Jika Setiap Orang Dapat Rp1 miliar, Apakah Akan Sejahtera?

Bayangkan jika setiap orang di dunia dapat modal Rp1 miliar. Apakah umat manusia di seluruh bumi akan sejahtera? baca analisis saya di sini

Jika Setiap Orang Dapat Rp1 miliar, Apakah Akan Sejahtera?

Mikir Duit – Abraham Samad, eks Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, sempat mengungkapkan jika rakyat Indonesia bisa digaji Rp20 juta per bulan jika celah korupsi di sektor pertambangan bisa diatasi. Terus jadi kepikiran, apakah jika seluruh masyarakat Indoensia dapat penghasilan Rp20 juta per bulan bisa membuat seluruh masyarakat Indonesia sejahtera?

Angka penghasilan Rp20 juta per bulan itu bisa dibilang cukup besar. Hal itu jika mengacu ke indikator kemiskinan Indonesia yang punya pendapatan per bulan sekitar Rp750.000. Bahkan, dengan indikator itu saja, masih ada sekitar 26 juta masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan.

Menariknya lagi, saya sempat membaca artikel di Bloomberg berjudul Can Big Tech Gains Turn London's Luxury Property Bears Into Bulls? Namun, saya tidak menyoroti masalah tren pasar properti di London, melainkan data dalam artikel tersebut.

Dalam artikel itu, ada data menarik, yakni sekitar 1 persen dari total penduduk Eropa dan Inggris bisa dibilang kebal terhadap berbagai jenis kesulitan ekonomi dunia.

Menurut sebuah konsultan di Bain, konsumsi barang dan jasa mewah di Eropa naik 22 persen sepanjang 2022. Bahkan, tren itu berpotensi naik sebesar 8 persen lagi di tahun ini. Lalu, perusahaan riset Belanda CE Delft juga melaporkan kalau perjalanan jet pribadi telah melonjak di Inggris. Bahkan, riset itu mencatatkan kalau bandara di Inggris mencatatkan pesawat, termasuk jet pribadi, melakukan penerbangan setiap enam menit sekali.

Di sisi lain, Statista.com mencatat rata-rata standar hidup rumah tangga di Inggris turun 4,3 persen pada periode 2022/2023. Itu adalah penurunan terbesar sejak pertengahan 1950-an, sebagian besar disebabkan oleh kenaikan biaya makanan, listrik, dan bahan bakar. Salah satu penyebabnya, ya perang Rusia-Ukraina yang memicu pertempuran dingin dua kubu, yakni pihak barat vs Rusia.

Dengan melihat fenomena yang terjadi di Eropa, apakah bisa masyarakat di seluruh dunia ini sejahtera dengan jumlah kekayaan yang sama?

BACA JUGA: Solusi Keuangan untuk Sarumi Setelah Mendapatkan Rp4,6 miliar

Jika Seluruh Manusia di Muka Bumi Punya Harta yang Sama

Begini, jika kita berimajinasi dunia kembali direset dari nol, dan setiap manusia yang sudah lahir di muka bumi akan dikasih modal yang sama senilai Rp1 miliar. Menurut kamu, apakah semua masyarakat di bumi akan kompak sejahtera?

Menurut saya, jawabannya adalah TIDAK! Kenapa? ada beberapa penyebab meski setiap orang di muka bumi dimodalin hidup dengan nilai harta yang setara, tapi hasil akhirnya tetap berbeda.

Daya Beli Sama Kuat Artinya Inflasi Naik

Jangan pernah melupakan hukum dasar ekonomi, supply and demand. Ketika demand meningkat dengan cepat, sedangkan supply terbatas, maka harga barang akan naik dan memicu inflasi. Kenaikan inflasi yang terlalu tinggi akan membuat nilai uang berpotensi menjadi tidak berharga.

Namun, bukan berarti seluruh orang di dunia akan menjadi miskin. Nantinya, setiap masyarakat di dunia punya uang Rp1 miliar, akan ada pihak-pihak yang punya ide menggunakan uangnya bukan untuk membelanjakannya ke barang konsumtif. Melainkan, menjadikannya modal untuk memproduksi produk yang diinginkan oleh setiap orang yang pegang uang Rp1 miliar.

Nah, si penyedia barang ini yang akan menjadi pemenang di akhir. Soalnya, dia berpotensi mendapatkan penghasilan dari jualan produk, meski diawal harus merelakkan uangnya untuk modal bisnis.

Sementara itu, para konsumtif akan menjadi yang kalah. Soalnya, mereka akan kehilangan uang dari barang yang sudah dibelinya.

Di sisi lain, akan ada kaum konsumtif yang bisa jadi break even point, atau bisa mengembalikan modalnya dengan menjual lagi barang konsumtif itu dengan status bekas.

Perilaku Ekonomi Setiap Manusia yang Berbeda

Ketika setiap orang di muka bumi memiliki nilai uang yang sama senilai Rp1 miliar, hasil akhirnya akan tetap berbeda. Apa penyebabnya? karena manusia punya perilaku yang berbeda-beda.

Bayangkan, ketika kamu mendapatkan uang Rp1 miliar. Variabel yang bisa dilakukan dengan uang itu sangat banyak.

Pertama, bisa jadi kamu akan membelanjakannya kepada hal-hal yang diinginkan tanpa mementingkan bagaimana nasib keuangan di esok hari.

Kedua, bisa jadi kamu akan membelanjakan sebagian untuk kebutuhan pokok. Lalu, menyimpan sisanya untuk di masa depan.

Ketiga, kamu membagi tiga jenis pengeluaran, yakni untuk kebutuhan pokok, menyimpan sisanya untuk masa depan, dan dijadikan modal bisnis.

Dari tiga variabel yang porsinya bisa beda-beda itu bisa melahirkan beragam hasil akhir. Bagaimana dengan kemungkinan variabel lainnya, berarti hasil akhirnya bisa sangat random, meski mereka semua diberikan nilai modal yang sama, yakni Rp1 miliar.

Literasi Keuangan Setiap Orang Berbeda-beda

Nah, masalah terakhir yang membuat hasil akhirnya berbeda adalah masalah literasi keuangan. Ya, setiap manusia di muka bumi bisa saja mendapatkan Rp1 miliar per orang. Mungkin juga, mayoritas orang akan menyimpan sebagiannya untuk di masa depan.

Pertanyaannya, bagaimana mereka menyimpan uang sisanya di masa depan? tabung di bank, simpan di bawah bantal, investasi ke SBN ritel, investasi ke saham, trading saham, atau investasi ke crypto?

Profil risiko dan pemahaman instrumen keuangan setiap orang akan berbeda. Hal itu akan memicu hasil akhir pengelolaan dana yang berbeda-beda juga.

Kesimpulan

Dari tiga faktor sederhana yang saya pikirkan itu saja, artinya jika setiap orang di muka bumi dapat Rp1 miliar, hasil akhirnya bisa jadi akan sama seperti sebelum diberikan modal yang sama.

Soalnya, ketika mendapatkan uang dengan modal yang sama, sayangnya misi keuangan setiap orang berbeda. Jadi, hasilnya pun jelas berbeda dan akan terbentuk kepada sebuah kesenjangan sosial yang menjadi masalah dunia saat ini.

Setiap orang yang melihat kondisi di atasnya akan merasa, enaknya mereka bekerja nggak perlu keluar keringat tapi bisa foya-foya atau membahas privillege, meski hal itu tidak bisa dipungkiri. Namun ingat, jika kita menjadi mereka, apakah pasti akan sukses juga.

Pasalnya, nggak sedikit juga orang dengan privillege seperti kaya dari lahir malah tetap bangkrut lho. Hingga ada kiasan generasi ketiga tanda kehancuran bisnis.

Jadi bagaimana agar seluruh masyarakat dunia bisa sejahtera? jawabannya tidak bisa karena peredaran uang pun akan dibatasi demi menjaga inflasi hingga stabilitas nilai tukar. Namun, bukan berarti kita yang bukan kaum 1 persen tak terbebani berbagai kondisi ekonomi sulit tidak bisa menjadi sejahtera.

Tentunya bisa, tetapi dengan indikator yang berbeda. Jangan menyamakan dengan indikator golongan 1 persen. Setuju?