Hubungan Antara Kenaikan Harga Minyak dan Prospek Saham Batu Bara
ketika harga minyak naik, harga batu bara juga perlahan naik. Lalu, bagaimana prospek kedua komoditas dan juga saham yang berhubungan dengan keduanya ke depannya?

Mikirduit – Saat ada perang fisik di Timur Tengah, mayoritas investor dan trader saham akan mencari saham minyak dan gas atau migas. Alasannya, perang di kawasan Timur Tengah berpotensi mengganggu supply migas di sana sehingga bisa membuat harga minyak naik. Namun, kamu harus tahu juga, dengan kondisi itu saham batu bara juga diuntungkan, kok bisa?
Highlight
- Komoditas minyak memiliki korelasi yang positif dengan batu bara. Keduanya sama-sama komoditas yang digunakan untuk kebutuhan energi sehingga jika salah satu mengalami kenaikan harga signifikan bisa mempengaruhi yang lainnya
- Sejak 2011-saat ini, harga saham minyak dan batu bara terus naik turun beriringan, meski tingkat spread (selisih) antar keduanya mengalami perubahan. Terutama saat 2022 ketika Rusia menyerang Ukraina.
- Kenaikan harga komoditas yang signifikan apalagi karena perang tidak selalu berakhir positif. Pasalnya, jika perang berkepanjangan dan harga komoditas bisa berada di level tinggi yang cukup lama bisa memicu kenaikan inflasi yang bukan disebabkan kenaikan daya beli. Hasilnya, ada potensi suku bunga tinggi yang membuat laju ekonomi lebih lambat
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Minyak dan batu bara adalah dua komoditas energi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Keduanya memiliki korelasi yang positif, artinya jika harga minyak turun, harga batu bara juga hampir pasti akan turun. Sebaliknya, saat harga minyak naik, harga batu bara pasti akan mengekor naik juga.
Teorinya: jika harga batu bara jauh lebih murah daripada minyak, ada potensi kenaikan permintaan di batu bara. Sehingga, ada asumsi permintaan batu bara berpotensi naik yang akhirnya ikut mengerek harga komoditasnya mengekor pergerakan harga minyak. Begitu juga sebaliknya.
Namun, dalam teori ini tidak sepenuhnya langsung menciptakan permintaan secara riil. Pasalnya, perubahan penggunaan bahan bakar dari minyak ke gas tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada proses hingga peralihan menggunakan mesin yang berbeda untuk penggunaan bahan bakar yang berbeda.
Kami melakukan analisis korelasi antara harga minyak dna batu bara sejak 2011 hingga saat ini:
- Periode 2011: harga minyak berada di 90-120 dolar AS per barel, sedangkan harga batu bara berada di area 130 dolar AS per ton.
- Periode 2015, harga minyak berada di 25-35 dolar AS per barel,sedangkan harga batu bara berada di 45-50 dolar AS per ton
- Periode 2018-2019, harga minyak berada di 80 dolar AS per barel, sedangkan harga batu bara berada di 120 dolar AS per ton
- Periode 2020: harga minyak turun ke 25-30 dolar AS per barel, sedangkan harga batu bara berada di 50-60 dolar AS per ton
- Periode 2022: Harga minyak naik hingga ke 110 dolar AS per barel, sedangkan harga batu bara tembus 400 dolar AS per ton
Untuk periode 2022 ini bisa dibilang kasus spesial. Harga batu bara melonjak tinggi karena beberapa faktor:
- Permintaan batu bara dari China sedang meningkat sejak akhir 2021 karena pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Bahkan, China sempat terancam krisis energi.
- Rusia melakukan penyerangan terhadap Ukraina yang membuat adanya sanksi perdagangan, termasuk komoditas yang membuat risiko dunia kekurangan pasokan batu bara meningkat drastis. Pasalnya, Rusia adalah salah satu eksportir batu bara terbesar
- Distribusi gas dari Rusia ke Eropa terhenti yang membuat beberapa negara Eropa menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batu baranya. Akhirnya permintaan batu bara thermal untuk kebutuhan pembangkit listrik juga bertambah
Dengan kombinasi kenaikan permintaan secara riil dan cepat itu, harga batu bara akhirnya meroket lebih tinggi daripada harga minyak pada medio 2022.
Dengan menggunakan data-data tersebut, kami membuat benchmark yang berlaku jika ada kenaikan signifikan harga minyak saat ini. Berikut benchmark-nya:
- Jika harga minyak tetap di area 70-75 dolar AS per barel: harga batu bara hanya naik ke 110 - 115 dolar AS per ton
- Jika harga minyak naik ke 80-85 dolar AS per barel. Harga batu bara bisa naik ke 120-130 dolar AS per ton
- Jika harga minyak naik ke 90-100 dolar AS per barel. Harga batu bara bisa naik ke 140-150 dolar AS per ton
Artinya, jika sampai pada tahap pertama pun, mungkin ada potensi kinerja keuangan emiten batu bara akan melewati ekspektasi awal karena faktor perubahan atau kenaikan harga jual rata-rata.
Kenaikan Harga Komoditas Tidak Selalu Berimbas Positif Dalam Jangka Menengah Panjang
Dengan data tersebut, apakah berarti saham minyak dan batu bara pasti akan multibagger lagi seperti 2022? jawabannya belum tentu. Potensi kenaikan harga saham dan kinerja emiten komoditas ini akan ditentukan beberapa faktor:
Pertama, seberapa lama konflik antara Iran-Israel dan Amerika Serikat ini terjadi. Semakin lama, bisa membuat harga komoditasnya berada di level tinggi lebih lama lagi. Sehingga dalam jangka pendek akan cenderung menguntungkan saham komoditas.
Kedua, bagaimana permintaan riil dari komoditas ini? jika kenaikan harga hanya disebabkan faktor perang artinya yang terganggu dari segi supply, sedangkan demandnya ada potensi masih tetap.
Artinya, kenaikan harga akan cenderung terbatas. Jika aktivitas konflik mereda, harga bisa kembali turun dengan cepat. Sehingga risiko volatilitas saham komoditas ini cenderung sangat tinggi.
Dalam kondisi saat ini, tren permintaan belum kuat karena ekonomi secara global masih melambat. Dengan begitu, jika harga komoditas naik terlalu tinggi malah bisa berisiko meningkatkan inflasi yang disebabkan oleh faktor kenaikan harga komoditas bukan daya beli. Hasilnya, bisa berdampak terhadap risiko perlambatan ekonomi global.

Pilih Saham Batu bara atau Migas?
Dengan kondisi itu, mana saham yang menarik dilirik langsung ke migas atau batu bara? jawabannya kembali lagi rencana-mu mau seperti apa? apakah trading jangka pendek atau mau investasi mid-term.
Jika trading jangka pendek, kamu bisa pilih saham migas yang punya ruang volatilitas harga yang lebih tinggi saat ada kenaikan harga minyak. Namun, jika kamu ingin mencari peluang investasi jangka menengah, seperti mengejar keuntungan dari fluktuasi harga jelang pembagian dividen, kami menilai saham batu bara bisa lebih menarik.
Perhitungannya, jika harga batu bara bisa naik ke kisaran 110-120 dolar AS per ton selama minimal 1 kuartal, ada potensi realisasi kinerja emiten batu bara bisa di atas ekspektasi pasar sebelumnya. Sehingga nantinya tingkat dividen yang dibagikan bisa lebih besar daripada saat ini. Hanya saja balik lagi, hal itu akan efektif tergantung dari perubahan harga batu bara menyambut sentimen geopolitik di Iran saat ini.
Kami Baru Merilis Stock Digest di Mikirsaham.com Mengulas Saham-saham yang Bisa Dilirik dalam Momentum Perang Iran-Israel Saat Ini
Kamu bisa mendapatkan insight dari diskusi real time hingga analisis saham komprehensif di Mikirsaham. Dapatkan benefit:
- Pilihan saham value-growth investing bulanan
- Pilihan saham dividen yang potensial
- Insight saham komprehensif serta actionnya
- IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
- Diskusi saham dan rekap diskusinya
- Event online bulanan
- Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan
Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini