Deretan Momentum Saham INET dari Akuisisi PADA Hingga Right Issue

INET digadang-gadang berpotensi bergerak seperti WIFI. Apalagi keduanya memiliki hubungan secara tidak langsung. Namun, bagaimana prospek saham INET ke depannya?

Deretan Momentum Saham INET dari Akuisisi PADA Hingga Right Issue

Mikirduit – INET bakal melakukan beberapa aksi korporasi dalam beberapa bulan ke depan. Mulai right issue hingga rencana akuisisi saham PADA. Dengan begitu, bagaimana prospek saham INET ke depannya?

Highlight

  • INET mulai tancap gas dengan aksi korporasi — dari right issue Rp3,2 triliun hingga akuisisi saham PADA — yang bisa jadi langkah strategis membentuk ekosistem telekomunikasi lebih lengkap.
  • Manajemen menargetkan tambahan pendapatan (yang telah kami sesuaikan) hingga Rp300 miliar per tahun lewat ekspansi proyek FTTH, node internet, dan potensi efisiensi pasca akuisisi PADA.
  • Meski prospeknya ambisius, eksekusi proyek dan momentum right issue Desember 2025 akan jadi ujian utama — saham INET masih lebih cocok untuk trader yang siap hadapi volatilitas.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Saat menunggu aksi korporasi right issue yang harusnya dilakukan pada awal Desember 2025, INET mengumumkan rencana akuisisi PADA. INET berencana mengakuisisi 53,57 persen saham PADA dari Koperasi PT Indosat Tbk. Pengumuman dilakukan pada 23 Oktober 2025.

Dalam penjelasannya, INET mengakuisisi PADA disebut sebagai langkah strategis. PADA memiliki bisnis sebagai perusahaan outsourcing, salah satunya outsourcing untuk jasa telekomunikasi.

Dari aksi akuisisi ini, INET berekspektasi melakukan integrasi di bidang sumber daya manusia yang berhubungan dengan sektor telekomunikasi. Dengan begitu, ada potensi efisiensi biaya operasional bagi perseroan.

Namun, transaksi INET mengakuisisi PADA belum ada harga pastinya. Untuk harga MTO, jika harga transaksi INET akuisisi PADA di atas Rp46 per saham, berarti harga MTO akan mengikuti harga transaksi. Dengan menggunakan harga acuan itu, ada potensi nilai akuisisi paling tinggi senilai Rp100 miliar. (Peluang lebih rendah cukup besar).

INET mengakui nantinya dana akuisisi PADA akan diambil dari kas internal dan pinjaman bank.

Hubungan Antara INET dengan PADA

Dalam keterangannya, INET memang tidak memiliki afiliasi dengan PADA maupun pengendalinya, yakni Koperasi Pegawai Indosat atau Kopindosat. Namun, ada hubungan tidak langsung antara INET dengan Kopindosat, yakni melalui WIFI.

WIFI tercatat memiliki utang usaha kepada Kopindosat. Hingga semester I/2025 tingkat utang usahanya sekitar Rp6,25 miliar. Sementara itu, INET memiliki hubungan utang usaha dengan anak usaha WIFI, yakni PT Integrasi Jaringan Ekosistem sekitar Rp3 miliar (di kuartal kedua). Namun, antar keduanya memang tidak ada afiliasi terkait kepemilikan dan sebagainya.

Sementara itu, jika melihat dari segi klien besar PADA sampai kuartal II/2025 ada dari PT Nusantara Ekspres Kilat, BRIS, PT Huawei Tech Investment, PT SiCepat Ekspres Indonesia, dan Bank Indonesia. 

Dalam skala yang lebih kecil, beberapa klien PADA mencakup Iforte Global Internet, GOTO, Madhani Talatah Nusantara, BBCA dan lainnya. Meski begitu, margin keuntungan bersih bisnis PADA sangat rendah. Bahkan, perseroan mengalami kerugian pada 2023-2024, serta hanya mencatatkan net profit margin hingga kuartal II/2025. 

Secara bisnis, INET cenderung melayani Business to Business (b to b) sebagai penyedia layanan infrastruktur telekomunikasi untuk internet service provider (ISP).

Dari segi produk, INET menawarkan beberapa layanan seperti:

  •  Data center Interconnect, yakni menyediakan koneksi backbone ujung ke ujung antara pusat data
  • Local Loop atau Local Access, yakni memberikan loop local ke lokasi yang diinginkan dan dipilih mitra
  • Collocation, yakni menyediakan kolokasi untuk mitra, dari server, switch, atau router ke pusat data tujuan

* Manage Service memberikan jasa pengelolaan router, pengelolaan switch, dan pengelolaan tautan milik para mitra.

Selain itu, lewat anak usahanya PT Data Prima Solusindo merupakan penyedia layanan internet atau ISP. Segmennya antara lain pemerintahan, retail, gudang dan logistik, gedung, dan proyek khusus.

Lalu, lewat anak usahanya PT Pusat Fiber Indonesia, INET menyediakan infrastruktur konektivitas fiber optik. Dalam beberapa bulan terakhir, INET juga melakukan akuisisi dan pembuatan anak usaha baru.

Misalnya, INET mengakuisisi PT Garuda Prima Internetindo pada 23 September 2025. Nilai transaksi ditaksir sekitar Rp249 juta. Garuda Prima Internetindo ini merupakan ISP asal Bali.

Menariknya, sebelum resmi diakuisisi INET,  awalnya Garuda Prima Internetindo mau diakuisisi oleh PT Jaringan Infra Andalan. Namun, realisasinya malah diakuisisi oleh INET.

Di sisi lain, ada beberapa proyek yang tengah dikerjakan oleh INET seperti,

Pertama, INET akan tanda tangan kontrak untuk sewa kabel bawah laut dengan PT Jejaring Mitra Persada.

kedua, INET juga mendirikan anak usaha di bidang kontraktor fiber to the home(FTTH). Dari bisnis ini, perseroan menargetkan bisa membangun 1 juta home pass. Dari hitungan kasar, perseroan bisa mendapatkan pendapatan sekitar Rp240.000 per homepass, berarti total pendapatan bisa tembus RP240 miliar.

Lalu, INET mencatat jika 80 persen dari home pass menjadi homeconnect, perseroan bisa mendapatkan pendapatan per home connect setiap bulannya dengan rentang asumsi home connect tercapai 30-50 persen, berarti potensi home connect yang didapatkan bisa 300.000 hingga 500.000 home connect. Dengan asumsi pendapatan dari setiap home connect sekitar Rp20.000, berarti ada potensi tambahan pendapatan Rp60 miliar hingga Rp100 miliar. Dengan begitu, ada potensi tambahan pendapatan sekitar Rp300 miliar ke kinerja INET.

Ketiga, proyek Node Internet. Perseroan mengklaim sudah melakukan kontrak kerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk membangun 58 node Indonesia Interconnection Exchange (IIX) di Jawa. Kabarnya, saat ini sudah dibangun 3 titik pertama dengan target penyelesaian di akhir 2025. Dari hitungan manajemen, perseroan bisa mendapatkan pendapatan berulang setiap tahun sekitar Rp13,6 miliar dengan gross profit margin sekitar 35-45 persen. 

Lalu, apakah dengan akuisisi PADA, INET akan mengembangkan lini bisnis baru lainnya, misalnya menjadi penyedia jasa teknisi untuk proyek yang berhubungan dengan WIFI? 

Cara Menyesuaikan Strategi ke Sebuah Saham Saat Ada Rilis Laporan Keuangan
Akhir Oktober menjadi momentum rilis laporan keuangan. Kira-kira, apa saja yang harus diperhatikan dari laporan keuangan sehingga bisa melakukan action?

Mencapai Target dengan RIght Issue

INET mengaku bakal mencari sumber pendanaan rencana bisnisnya dari berbagai sumber mulai dari kas internal, pinjaman bank, right issue, hingga obligasi. Salah satu yang akan dieksekusi terdekat adalah right issue.

Dari total dana right issue yang berpotensi dihimpun senilai Rp3,2 triliun. INET akan menggunakan dananya untuk tiga hal utama ini: 

Pertama, porsi paling besar, sekitar Rp2,8 triliun, bakal disetor ke anak usaha Global Prima Integrasi (GPI) untuk membangun jaringan Fiber to the Home (FTTH) dengan teknologi terbaru Wi-Fi 7 di Bali dan Lombok. 

Targetnya cukup ambisius, yakni menjangkau 2 juta homepass sampai akhir 2026. Dari sisi teknis, pembangunan ini mencakup perangkat inti seperti OLT, ODC, ODP, hingga ONT, plus biaya jasa penggelaran jaringan yang akan ditangani oleh vendor berpengalaman. GPI sendiri masih melakukan review penawaran dari kontraktor, dan perjanjian resmi diperkirakan diteken sebelum akhir 2025. 

Nantinya layanan ini akan dipasarkan dengan harga langganan Rp299 ribu per bulan dengan kecepatan hingga 2 Gbps, yang diproyeksikan jadi sumber pendapatan utama anak usaha tersebut.

Kedua, sekitar Rp213,4 miliar bakal dialokasikan ke PT Pusat Fiber Indonesia (PFI). Dana ini digunakan untuk melunasi biaya sewa Indefeasible Right of Use (IRU) atas kabel laut Jakarta–Batam–Singapura yang dikelola oleh PT Jejaring Mitra Persada (bagian dari Grup Triasmitra). Skemanya terdiri dari Rp204,1 miliar untuk jalur Jakarta–Batam dan Rp9,2 miliar untuk jalur Batam–Singapura.

Dengan kepemilikan IRU ini, INET akan punya akses jangka panjang ke infrastruktur tulang punggung internasional yang bisa dimonetisasi lewat layanan IP Transit, content exchange, maupun IPLC.

Ketiga, ada juga Rp135 miliar yang akan dialirkan ke PT Internet Anak Bangsa (IAB). Dana ini disiapkan sebagai modal kerja untuk mendukung proyek FTTH di Jawa, di mana IAB berperan sebagai kontraktor dalam pembangunan jaringan dan layanan pendukungnya. Proyek ini dikerjakan untuk PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE), dan lingkup kerjanya mencakup observasi, survei, desain, implementasi roll-out, hingga manage service dan troubleshooting.

Sisanya, dari hasil right issue akan dipakai untuk kebutuhan modal kerja di tingkat induk, termasuk belanja perlengkapan penunjang, pengembangan layanan, pemasaran, pelatihan, hingga biaya overhead lain.

Dapatkan Tools Analisis Saham Paling Cocok Untuk Investor Ritel serta Pilihan Saham Indonesia hingga AS dengan AI bersama Investing Pro. Dapatkan Promo Spesial Dari Mikirduit dengan Klik di sini

Kesimpulan

Jika dengan hitungan manajemen yang kami sesuaikan, INET ada potensi mendapatkan tambahan pendapatan hingga Rp300 miliar per tahun. Jika hal itu terealisasi bisa mendongkrak kinerja iNET cukup signifikan dari total pendapatan rata-rata masih di bawah Rp100 miliar. 

Namun, kami menilai untuk INET bisa berjalan sesuai skenario terbaik juga cukup sulit. Sehingga dengan harga saham berfluktuatif dan sering dikaitkan dengan WIFI, posisi saham INET hanya cocok untuk trading.

Beberapa momentum INET antara lain:

  • Kapan transaksi akuisisi saham PADA?
  • Proses right issue awal Desember
  • Realisasi dari proyek-proyek baru INET yang rampung

Jika nantinya realita kinerja INET tidak sesuai dengan perkiraan manajemen, akan menjadi sentimen negatif dan titik tekanan besar untuk saham yang related dengan bisnis internet tersebut. Menurutmu seberapa menarik saham INET?

Sebentar Lagi Bakal Rilis Stock Digest Edisi Akhir Oktober 2025 untuk Pilihan Saham Jangka Menengah yang Bisa Dilirik

kamu bisa praktek cari saham sendiri dan mendapatkan insight untuk mempermudah pembelajaran hingga nantinya kamu bisa menganalisis saham secara mandiri.

Benefit Mikirsaham Pro:

  • Stockpick investing (dividend, value, growth, contrarian) yang di-update setiap bulan
  • Insight saham terkini serta action-nya
  • IPO dan Corporate Action Digest
  • Event online bulanan
  • Grup Diskusi Saham

Join ke Member Mikirsaham Pro sekarang juga dengan klik link di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini