Laba Emiten Properti Semester I/2025 Masih Loyo, Siapa Paling Bertahan?

Mayoritas emiten properti pada paruh pertama 2025 profitabilitas-nya masih loyo, tetapi sebagian ada yang masih tumbuh. Kira-kira siapa paling bertahan? apakah masih menarik lirik sektor ini?

saham properti

Mikirduit - Kinerja keuangan beberapa emiten properti masih terpantau loyo pada semester I/2025. Namun ada yang masih bertumbuh dan punya prospek menarik di sisa tahun ini, kira-kira gimana prospeknya?

Highlight
  • Sektor properti masih tertekan pada semester I/2025 akibat tingginya suku bunga, deflasi beruntun, dan lemahnya daya beli, meskipun pemerintah telah memberikan berbagai insentif.
  • Prospek properti 1–2 tahun ke depan dinilai positif berkat penurunan suku bunga BI, perpanjangan insentif pajak, dan peluang dari saham-saham laggard di luar PANI.
  • CTRA, SMRA, BSDE, dan PWON menjadi pilihan utama dengan valuasi masih undervalued, namun pembelian disarankan bertahap untuk meminimalisir risiko jangka pendek.
  • Mau tau prospek pasar saham setelah meroket di Juli-Agustus 2025? Mikirduit x Tuwaga bakal ngobrolin outlook akhir tahun 2025 dan saham-saham menarik periode tersebut. Daftar sekarang dengan klik di sini

Menurut pantauan kami sudah ada sembilan emiten properti yang merilis laporan keuangan untuk periode paruh pertama tahun ini. Mereka adalah PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Intiland Development Tbk (DILD), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

6 dari 9 emiten itu tercatat laba-nya terkontraksi, bahkan ada yang ruginya makin bengkak yaitu APLN dari Rp27,8 miliar pada semester I/2024 menjadi Rp108,82 miliar pada semester I/2025. Hanya tiga yang mencatat pertumbuhan positif, yaitu ASRI, CTRA, dan PWON. Berikut rinciannya : 

Sektor properti tengah menghadapi periode yang berat pada paruh pertama tahun ini. Sejumlah insentif, mulai dari diskon pajak hingga kebijakan uang muka 0%, memang telah digulirkan pemerintah.

Namun, sejak awal tahun, tingginya suku bunga, tekanan deflasi yang terjadi beruntun, serta melemahnya daya beli kelas menengah tetap menjadi hambatan utama.

Kondisi tersebut membuat permintaan di pasar properti belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang berarti.

Meski begitu, sektor properti dinilai masih memiliki prospek menarik paling tidak dalam kurun waktu 1 - 2 tahun ke depan.  Kenapa bisa gitu?

Prospek Sektor Properti 

Kami melihat pergerakan sektor properti secara teknikal sudah mulai menarik meskipun kinerja keuangan paruh pertama masih loyo. 

Melihat pergerakan teknikal pada perdagangan Senin (11/8/2025), IDXPROPERT berhasil breakout dari resistance horizontal line yang ditarik dari high 12 Desember 2024. 

Penguatan itu menunjukkan gerakan yang atraktif membawa IDXPROPERT ke level tertinggi pada tahun ini. Namun, kenaikan ini sebenarnya lebih banyak ditopang oleh saham PANI, meskipun tren naik terkonfirmasi, tetapi saham properti di luar PANI masih banyak yang laggard. Ini masih bisa menjadi kesempatan untuk dilirik. 

Selain karena teknikal, kami juga melihat seharusnya paruh kedua tahun ini akan menjadi momen pemulihan sektor properti terdorong efek dari penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang sudah dilakukan tiga kali yaitu pada Januari, Mei, dan Juli. 

Insentif pajak properti yang diperpanjang sampai akhir tahun untuk harga rumah di bawah Rp5 miliar juga dnilai masih memberikan sentimen positif. 

Gabungan dari dua hal itu setidaknya bisa menjadi pendorong permintaan properti seiring dengan membaiknya daya beli dan kepercayaan konsumen.

Rich Lanjut Akuisisi KRYA, Bisnisnya Bakal Diubah Jadi Begini
Rich Step sudah menyelesaikan due dilligence akuisisi saham KRYA, hasilnya perseroan akan melanjutkan akuisisi. Lalu, bagaimana prospek saham KRYA?

Saham Pilihan Sektor Properti 

Dari sembilan emiten yang kami rekap kinerja laba-nya, kami melihat empat emiten properti bluechip untuk pilihan investasi selama 1-2 tahun mendatang. Mereka adalah CTRA, SMRA, BSDE, dan PWON. 

Kalau bicara fundamental CTRA menjadi pilihan teratas, karena kinerja sepanjang paruh pertama tahun ini masih tumbuh positif. Bisa dibilang emiten ini paling bertahan dan cukup tangguh menghadapi risiko yang berat dari awal tahun. 

CTRA mencatat pertumbuhan laba lebih dari 20 persen yoy, berkat kinerja penjualan dan pendapatan usaha yang naik 16,76 persen yoy menjadi Rp5,88 triliun. Kontributor utamanya dari aset hunian, apartemen, dan kantor senilai Rp4,74 triliun, sisanya dari pendapatan usaha lain Rp1,13 triliun. 

Di sisi lain beban pokok penjualan dan beban langsung yang ditanggung CTRA naik dari Rp2,58 triliun menjadi Rp3,08 triliun. 

Meski beban usaha meningkat, CTRA tetap mampu mempertahankan margin yang cukup lebar. Margin laba kotor tercatat sebesar 47,54%, sedangkan margin laba bersih mencapai 21%. Angka ini mencerminkan efisiensi perusahaan dalam mengonversi pendapatan penjualan menjadi laba. Faktor inilah yang membuat laba bersih CTRA masih mampu tumbuh positif.

PWON juga bisa dibilang juga bertahan di setengah tahun ini karena laba tumbuh paling ciamik lebih dari 30 persen secara tahunan. Namun ada catatan, karena laba ini juga sumbang sebagian dari keuantungan aksi korporasi pembelian kembali (tender offer) obligasi senilai Rp30,41 miliar, termasuk peningkatan pendapatan bunga dan kerugian kurs mata uang asing yang jauh lebih terkendali. 

Aksi pembelian obligasi bisa dibilang sebagai strategi yang cerdik. Kenapa? karena untuk jangka panjang bisa menjadi langkah strategis untuk mengurangi beban bunga dan risiko volatilitas kurs. 

Sementara dari top line untuk PWON tumbuh moderat sekitar 3,45 persen dari Rp3,26 triliun menjadi Rp3,37 triliun. Rinciannya, pendapatan didapatkan dari segmen sewa ruangan dan pendapatan apartemen servis menyumbang Rp 1,15 triliun dan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 2,22 triliun.

Pilihan lain ada BSDE dan SMRA, karena menarik-nya kedua emiten ini malah mencatat target marketing sales yang lebih tinggi daripada PWON dan CTRA.  Berikut perbandingannya : 

Sebagai catatan, untuk SMRA kami belum memasukan kinerja laba semester I/2025 dikarenakan belum ada rilis.

Berikutnya kalau bicara soal valuasi, berdasarkan PBV dari penutupan harga kemarin Senin (11/8/2025) bisa dibilang semua masih undervalued, meskipun dalam sehari perdagangan kemarin sudah naik cukup signifikan. 

SMRA memimpin penguatan lebih dari 6% sehari, tetapi secara valuasi masih dihargai PBV 0,65 kali, masih jauh dari harga wajar rata-rata PBV lima tahun di 1,21 kali.  

Kesimpulan

Saham properti memiliki prospek cerah di masa depan, tetapi dalam jangka pendek risiko juga masih membayangi seperti daya beli masyarakat belum kunjung pulih sampai potensi perlambatan ekonomi tahun ini. 

Meskipun sudah mulai naik, kita juga harus kombinasi dengan analisis teknikal. Bisa dilihat dalam grafik teknikal berikut, CTRA memimpin reli dan sudah kena resistance MA200 daily.

Pergerakan tiga emiten lain (BSDE, PWON, dan SMRA) juga tidak jauh berbeda, meskipun lebih laggard dibanding CTRA. Biasanya dalam jangka pendek ada potensi retracement, ini bisa kita manfaatkan untuk area beli. 

Catatan lain, meskipun prospek menarik kita juga harus tetap bijak dalam aset alokasi. Atur porsi dan jumlah saham sesuai dengan kemampuan dan profil risiko, selalu beli dengan strategi cicil atau dari sedikit demi sedikit, jangan all in guna lebih meminimalisir risiko yang masih dihadapi di masa depan.

Mau dapat Update Saham Bulanan Mikirsaham Edisi Agustus 2025 yang Terbaru?

Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:

  • Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
  • Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
  • Curhat soal kondisi porto-mu
  • Update perkembangan market secara real-time
  • Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait

Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini