Deretan Saham yang Kinerja Laba Q3/2025 Tumbuh Ngebut, Tapi Harga Saham masih Lemot
Ada deretan saham yang kinerja laba bersihnya mentereng dan berasal dari bisnis utama, tapi harga sahamnya belum naik. Siapa saja mereka? apakah menarik dilirik? simak selengkapnya di sini
Mikirduit – Kami mencatat ada 10 saham dengan kinerja kuartal III/2025 yang bertumbuh di atas 10 persen dari segi pendapatan dan laba bersih, tapi harga sahamnya masih belum naik signifikan. Apakah bisa berlanjut di 2026?
Highlight
- Dari 10 saham dengan kinerja pendapatan dan laba tumbuh di atas 10% pada kuartal III/2025, banyak yang harga sahamnya belum naik signifikan meski secara fundamental solid.
- TPIA berpotensi kembali mencetak laba bersih di 2026 jika segmen bisnis kimianya pulih dan pendapatan kilang hasil akuisisi tetap kuat.
- HELI dan BUAH menunjukkan pertumbuhan laba bersih luar biasa — masing-masing 398% dan 106% — namun masih undervalued di pasar karena faktor likuiditas dan sentimen jangka pendek.
- Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini
Kami menyeleksi saham-saham yang memiliki kinerja keuangan kuartal III/2025 terbaik dengan harga saham masih belum naik dengan menggunakan 9 indikator seperti:
- Pertumbuhan pendapatan 9M 2025 di atas 10 persen
- Pertumbuhan laba kotor 9M 2025 di atas 10 persen
- Pertumbuhan laba bersih 9M 2025 di atas 10 persen
- Market cap di atas Rp0
- PE di atas 0 kali (artinya menyeleksi saham-saham yang PE-nya negatif)
- PBV di atas 0 kali (artinya menyeleksi saham-saham yang ekuitas-nya negatif)
- Pergerakan harga saham sepanjang year to date di atas minus 100 persen
- Interest Coverage Rasio (ICR) secara TTM di atas 1 kali untuk menyeleksi saham-saham yang berpotensi gagal bayar utang
- Free float di bawah 50 persen (untuk menyeleksi saham-saham yang pengendalinya sudah jualan)
Dari total 10 saham yang kami ulas di mikirsaham.com (Member area untuk komunitas saham Mikirduit), kami akan memberikan 3 ulasan di Mikirduit.com sebagai berikut:
Saham TPIA
Dari kelima saham yang kami ulas di sini, sebenarnya TPIA di luar standar indikator. Pasalnya, secara laba usaha perseroan rugi dengan tingkat utang terhadap ekuitas sebesar 0,96 kali. Ditambah, laba usaha non-gain dari akuisisi dengan harga diskon masih rugi 671,62 juta dolar AS.
Kalau begitu, apa menariknya saham TPIA dengan kondisi rugi secara bisnis dan laba bersih diraih dari catatan keuntungan akuisisi dengan harga diskon?
Jawabannya adalah perseroan akuisisi bisnis kilang dengan harga diskon dan secara bisnis hasilnya laba.
Hal itu terlihat dari segi pendapatan dari bisnis, TPIA mencatatkan kenaikan sebesar 314 persen menjadi 5,1 miliar dolar AS. Hampir 50 persen dari pendapatan ini berasal dari pendapatan Kilang di luar negeri (yang baru diakuisisi dengan harga diskon).
Selain itu, penjualan kimia perseroan di domestik maupun luar negeri juga naik signifikan. Namun, kenaikan penjualan itu tidak selaras dengan posisi bottom line segmen tersebut yang malah merugi 446 juta dolar AS.
Jika hasil segmen bisnis Kimia ini bisa kembali laba sekitar 35 juta dolar AS, serta pendapatan dari kilang bisa tembus 300 juta dolar AS, ada potensi TPIA kembali mencatatkan laba bersih di 2026.
Saham HELI
Saham HELI ini memiliki bisnis penyewaan helikopter. Sepanjang 9 bulan 2025, HELI mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 398 persen menjadi Rp28 miliar. Pertumbuhan laba bersih itu didorong oleh pendapatan yang naik 25 persen menjadi Rp118 miliar.
Selain kenaikan pendapatan, kinerja HELI bisa naik tinggi juga didorong oleh beban usaha yang turun signifikan sehingga meningkatkan net profit margin perseroan.
Kenaikan pendapatan perseroan didorong oleh kenaikan pendapatan bisnis jasa helikopter yang naik 25 persen menjadi Rp117 miliar.
Kenaikan itu didorong dari kebutuhan permintaan di Sumatra dan Riau, Papua dan Kalimantan, serta lainnya. Beberapa pelanggan yang mencatatkan kenaikan kontribusi pendapatan dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya:
- PT Satria Perkasa Agung
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
- PT Bumi Andalas Permai
- Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro
- lainnya dengan kontribusi di bawah Rp1 miliar
Bisnis HELI bisa dibilang memiliki niche yang cukup bagus. Sejauh ini, beberapa pesaing HELI antara lain, PT Whitesky Aviation, PT Komala Indonesia, dan PT Elang Langit Papua.
Untuk HELI, mereka menyediakan jasa seperti transportasi VIP, Kargo, Wisata, Survei Udara, hingga penanganan Kebakaran hutan dan lahan.
Meski begitu, risiko dari saham ini adalah sahamnya kurang likuid sehingga volatilitasnya bisa tinggi dan bisa sideways panjang banget. Salah satu yang bisa jadi sentimen saham ini adalah jika ada kejadian Karhutla dan membutuhkan helikopter untuk yang lebih banyak.
Saat ini, HELI punya sekitar 7 armada helikopter dan 1 pesawat Cessna. Jika ada rencana penambahan armada dengan prospek permintaan yang meningkat juga bisa menjadi pendorong harga saham tersebut.

Saham BUAH
BUAH, saham yang memiliki ritel distribusi buah dan ayam beku ini menjadi salah satu emiten dengan kinerja laba tumbuh fantastis, tapi harga saham sepanjang tahun belum naik signifikan.
Hingga kuartal III/2025, BUAH mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 106 persen menjadi Rp49,35 miliar. Kenaikan laba bersih itu ditopang oleh pendapatan yang naik 52 persen menjadi Rp2,38 triliun.
Jika menilik kinerjanya, BUAH mencatatkan penurunan gross profit margin karena adanya kenaikan beban pokok pendapatan dari pembelian produk pihak ketiga maupun berelasi. Namun, secara operasional yang lebih efisien sehingga menjaga margin keuntungan bersih tetap bagus.
Catatannya, saham BUAH baru saja stock split 1:2 pada akhir Oktober 2025. Meski setelah stock split, jumlah lembar saham publik-nya masih di bawah 1 miliar lembar (atau sekitar 400 juta lembar).
Salah satu risiko bisnis BUAH adalah fluktuasi mata uang karena ada beberapa produk buah impor. Misalnya, sepanjang 2024, BUAH melakukan impor 119.000 ton buah. Sehingga jika ada fluktuasi kurs rupiah membuat beban-nya mencatatkan kenaikan.
Untuk rencana ekspansi, sepanjang tahun ini BUAH tengah membangun gudang dengan anggaran Rp12 miliar, termasuk pembelian kendaraan berpendingin untuk rantai distribusi perseroan.
Baca Analisis dan Take Action Lengkapnya dengan Join Mikirsaham.com
kamu bisa mendapatkan insight untuk mempermudah investasi saham-mu dengan join Mikirsaham Pro.
Benefit Mikirsaham Pro:
- Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
- Stockpicking swing trade mingguan (khusus member mikirsaham elite jika kuota masih tersedia)
- Insight saham terkini serta action-nya
- IPO dan Corporate Action Digest
- Event online bulanan
- Grup Diskusi Saham
Join ke Member Mikirsaham Pro sekarang juga dengan klik link di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini
