Dua Sektor Saham yang Terpengaruh dari Patriot Bonds Danantara
Danantara merilis obligasi Patriot Bonds dengan kupon 2 persen. Dengan target dana senilai Rp50 triliun, lalu gimana efeknya ke pasar saham?

Mikirduit – Danantara membuat gebrakan dengan menerbitkan Patriot Bonds senilai Rp50 triliun dengan tenor 5 dan 7 tahun serta kupon 2 persen per tahun. Lalu, apa efek dari penerbitan patriot bond oleh Danantara itu terhadap pasar saham?
Highlight
- Penerbitan Patriot Bonds Rp50 triliun oleh Danantara berpotensi menyerap likuiditas dan meningkatkan biaya dana perbankan, terlihat dari pelemahan saham BBCA meski BI menurunkan suku bunga.
- Dampak jangka pendek bagi bank adalah tertundanya penurunan cost of fund, sementara arah suku bunga ke depan masih bergantung pada keputusan The Fed dan kebijakan lanjutan BI.
- Dari sisi peluang, Patriot Bonds terkait program waste to energy bisa menjadi katalis positif bagi saham-saham pengelola sampah dan energi berbasis limbah seperti OASA, UNTR, BIPI, TOBA, dan MHKI.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Patriot Bonds yang menawarkan kupon rendah ini disebut menyerupai konsep impact investing. Namun, skema Danantara sebagai SWF untuk menerbitkan bonds skema impact investing juga tidak relevan. Danantara adalah pengelola dana negara yang harus mendorong pertumbuhan aset yang dimiliki agar bisa membiaya kebutuhan di masa depan. Jika dicampuradukkan dengan impact investing menjadi kurang cocok.
Di sisi lain, Patriot Bonds yang diklaim didukung para konglomerat Indonesia ini bisa memberikan dampak yang kurang bagus untuk perbankan Indonesia. Pasalnya, dana para konglomerat yang ada di dana murah bank berpotensi terserap untuk masuk ke Patriot Bonds tersebut.
Hal ini berpotensi membuat bank yang harusnya mendapatkan berkah penurunan suku bunga BI, malah jadi mencatatkan kenaikan cost of fund atau biaya dana karena butuh dana yang nutup dari para konglo tersebut.
Apalagi setelah tren harga saham BBCA yang sudah turun 6,9 persen dari periode 13 Agustus 2025 hingga 28 Agustus 2025. Bahkan, saham BBCA tetap turun meski BI sudah menurunkan suku bunga. Padahal, siklusnya saat jelang suku bunga harga saham bank naik. Namun, BBCA menjadi turun sendiri ketika saham bank BUMN naik.
Hal itu diindikasi ada hubungan erat dengan partisipasi Grup Djarum, pengendali BBCA, dalam penawaran Patriot Bonds tersebut.
Kehadiran Patriot Bonds ini memang jadi tantangan cukup berat bagi perbankan nasional. Pasalnya, likuiditas di pasar uang akan terserap untuk Patriot Bond senilai Rp50 triliun, serta SBN ritel seri SR023 yang diterbitkan pada periode hampir bersamaan.
Jika menilik historisnya, tingkat penyerapan dana SBN ritel bisa mencapai sekitar Rp10 triliun hingga Rp20 triliun untuk sekali diterbitkan. Sebagai contoh, SBR014 yang diterbitkan pada Agustus 2025 mampu menghimpun dana hingga Rp14,91 triliun.
Dengan kondisi ini, dampak dalam jangka pendek ke emiten bank adalah potensi biaya dana yang harusnya turun karena likuiditas yang melonggar berpotensi sedikit tertunda.
Meski, LPS sudah menurunkan tingkat bunga penjamin simpanan rupiah untuk periode hingga 30 September 2025 sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen. LPS rate menggambarkan realita penurunan suku bunga deposito bank pasca penurunan suku bunga BI.
Namun, penurunan itu terjadi karena merespons penurunan suku bunga BI di September 2024 dan Januari 2025 sebesar 50 bps. Penentuan apakah efek suku bunga BI turun sebanyak 75 bps selama Mei-Agustus 2025 ini bisa berdampak positif ke perbankan akan dilihat dari realita LPS rate di November hingga Desember. Jika tidak ada penurunan, artinya likuiditas di bank masih seret akibat ada Patriot bond tersebut.
Meski begitu, jika The Fed menurunkan suku bunga di September 2025, BI masih punya ruang penurunan suku bunga selanjutnya yang harusnya bisa lebih berdampak ke emiten bank di 2026.

Saham Related Per-sampahan
Danantara disebut akan menggunakan dana Patriot Bonds untuk beberapa tujuan seperti:
- Target menuju Visi Indonesia Emas 2045
- Menjawab tantangan rendahnya tenaga kerja lulusan sains, teknologi, teknik, dan matematika
- Ancaman penuaan penduduk produktif pada 2045
- Krisis sampah nasional yang diproyeksikan tembus 82 juta ton per tahun dengan pengembangan waste to energi
Sehingga, saham-saham related dengan manajemen pengelolaan sampah akan menjadi menarik. Apalagi, beberapa saham sempat mengumumkan rencana ekspansi ke pembangkit listrik tenaga sampah.
Kami mencatat beberapa saham yang related dengan rencana pembangkit listrik tenaga sampah ini antara lain, OASA, UNTR, dan BIPI.
Sementara itu, dua saham lainnya, yakni TOBA dan MHKI memiliki bisnis sebagai pengelola sampah. Bahkan, MHKI sudah memiliki klien dari PLN untuk mengelola limbah di PLTU.

Ditambah, ada Revisi Perpres Nomor 35 tahun 2018 yang terkait percepatan pembangunan instalasi pengelolaan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan. Dalam revisi Perpres itu, ada penyederhanaan proses bisnis, penghapusan tipping fee, dan insentif tarif listrik menarik untuk investasi di pembangkit listrik tenaga sampah.
Lalu, dari saham terkait dengan waste to energy itu, mana yang paling menarik?
Kami sudah buatkan analisis kelima saham related sampah tersebut serta strateginya, kamu bisa akses detailnya di Mikirsaham.com
Join mikirsaham untuk mendapatkan detail plan investasi saham. Kamu juga bisa diskusi saham real-time, insight saham yang menarik, hingga pilihan saham bulanan. Mau dapat list lengkapnya sekaligus konsultasi dengan Mikirduit? yuk join Mikirsaham sekarang juga dengan klik di sini dan dapatkan semua benefit ini:
- Pilihan saham dividen, value, growth, dan contrarian
- Kamu bisa tanya lebih detail alasan pemilihan saham tersebut
- Curhat soal kondisi porto-mu
- Update perkembangan market secara real-time
- Konfirmasi isu yang kamu dapatkan dan impact-nya ke saham terkait
Semua itu bisa didapatkan dengan gabung Mikirsaham, Join sekarang dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini