Inikah Alasan Saham DMAS Tidak Bagi Dividen Final

Saham DMAS bikin kehebohan setelah menahan dividen final sehingga total dividen yang dibagikan cuma interim senilai Rp12. Ada apa dengan DMAS?

Inikah Alasan Saham DMAS Tidak Bagi Dividen Final

Mikirduit – Saham DMAS secara mengejutkan tidak membagikan dividen final sehingga untuk tahun buku 2023 total dividen yang dibagikan senilai Rp578 miliar atau Rp12 per saham. Ada apa dengan DMAS? apakah ada masalah sehingga tidak bagikan dividen dengan rasio 100 persen lagi? kami akan ulas selengkapnya di sini. 

Secara historis, DMAS memang menjadi salah satu saham dividen jumbo, meski pergerakan harga sahamnya tidak terlalu likuid. DMAS langsung rutin bagi dividen sejak setahun setelah IPO di 2015. 

Bisa dibilang, rata-rata dividend payout ratio MAS tembus di atas 80 persen. Bahkan, periode 2019 dan 2020, rasio dividennya tembus 204 persen dan 151 persen. Lalu, kenapa di 2023 hanya bagikan dividen 48 persen? apakah kasnya tidak cukup?

Jika melihat laporan keuangan DMAS, sebenarnya tidak ada masalah signifikan dengan kondisi kasnya hingga tidak bisa bagi dividen 100 persen. 

Hal itu terlihat, setelah pembayaran dividen interim akhir 2023, DMAS masih punya kas sekitar Rp1,02 triliun. Dengan total kas itu saja, DMAS masih punya ruang untuk pembagian dividen sisanya senilai Rp500 miliar. 

Apalagi, rasio kas dan setara kas DMAS di kuartal I/2024 juga naik menjadi Rp1,43 triliun. Sehingga, untuk menjaga kas setara kas sekitar Rp1 triliun pun bisa saja dengan membagikan dividen sebesar 80 persen dari laba bersih. 

Lalu, kenapa DMAS justru tidak mengambil jalan tersebut dan malah tidak bagikan dividen final sama sekali?

Penyebab DMAS Tidak Bagi Dividen

Kami menilai ada dua indikasi penyebab DMAS tidak bagi dividen, yang mana keduanya terkait rencana ekspansi usaha perseroan. 

Pertama, manajemen DMAS mengungkapkan perseroan juga fokus untuk penambahan landbank sebagai raw material perseroan yang berada i sektor real estate dalam public expose pada akhir 2023. Saat itu, manajemen mengungkapkan perseroan tengah melakukan pembebasan lahan di area yang berdekatan dengan kota Deltamas. Namun, detail lahan tersebut belum diungkap lebih detail dengan alasan masih confidential hingga transaksi terjadi. 

Kedua, dalam RUPS tahunan pada 10 Juni 2024 kemarin, perseroan juga mengadakan RUPS luar biasa yang membahas tentang rencana penambahan lini usaha. DMAS mengajukan penambahan lini usaha pergudangan dan penyimpanan, serta treatment dan pembuangan air limbah. Artinya, penahanan kas tidak menjadi dividen bisa jadi untuk pengembangan bisnis pergudangan dan penyimpanan tersebut.

Dengan dua kondisi itu, kami menilai jumlah dividen payout ratio yang diturunkan setengahnya ini akan digunakan untuk ekspansi bisnisnya. Dengan begitu, ekspansi jalan, dan posisi kas tidak terganggu atau masih tebal, serta tidak perlu mengambil utang berbunga seperti dari bank maupun obligasi. Hasilnya, jika nanti hasil ekspansi itu kinerja DMAS bertumbuh, tingkat dividen yang didapatkan investor juga berpotensi meningkat. 

Kinerja DMAS di Kuartal I/2024

Kinerja DMAS di kuartal I/2024 bisa dibilang cukup oke dengan mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sebesar 145,5 persen menjadi Rp549 miliar. 

Direktur dan Sekretaris  Perusahaan Tondy Suwanto mengatakan pendapatan usaha perseroan dari segmen industri pada kuartal pertama 2024 didorong dari penjualan lahan industri ke sektor data center dan otomotif. 

Jika dilihat secara rinci, 86 persen pendapatan perseroan berasal dari tiga klien besar, yakni Microsoft senilai Rp249 miliar, PT Standart Energi Indonesia (perusahaan manufaktur untuk pendukung pembangkit listrik tenaga surya) senilai Rp119,18 miliar, dan PT Mekar Armada Jaya (perusahaan karoseri bus) senilai Rp101 miliar. 

Dari kenaikan pendapatan yang signifikan itu, laba bersih DMAS juga naik 135 persen menjadi Rp366 miliar. 

Meski begitu, pertumbuhan kinerja pendapatan dan laba bersih yang signifikan itu membuat dari segi biaya lebih besar juga. Hal itu membuat gross profit margin DMAS turun menjadi 68 persen dibandingkan dengan 69,64 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Lalu, net profit DMAS juga turun menjadi 66,68 persen dibandingkan dengan 69,51 persen pada periode sama tahun sebelumnya.

Namun, hal ini masih wajar karena harus ada yang dibayar ketika mencatatkan pertumbuhan bisnis secara organik yang cukup signifikan.

Saham Menara Telko dan Operator Seluler Bakal Dilibas Starlink?
Starlink jadi topik paling hangat dalam beberapa bulan terakhir. Selaras dengan itu, harga saham telko juga mencatatkan penurunan yang signifikan. Apakah saham Telko bakal dilibas Starlink?

Kesimpulan

Kami menilai saham DMAS masih cocok untuk target investasi jangka panjang dengan tujuan mendapatkan pendapatan pasif dari dividen perseroan. Jika ekspansi perseroan sudah tuntas dilakukan pada tahun ini, atau minimal pendanaannya sudah disiapkan dari kas dari penahanan dividen pada 2023 ini, berarti ada potensi dividen DMAS akan kembali sekitar 80-100 persen di tahun selanjutnya. 

Posisi harga DMAS saat ini juga masih murah, ditambah tekanan jual setelah kekecewaan investor karena dividen final tidak ada. Kami menilai harga wajar DMAS ada di level Rp210 per saham. 

Setelah kejadian dividen payout ratio cuma 48 persen ini, menurutmu apakah saham DMAS masih menarik?

Telah Dirilis Ulasan 31 Saham Dividen Paling Oke untuk Jangka Panjang Periode 2024

Yuk join Mikirdividen sekarang juga, kamu akan mendapatkan semua benefit di bawah ini:

  • Update review laporan keuangan saham dividen fundamental bagus hingga full year 2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
  • Event online bulanan

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini