Memahami Prospek ARCI Dari Narasi Penemuan Cadangan Emas yang Besar
Harga saham ARCI bangkit dan mendekati harga IPO-nya lagi. Narasi penemuan cadangan besar pun mengemuka. Tapi, bagaimana prospek saham ARCI sebenarnya

Mikirduit – Saham ARCI yang sempat lama tenggelam hingga dirumorkan bakal di-divestasi oleh Peter Sondakh kembali menggema. Harga sahamnya mulai mendekati harga IPO pertama kali pada 2021, kabarnya emiten tambang emas ini menemukan cadangan besar. Lalu, apakah prospek saham ARCI akan cerah?
Highlight
- Manajemen ARCI mengumumkan ada potensi penemuan cadangan emas yang besar dalam public expose pada 19 Juni 2025
- Namun, belum ada angka-angka detail terkait cadangan terukur, terduga, terkira. Artinya, masih dalam tahap eksplorasi
- Momentum ARCI ada pada pemulihan kinerja setelah pit Araren terkena bencana longsor pada 2024. Perkiraan produksi pit Araren bisa pulih di 2025 sehingg produksi bisa kembali naik.
- Manajemen menargetkan produksi emasnya bisa naik 25 persen pada 2025
- Kinerja kuartal I/2025 ARCI mencatatkan kenaikan signifikan didorong kenaikan pendapatan dari perdagangan dan pemurnian emas
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Harga saham ARCI mulai mendekati harga IPO-nya di Rp750 per saham (harga per 19 Juni 2025 ada di Rp600 per saham). Harga tertinggi yang pernah dicapai ARCI sekitar Rp850 per saham. Lalu, apakah saham ARCI bisa tembus all time high?
Kabar gembira muncul karena ARCI disebut menemukan cadangan jumbo dari aktivitas eksplorasinya.
Seperti dikutip Kontan, Direktur Utama ARCI Rudy Suhendra mengungkapkan hasil eksplorasi intersepsi emas yang didapat oleh ARCI lebih tinggi dibandingkan beberapa tambang emas lainnya. "Grade emas kami hampir dua kali lipat lebih besar, lebih tebal, dan kedalamannya lebih dangkal. Peluang kami mengembangkan cadangan emas sangat terbuka lebar," ujarnya.
Namun, catatannya, penemuan cadangan itu masih bersifat eksplorasi. Belum ada angka detail terukur, terduga, hingga terkira.
Adapun, cerita ARCI terkait pemilik cadangan emas terbesar, hingga di Asean menjadi salah satu hal yang diangkat perseroan jelang IPO pada 2021. Salah satunya yang mengangkat story tersebut adalah Kompas.com dengan judul berita, "Menengok Tambang Emas Archi di Manado, Salah Satu yang Terbesar di Asia Tenggara."
Dalam catatan akhir 2020, ARCI sudah mencatat jumlah cadangan emas sebesar 3,9 juta ounce dan sudah tersertifikasi JORC yang artinya sudah memungkinkan secara tingkat keekonomian operasional. Kabarnya, ARCI memiliki potensi menambah cadangan hingga 5,3 juta - 13 juta ounce dalam 5 tahun ke depan (dari 2021) alias sampai 2026.
Apakah jumlah cadangan itu besar?
Jika dilihat dari perhitungan kami (dengan mengecualikan data UNTR yang belum kami dapatkan angka terbarunya), potensi penambahan cadangan emas ARCI yang tercatat di 2021 itu menjadi yang terbesar ketiga setelah Freeport dan AMMN.
Namun, asumsi ada potensi cadangan besar ARCI ini sifatnya masih dalam tahap eksplorasi. Artinya, belum akan terepresentasi dalam kinerja keuangan dalam jangka pendek 1-2 tahun. Bahkan, periode eksplorasi bisa memakan waktu 1-10 tahun. Artinya jika eksplorasi dilakukan sejak 2019-2020, berarti bisa mulai diproduksi sekitar 2029-2030. Namun, ini memang baru estimasi dari perhitungan kasar yang bisa berubah sesuai dengan kondisi lapangan.
Momentum ARCI
Di sisi lain, kami menilai momentum dari ARCI bukan di potensi cadangan emas yang akan ditemukan (yang baru bisa diproduksi dalam jangka menengah panjang), melainkan potensi pemulihan kinerja pada 2025.
Sampai kuartal I/2025, ARCI mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 59 persen menjadi 90,77 juta dolar AS, dengan posisi bottom line kembali mencatatkan laba bersih 10,28 juta dolar AS.
Kinerja kuartal pertama ARCI tersebut bisa dibilang menjadi yang tertinggi sejak 2020 (dibandingkan dengan periode yang sama).
Beberapa faktor yang mendorong kinerja ARCI antara lain:
- Adanya kenaikan pendapatan dari aktivitas penambangan emas dengan pertumbuhan sebesar 19 persen menjadi 57,4 juta dolar AS. Namun, kami menilai kenaikan pendapatan aktivitas tambang emas ini tertolong dari kenaikan harga jual rata-rata (harga emas pada periode sama naik sekitar 17 persen).
- Adanya kenaikan pendapatan dari aktivitas pemurnian yang naik 267 persen menjadi 33,36 juta dolar AS. Kami menilai aktivitas pemurnian ini yang menjadi penopang kinerja ARCI di kuartal pertama kemarin.
Meski begitu, ARCI memang berpeluang mencatatkan kenaikan produksi di 2025 karena Pit Araren yang sempat terkena bencana longsor di 2024 akan mulai produksi lagi di 2025. Dengan adanya normalisasi produksi emas ARCI serta posisi harga jual rata-rata yang mencatatkan kenaikan, ARCI berpotensi mencatatkan kinerja yang lebih baik di 2025. Manajemen memperkirakan produksi bisa tumbuh naik 25 persen pada 2025.
Catatan yang harus dipahami, kenaikan kinerja ARCI ditopang oleh normalisasi produksi yang turun karena bencana longsor, sedangkan hasil eksplorasi masih belum menghasilkan produksi secara langsung.

Aroma Happy Hapsoro di ARCI
ARCI yang dimiliki oleh Peter Sondakh (Grup Rajawali) sempat dikabarkan bakal di-divestasi pada 2023 silam. Nama UNTR digadang-gadang menjadi calon pembelinya, meski hal itu sudah dibantah oleh UNTR. Perkembangan rencana divestasi ARCI pun tidak berkembang lagi sampai sekarang.
Di sisi lain, ada satu investor ARCI di atas 5 persen yang sudah membeli sejak 2021, yakni Basis Investment (PT Basis Utama Prima). Namun, jika dilihat Basis Utama Prima masuk ke ARCI dengan mengambil bagian dari saham investor publik.
Saat IPO, porsi investor publik ARCI sekitar 15 persen, tapi kini tersisa 8,82 persen. Sementara itu, Basis Utama Prima menggenggam sekitar 6,17 persen.
Basis Utama Prima diketahui adalah kendaraan investasi milik Happy Hapsoro. Sampai saat ini, Basis Utama Prima memiliki beberapa saham yang terafiliasi dengan suami Puan itu, seperti RAJA, MINA, dan PSKT.
Seperti, di PSKT, Basis Utama Prima menjadi pemegang saham terbesar, yakni 40 persen. Sementara itu, di RAJA, Basis utama Prima memegang 11,9 persen. Terakhir, di MINA, Basis Utama Prima memegang 45,71 persen.
Lalu, apakah Basis Utama Prima akan meningkatkan kepemilikan di ARCI? ya hal itu akan tergantung negosiasi dengan Grup Rajawali. Toh, aksi pembelian terakhir juga membeli di pasar reguler milik porsi publik juga. Artinya, belum ada informasi kalau Basis Utama mau mengambil porsi Rajawali Corpora.
Kesimpulan
Jika sesuai dengan skenario yang kami asumsikan, laba bersih ARCI berpotensi naik 308 persen sepanjang 2025 menjadi 41 juta dolar AS. Dengan kenaikan pendapatan yang signifikan tersebut, PE forward ARCI sudah tembus sekitar 21 kali dengan harga penutupan 19 Juni 2025.
Apakah itu angka PE yang murah atau mahal? jika dibandingkan dengan AMMN maupun MDKA, posisi PE ARCI memang yang lebih menarik. Meski volatilitasnya sudah cukup tinggi. Sehingga, jika ingin masuk juga harus melihat kenaikan yang sudah cukup signifikan.
Apalagi, dengan PE forward 21 kali ini bisa dibilang masih cukup premium untuk sebagai titik beli investasi.
Bagaimana Strategi Investasi Saham ARCI agar Tidak Beli di Pucuk?
Kamu bisa mendapatkan insight dari diskusi real time hingga analisis saham komprehensif di Mikirsaham. Dapatkan benefit:
- Pilihan saham value-growth investing bulanan
- Pilihan saham dividen yang potensial
- Insight saham komprehensif serta actionnya
- IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
- Diskusi saham dan rekap diskusinya
- Event online bulanan
- Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan
Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini