Mencari Tanda-tanda Kebangkitan Saham Otomotif

Ternyata, sektor saham yang berpotensi bangkit bukan saham nikel, melainkan saham otomotif. Namun, apa saham otomotif yang paling menarik?

Mencari Tanda-tanda Kebangkitan Saham Otomotif

Mikir Duit – Awalnya, kami menilai saham nikel bisa menjadi sektor yang bisa melejit di tahun ini. Namun, setelah kuartal I/2023 berjalan, saham otomotif justru yang berpotensi melejit. Apalagi, kinerja keuangan beberapa emiten otomotif melejit di tiga bulan pertama tahun ini. Kira-kira apa saja saham otomotif yang potensial ya?

Sebenarnya, jika melihat pertumbuhan penjualan otomotif secara keseluruhan, pertumbuhan sepanjang Januari-April 2023 tidak setinggi periode sama pada 2022. Industri otomotif mencatatkan pertumbuhan penjualan wholesale 8,21 persen menjadi 346.410 unit, sedangkan penjualan ritel 0,39 persen menjadi 341.411 unit.

Namun, beberapa saham terkait otomotif mencatatkan kinerja laba bersih yang signifikan. Apakah ini menjadi tanda sektor saham ini siap melejit? kita akan bongkar kenapa laba bersihnya melejit dan bagaimana prospek ke depannya di sini.

Untuk itu, kami akan menilai 5 saham otomotif dengan kenaikan harga tertinggi sepanjang 2023.

BACA JUGA: Kirain Saham Sektor Nikel Naik, Ternyata Loyo Nih

PT Astra Otoparts Tbk., Saham AUTO

AUTO mencatatkan pendapatan kuartal I/2023 tumbuh 8,58 persen menjadi Rp4,97 triliun. Namun, laba bersihnya bisa naik hingga 92,13 persen menjadi Rp432 miliar.

Beberapa pendorong kinerja AUTO antara lain:

  • Pengelolaan biaya pokok pendapatan dengan tetap mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang optimal. Buktinya, gross profit margin AUTO naik menjadi 16 persen dibandingkan dengan sebelumnya 12,48 persen.
  • Ada pertumbuhan pendapatan dari bagian laba entitas asosiasi yang tumbuh 41,32 persen menjadi Rp240 miliar.

Adapun, secara siklus, kinerja  AUTO cenderung mencatatkan kenaikan signifikan di kuartal ketiga dan keempat dan sedikit melandai di kuartal kedua. Namun, jika melihat kinerja pendapatan AUTO yang hanya tumbuh 8 persen, berarti dari segi bisnisnya, AUTO belum menunjukkan tanda-tanda bisnisnya mulai meroket. Soalnya, kinerja penjualan AUTO sepanjang 2022 sudah melejit 22 persen. Apakah pertumbuhan penjualan sepanjang 2023 bisa tumbuh tinggi dengan basis yang mulai tinggi di 2022?

PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS)

Saham IMAS juga mencatatkan kinerja keuangan yang sensasional sepanjang kuartal I/2023. Meski pendapatannya cuma tumbuh 13,93 persen menjadi Rp7,22 triliun, tapi laba bersihnya mmapu naik sebesar 125 persen menjadi Rp178 miliar.

Lonjakan kenaikan laba bersih IMAS didukung beberapa hal yang kecil-kecil, tapi bisa ngefek besar ke bottom linenya. Seperti:

  • Mampu meningkatkan gross profit margin dari 19,9 persen menjadi 20 persen
  • Adanya penurunan beban umum administrasi sebesar 5,06 persen menjadi Rp469 miliar
  • Adanya kenaikan pendapatan operasi lain sebesar 14,28 persen menjadi Rp210 miliar

Jika melihat dari segi pertumbuhan penjualannya, kinerja IMAS belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan. Soalnya, pertumbuhan pendapatan hanya 13,93 persen, lebih rendah dibandingkan periode sepanjang 2022 yang tembus 33 persen.

PT Dharma Polimetal Tbk., Saham DRMA

Saham DRMA juga mencatatkan  pertumbuhan kinerja yang signifikan. Berbeda dengan AUTO dan IMAS, DRMA mencatatkan pertumbuhan pendapatan 57,45 persen menjadi Rp1,44 triliun. Lalu, laba bersihnya juga melejit 86,39 persen menjadi Rp216 miliar.

Salah satu pendorong kinerja DRMA adalah pengelolaan biaya-biaya yang sangat optimal dengan pencapaian pendapatan yang tinggi. Terlihat dari gross profit margin DRMA naik dari 15 persen menjadi 18 persen. Lalu, net profit margin juga naik dari 12,7persen menjadi 15 persen.

Kinerja bisnis DRMA bisa dibilang tumbuh lebih agresif dibandingkan dengan AUTO [head to head bisnis onderdil kendaraan]. Pertumbuhan pendapatan DRMA di kuartal pertama tahun ini juga tumbuh lebih tinggi daripada kinerja perseroan sepanjang 2022 yang naik 34 persen.

PT Gajah Tunggal Tbk., Saham GJTL

Saham GJTL juga mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang sensasional. Laba bersihnya mampu tumbuh 271,7 persen, meski pendapatannya cuma naik 5,22 persen. Kok bisa?

Ada beberapa faktor yang mendorong laba bersih GJTL meroket:

  • Pengelolaan biaya GJTL sangat optimal, seperti pendapatan tumbuh 4 persen, sedangkan beban pokok pendapatan malah koreksi tipis. Gross profit margin pun naik 19,8 persen dari sebelumnya 15,2 persen. Net profit marginnya juga naik signifikan dari 1,7 persen menjadi 6 persen.
  • Namun, kenaikan net profit margin yang signifikan itu ada pengaruh dari keuntungan selisih kurs senilai Rp100 miliar.

Overall, bisnis GJTL ini memang masih menantang. Apalagi, tren pendapatan GJTL ini malah melambat setelah hanya tumbuh 4 persen, padahal sepanjang 2022 trennya masih tumbuh 11 persen.

PT Indospring Tbk., Saham INDS

Saham INDS juga menjadi salah satu saham otomotif yang kinerja keuangannya melejit sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Laba bersih INDS naik 79,28 persen menjadi Rp1,03 triliun, meski pendapatannya hanya naik 18,66 persen.

Lonjakan laba bersih itu didorong oleh pengelolaan biaya yang baik. Hal itu terlihat dari gross profit margin INDS yang naik menjadi 16,6 persen dibandingkan dengan sebelumnya 14,7 persen. Begitu juga dengan net profit margin yang naik menjadi 5,8 persen dibandingkan dengan sebelumnya 3,9 persen.

Meski, pertumbuhan pendapatan INDS pada kuartal I/2023 masih di bawah dari persentase kenaikan INDS sepanjang 2022 yang tembus 30-an persen.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, bisnis saham sektor otomotif, baik yang jual onderdil maupun distribusi penjualan mobil tidak menunjukkan tanda-tanda kenaikan kinerja signifikan sepanjang kuartal pertama 2023. Tercatat, hanya DRMA yang mampu mencatatkan kinerja yang sensasional dari sisi operasional bisnisnya.

Jika melihat valuasi dari sisi PE, saham AUTO justru yang paling menarik karena punya price to earning yang paling rendah secara sektoral serta di bawah rata-rata 5 tahun terakhir. Namun, PE AUTO yang rendah bisa jadi disebabkan kenaikan laba bersih yang lebih tinggi daripada kenaikan harga sahamnya.

PE Annualized Rata-rata 5 tahun
AUTO 5,68 139
IMAS 31,41 13,43
DRMA 5,55 8,28
GJTL 2,61 30,05
INDS 6,2 14,33

Dengan begitu angka pembilang untuk dibagi dengan penyebut menjadi lebih besar secara signifikan.

Namun, jika dilihat secara PBV, saham otomotif yang murah adalah INDS. Alasannya, posisi valuasi PBV INDS itu paling rendah di sektornya serta lebih rendah secara rata-rata historisnya. Sayangnya, saham INDS ini memang rada kurang likuid sih.

PBV Rata-rata 5 tahun
AUTO 0,8 0,57
IMAS 0,8 0,49
DRMA 3,18 2,97
GJTL 0,37 0,35
INDS 0,52 0,56

Secara keseluruhan, kita masih harus wait and see hingga kinerja kuartal kedua muncul. Apakah kinerja dari sektor ini akan menunjukkan hasil signifikan atau tidak. Kita perlu perbandingkan persentase kenaikan tiga bulanan kuartal kedua dari 2020,2021, hingga 2022 untuk melihat tanda-tanda kebangkitan sektor ini.

Ada yang pegang saham-saham otomotif ini di harga bawah?