Kenapa BUMI Private Placement Terus?

BUMI mau private placement lagi. Kira-kira apa dampaknya ke pemegang saham eksistingnya ya? terus kenapa BUMI private placement terus?

Kenapa BUMI Private Placement Terus?

Mikir Duit – Pernah mikir nggak, kenapa PT Bumi Resources Tbk. alias BUMI sering banget melakukan private placement atau penerbitan saham baru tanpa memesan efek terlebih dulu? Lalu, apa dampak aksi korporasi itu terhadap pergerakan harga saham BUMI ke depannya?

Sepanjang 2022, BUMI melakukan dua aksi private placement. Pertama, di Oktober 2022, BUMI melakukan private placement jumbo senilai Rp24 triliun. Uang itu digunakan untuk memperkuat permodalan dan menurunkan rasio utang. Kedua, di Desember 2022 senilai Rp2,19 triliun untuk menyelesaikan kewajiban obligasi wajib konversi.

BACA JUGA: Cara Nabung Tanpa Khawatir Uang Kegerus Biaya Admin Bank

Begitu juga, dengan rencana private placement yang diumumkan Maret 2023, aksi itu dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban obligasi wajib konversi perseroan, yakni mengubah utang menjadi saham. Sebenarnya, apa yang terjadi dengan BUMI di masa lalu sehingga banyak aksi private placement untuk obligasi wajib konversi?

BUMI Si Emiten Jumbo dengan Utang Raksasa

BUMI menjadi salah satu fenomena di bursa saham Indonesia, begitu juga dengan pemiliknya Grup Bakrie yang ikut meruntuhkan pasar saham Indonesia pada 2008.

Kehadiran BUMI tidak semata-mata langsung turun dari langit. Setelah Bakrie akuisisi BUMI dari Bumiputera pada medio 1997-an. Eks keluarga terkaya di Indonesia itu menyulap BUMI dari emiten properti menjadi tambang.

Keluarga Bakrie nekat mengambil utang senilai 1,1 miliar dolar AS untuk menyulap BUMI dari perusahaan terancam bangkrut menjadi produsen tambang batu bara terbesar di Indonesia. Modal itu digunakan BUMI untuk akuisisi dua perusahaan batu bara besar, yakni PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia.

Aksi nekat BUMI minjam uang 1,1 miliar dolar AS itu terbayar tuntas setelah mereka berhasil melunasi semua utangnya pada 2007-2008. Namun, BUMI mampu bayar utang bukan dari keberhasilan mendorong pertumbuhan laba bersih setinggi langit sehingga punya uang tunai berlimpat untuk melunasi utang.

BUMI pun harus melepas 30 persen saham Arutmin dan KPC untuk melunasi utangnya tersebut.

Setelah itu, BUMI kembali mendapatkan pendanaan jumbo lagi pada 2009. Degan trik marketing cerita manis ketika mereka berhasil melunasi utang saat akuisisi Arutmin dan KPC. BUMI pun mendapatkan pendanaan besar senilai 3,32 miliar dolar AS pada 2009.

BUMI Kesulitan Membayar Utang

Sayangnya, keberuntungan BUMI tidak datang dua kali. Kali ini BUMI terjerat utang yang cukup parah. Akhirnya, BUMI masuk ke penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) pada 2016 atas total utangnya yang setara Rp135 triliun.

Skema perdamaian utang BUMI ini cukup rumit. Namun, beberapa utang akhirnya sepakat untuk menjadi obligasi wajib konversi. Artinya, utang dikonversi menjadi saham BUMI yang jatuh temponya hingga 7 tahun pada 2016.

Untuk itu, di 2022 kemarin dan tahun ini, BUMI banyak melakukan private placement yang membuat utangnya berkurang.

Apa Efek Private Placement untuk Obligasi Konversi?

Private placement adalah aksi penerbitan saham baru yang pembelinya sudah ditentukan. Jadi, pemegang saham eksisting tidak mendapatkan hak untuk eksekusi saham baru. Artinya, pemegang saham eksisting sudah pasti terdilusi.

Bayangkan, jika BUMI terus melakukan private placement untuk menyelesaikan kewajiban obligasi konversinya. Berarti, bakal terdilusi.

Lalu, pergerakan harga saham pun cenderung bergerak tertekan jika harga pelaksanaan di bawah pasar. Misalnya, di private placement terbaru, BUMI menetapkan harga pelaksanaan-nya Rp80 per saham. Padahal, harga saham-nya saat ini di kisaran Rp128 per saham.

Apalagi, dengan jumlah lembar saham yang makin banyak, pergerakan harga saham BUMI juga makin berat. Saat ini, BUMI memiliki hampir 500 miliar lembar saham, yang terbesar kedua setelah PT Goto Tbk. (GOTO).

Kesimpulan

Jelas, dengan lilitan utang sebesar itu serta jejak strategi bisnis BUMI yang rutin ekspansi dengan utang, berarti bukan pilihan bagus untuk investasi. Saham BUMI menarik untuk trading ketika ada fluktuasi sentimen positif, seperti sekarang sudah menuju zero debt.

Namun, masalah bakal muncul ketika BUMI kembali ambil utang untuk ekspansi bisnis setelah melewati periode tanpa utang ini. Hal itu berpotensi mengulang kejadian sebelumnya, di 2016, yang terlilit utang hingga masuk PKPU.


Disclaimer: Artikel ini tidak mengajak kamu membeli atau menjual salah satu saham. Artikel ini hanya memberikan informasi yang bisa jadi pertimbanganmu untuk membeli atau menjual sebuah saham. Investasi saham memiliki risiko yang harus ditanggung oleh diri sendiri.