkan kebijakan single presence policy, artinya OJK membatasi kepemilikan pengendali bank hanya satu bank. Jika ada kepemilikan beberapa bank disarankan untuk merger.
Lalu, jika ada investor yang mau akuisisi bank diminta minimal akuisisi bank. Dari aksi ini, ada beberapa bank yang akhirnya dikonsolidasi seperti DNAR, AGRS, MCOR, BCA Digital Bank (Blu by BCA), Bank Shinhan, BDMN dan beberapa bank lainnya yang merupakan gabungan dari dua bank menjadi satu.
Namun, perlahan strategi single presence policy mulai kurang efektif terutama setelah pandemi Covid-19. Akhirnya, OJK juga membuat kebijakan menaikkan batas minimal modal inti dari Rp100 miliar menjadi Rp3 triliun pada 2020. Dari sini, banyak bank-bank kecil diguyur suntikan jumbo seperti BBYB, ARTO, BNBA, dan lainnya. Namun, efeknya cenderung minim terhadap konsollidasi bank. Bahkan, satu-satunya yang berpotensi merger NOBU dan BABP juga akhirnya batal.
Meski begitu, rencana kebijakan ini membuat banyak ekspektasi kalau booming saham bank di 2021-2022 bisa kembali terulang. Apakah mungkin?
Kami menilai potensi itu bisa terjadi asal sifatnya bukan cuma imbauan, tapi kewajiban seperti pada 2021-2022. Jika sifatnya imbauan, biasanya sih tidak ditepati juga. pasalnya, ada kebutuhan modal yang cukup besar minimal Rp3 triliun untuk bisa menyesuaikan dengan kebijakan tersebut. Sehingga butuh kepastian dari OJK, ini imbauan atau kewajiban?
Peluang Skema Transaksi Terjadi di Bank Kecil
Saat ini ada 61 saham bank KBMI dari total 105 bank yang ada di Indonesia. Artinya, 58 persen bank di Indonesia masih dalam skala yang kecil. Dari data kami, 18 dari 61 saham KBMI satu sudah menjadi tbk sehingga bisa terdampak dari kebijakan ini. Lalu, skenario apa saja yang bisa terjadi jika aturan penghapusan KBMI 1 ini dilakukan?
Kami menilai ada beberapa skema yang bisa terjadi.
Pertama, pengendali bank kecil ini tidak mau akuisisi (jika tidak diwajibkan), tapi ingin menambah modal mencapai KBMI 2. Artinya, bank kecil tersebut harus melakukan right issue jumbo alias pengendali keluar modal sekitar Rp1 triliun - Rp3 triliun sesuai dengan kebutuhan perseroan.
Kedua, pengendali ingin akuisisi dan merger bank kecil lainnya. Target akuisisi bisa jadi bank di luar non-tbk yang ada 40-an bank dengan harga yang lebih murah. Tapi, jika digabungkan bisa meningkatkan modal inti hingga Rp3 triliun.
Ketiga, bank kecil ingin mencapai minimal modal inti dengan cara organik dari hasil laba perseroan. Sehingga ketentuan bisa dipenuhi tanpa perlu tambah modal. Namun, hal ini mungkin bisa dicapai oleh bank KBMI satu yang modal intinya sudah di atas Rp5,5 triliun.

3 Bank KBMI 1 yang sudah tbk dengan kebutuhan modal tambahan terbesar
Jika merujuk data 18 bank kecil yang sudah tbk. 3 saham yang membutuhkan dana terbesar untuk bisa naik kelas antara lain, BNBA, BABP, dan AGRO. Sementara itu, dalam list ini kami mengecualikan bank syariah dan bank daerah (seperti BEKS). Untuk bank syariah kemungkinan direlaksasi karena masih dalam proses program spin-off (semakin besar bisa semakin berat untuk spin-off), sedangkan bank daerah sudah membentuk skema KUB sehingga tidak wajib mengikuti kebijakan yang sama.
Saham BNBA
Saham BNBA ini dimiliki oleh Grup Ajaib. Per September 2025, memiliki modal inti sekitar Rp3,1 triliun. Artinya butuh minimal suntikan modal sekitar Rp2,9 triliun.
Secara kondisi bisnis, tidak ada masalah terkait BNBA dengan rasio kecukupan modal yang cukup tebal hingga 63 persen. Lalu, tingkat NPL atau rasio kredit bermasalah yang masih di area aman, yakni NPL gross sekitar 4 persen dan NPL nett sebesar 2,8 persen.
Catatannya, dari segi cost to income rasio masih cukup tinggi sebesar 85 persen, serta loan to deposit rasio cukup ketat di 95 persen. Meski untuk LDR masih bisa dikompensasi dengan tingkat CAR yang masih sangat tebal.
Untuk tingkat net interest margin BNBA sendiri masih wajar sekitar 4,27 persen.
Saham BABP
Saham BABP menjadi yang kedua terbesar terkait kebutuhan permodalan. Hingga September 2025, modal inti BABP sekitar Rp3,2 triliun. Berarti, BABP membutuhkan modal tambahan sekitar Rp2,8 triliun untuk mencapai KBMI 2.
Adapun, jika merujuk rasio keuangan BABP pun tidak ada masalah signifikan. Rasio kecukupan modal BABP masih berada di level aman sekitar 24,5 persen. Lalu, tingkat NPL gross memang agak tinggi, tapi masih di bawah 5 persen. Dari segi NPL net juga terhitung tinggi, tapi masih di bawah 3 persen, yakni 2,8 persen.
Dari segi tingkat cost to income rasio, BABP lebih baik dari BNBA dengan posisi sebesar 77 persen. Lalu, Posisi LDR masih cukup longgar sekitar 80 persen. Hanya saja, dari segi NIM, BABP masih kalah dari BNBA dengan posisi hanya 3,2 persen.
Saham AGRO
Saham AGRO menjadi skala bank KBMI 1 yang membutuhkan suntikan terbesar ketiga. Dari data per September 2025, AGRO mencatatkan modal inti sekitar Rp3,2 triliun, artinya butuh tambahan modal inti sekitar Rp2,8 triliun (sama seperti BABP).
Nah, jika dibandingkan dari segi rasio keuangan bank-nya, saham AGRO memiliki kondisi hampir mirip dengan BABP, meski lebih baik.
Catatannya, saham AGRO tengah menghadapi risiko kenaikan NPL gross yang mendekati 5 persen, yakni 4,56 persen. Meski, NPL net-nya masih rendah di 1,72 persen.
Dengan posisi NPL gross yang tinggi dari AGRO itu, kami menilai posisi AGRO masih tetap lebih baik dibandingkan dengan BABP. Pasalnya, dari rasio CAR jauh lebih tebal sebesar 42 persen, serta NIM lebih tinggi tembus 5 persen, dan cost to income rasio (CIR) yang lebih efisien sebesar 73 persen.
Kesimpulan
Apakah gelombang booming saham bank kecil pada 2021 akan kembali terulang? Jawabannya akan tergantung beberapa poin seperti:
- Sifat kenaikan modal inti (yang sebenarnya dari awal ada plan minimal Rp6 triliun) ini masih bersifat imbauan atau kewajiban dari OJK. (ini harus pasti)
- Deadline terakhir penambahan modal
Tanpa ada kepastian itu, harga saham bank kecil berpotensi belum akan kemana-mana. Biasanya OJK akan kasih rentang persiapan sekitar 2-3 tahun. Jika aturan ini dibuat di 2026 berarti minimal bisa dipenuhi pada 2028 atau 2029.
Kami sudah mengulas ke-18 saham Bank Kecil yang sudah tbk dan butuh tambahan modal di Mikirsaham.com
kamu bisa mendapatkan insight untuk mempermudah investasi saham-mu dengan join Mikirsaham Pro.
Benefit Mikirsaham Pro:
- Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
- Stockpicking swing trade mingguan (khusus member mikirsaham elite jika kuota masih tersedia)
- Insight saham terkini serta action-nya
- IPO dan Corporate Action Digest
- Event online bulanan
- Grup Diskusi Saham
Join ke Member Mikirsaham Pro sekarang juga dengan klik link di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini
