Begini Strategi Investasi Saham Jika Perang Dunia Ketiga Terjadi

Tensi perang antara AS-Israel melawan Iran makin panas setelah Trump meng-klaim telah menyerang wilayah nuklir Iran, meski telah dibantah oleh pihak Iran. Jika ini jadi perang besar, bagaimana dampaknya terhadap pasar saham?

perang dunia ketiga AS-Israel vs Iran

Mikirduit – Sejak Amerika Serikat mendeklarasikan membantu Israel dan meng-klaim telah menyerang wilayah nuklir Iran, banyak yang memperkirakan World War 3 atau Perang Dunia Ketiga berpotensi terjadi. Jika perang dunia terjadi, apa dampaknya terhadap pasar saham?

Highlight
  • Pasar saham Indonesia belum pernah menghadapi perang global, sehingga dampak Perang Dunia III sulit diprediksi berdasarkan pengalaman historis.
  • Perang terbatas (seperti Perang Vietnam atau Perang Teluk) tidak terlalu berdampak signifikan pada pasar saham AS dan Indonesia, kecuali jika disertai krisis ekonomi lain.
  • Perang Dunia II menyebabkan penurunan pasar saham AS selama 3 tahun berturut-turut, menunjukkan bahwa konflik skala besar berpotensi memicu tekanan jangka panjang.
  • Untuk diskusi saham secara lengkap, pilihan saham bulanan, dan insight komprehensif untuk member, kamu bisa join di Mikirsaham dengan klik link di sini

Jika bicara perang dunia, pasar saham Indonesia dengan skala likuiditas besar belum pernah mengalaminya. Pasar saham Indonesia kembali aktif pada 1977, dalam periode itu likuiditas market baru mulai terasa di 1990-an setelah beberapa emiten skala besar melakukan IPO. 

Artinya, dalam periode tersebut, pasar saham Indonesia belum pernah menghadapi perang yang skalanya global. Beberapa perang yang dirasakan antara lain, Perang Teluk 1990 hingga Perang Irak 2003-2011. Dari dua perang itu, skalanya tidak begitu besar hanya regional di Timur Tengah. 

Kami akan mencoba menganalisis kemungkinan-kemungkinan yang terjadi mulai dari:

  • Perang Iran dengan Amerika Serikat dan sekutunya bersifat perang terbatas seperti yang terjadi di Vietnam 1955-1975, Irak mulai dari Perang Teluk 1990-1991 hingga Perang panjang 2003-2011. 
  • Perang Iran dengan Amerika Serikat dan sekutunya menjadi perang yang skalanya lebih besar melibatkan Rusia dan China hingga disebut perang dunia ketiga. 

Kami akan melihat ini dari kacamata secara historis dan penyesuaian yang terjadi karena dalam 3 dekade terakhir dinamika pasar modal dan keuangan sangat besar. Apalagi, status Indonesia adalah negara emerging market serta tidak terlibat perang langsung sehingga jika membandingkan dengan pasar saham Amerika Serikat dan Eropa yang terlibat perang langsung mungkin kurang relevan. Namun, setidaknya bisa dijadikan gambaran.

Pengaruh perang ke pasar saham adalah terkait kondisi ekonomi makro dan mobilitas perdagangan serta bisnis. Jika perang membuat risiko dalam kondisi ekonomi makro, seperti mencetak uang yang terlalu banyak demi perang sehingga inflasi tinggi dan ekonomi mengalami turbulensi hingga akses perdagangan menjadi terbatas karena perang sehingga perputaran uang melambat, hal itu bisa berpengaruh terhadap underlying aset saham, yakni bisnis perusahaan.

Dengan ada risiko penurunan aktivitas ekonomi, supply and demand transaksi saham berpotensi berkurang. Investor menjadi berhati-hati dan menempatkan dana di safe haven seperti emas. Alhasil bisa membuat pasar saham mengalami penurunan. Lalu, seberapa besar dampaknya?

Skenario Jika yang Terjadi Adalah Perang Terbatas

Ada tiga skenario perang regional yang akan menjadi gambaran di sini, yakni perang Vietnam pada 1955-1975, Perang Teluk 1990-1991, dan Perang Teluk II 2003-2011. 

Perang Vietnam 1955-1975 terhadap pasar saham

Perang Vietnam terjadi cukup lama dari 1955-1975. Secara keseluruhan selama perang berlangsung, indeks saham Amerika Serikat, Dow Jones malah mencatatkan kenaikan dengan kenaikan dalam periode tersebut sekitar 45 persen dan rata-rata 7 persen per tahun. 

Meski, kenaikan yang terjadi cukup terbatas dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya sempat 10 persen per tahun. 

Namun, meski terlihat masih naik, dalam periode perang, Dow Jones dan S&P 500 mencatatkan beberapa kali penurunan yang signifikan seperti: (Dow Jones / S&P 500)

  • 1957: -12,77 persen / -14,31 persen (penurunan terbesar setelah periode Perang dunia kedua)
  • 1960: -9,34 / -2,97 persen
  • 1962: -10,81 / -11,81 persen persen
  • 1966: -18,94 persen / -13,09 persen 
  • 1969: -15,19 persen / -11,36 persen
  • 1973: -16,58 persen / -17,37 persen
  • 1974: -27,57 persen / -29,72 persen (penurunan terbesar setelah akhir periode The Great Depression) 

Penurunan indek saham AS (Dow Jones dan S&P 500) cukup besar pada 1973-1974 karena ada banyak sentimen dari adanya Perang Yom Kippur yang mengerek harga minyak hingga dugaan AS kalah perang di Vietnam hingga mundurnya Presiden AS saat itu Nixon.

Di sisi lain, efek secara tidak langsung dari perang Vietnam adalah deretan stagflasi pada 1970-an hingga krisis Asia 1997 akibat adanya perubahan sistem keuangan global. 

Pasalnya, saat itu kondisi Amerika Serikat terdesak untuk butuh uang karena anggaran terserap untuk kebutuhan perang. Akhirnya, Amerika Serikat tidak mampu menjaga posisi harga emas terhadap dolar AS sesuai ketentuan Bretton Woods karena Supply dolar AS yang ada lebih besar yang membuat harga saham emas naik dan nilai dolar  AS melemah. 

Akhirnya, Amerika Serikat memutuskan mengubah kebijakan, yakni dolar AS yang beredar tidak dijamin emas lagi. Hal itu yang memberikan efek jangka panjang dalam sistem kurs mata uang yang tadinya di-managed menjadi dilepas free float Exchange rate sesuai dengan perkembangan tingkat suku bunga dan faktor Supply and demand dalam penerbitan uang. Sehingga sistem ini disebut fiat system, yang mana mata uang tidak memiliki nilai intrinsik atau didukung komoditas filis seperti emas, tapi dibuat berdasarkan kepercayaan dengan penerbit uangnya.

Perang Teluk 2 (1990-1991)

Perang Teluk 2 disebut terjadi karena Irak ingin menguasai Kuwait yang punya cadangan minyak yang cukup besar. Kondisi perang Teluk 2 memanas karena ada campur tangan AS yang juga memiliki ambisi ekonomi dan politik di kawasan Timur Tengah. 

Di sisi lain, Irak mengincar Kuwait karena merasakan dampak yang negatif dari kesepakatan Perang Teluk I pada 1980-1988. Dari kesepakatan itu, Irak mengalami krisis ekonomi dan politik akibat utang luar negeri. 

Jika melihat efeknya ke indeks saham AS, Perang Teluk I tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar saham di AS. 

Penurunan terjadi hanya pada 1990, Indeks Dow Jones turun 4,34 persen, sedangkan Indeks S&P 500 turun pada 1991 sebesar 6,56 persen.

Adapun, dalam periode tersebut, pasar saham Indonesia masih dalam tahap berkembang dan kurang likuid. Sehingga tidak bisa dijadikan patokan efek dari perang. 

Perang Teluk 3 (2003-2011)

Perang teluk 3 terjadi karena Amerika Serikat menuduh Irak memiliki senjata biologis pemusnah massal. Lalu, Amerika juga menuduh Irak melindung pemimpin Al-Aqeda Osama Bin Landen. Namun, untuk senjata biologis pemusnah massalnya tidak terbukti sampai perang Teluk usai pada 2011.

Di sisi lain, selama periode Perang Teluk 3, ada beberapa periode aksi bom yang diduga dari aksi kelompok Al-Qaeda yang digosipkan AS sebagai kelompok teroris berbahaya. Beberapa periode bom tersebut antara lain:

  • Bom JW Marriot 5 Agustus 2003
  • Bom Bali 2005
  • Bom Cirebon 15 April 2011
  • Bom Solo 25 September 2011

Lalu, bagaimana dampaknya ke pasar saham AS dan Indonesia terkait perang Teluk 3 ini?

Untuk efek perang teluk ke pasar saham AS tidak terlalu signifikan. Penurunan yang terjadi hanya pada 2008 karena adanya krisis subprime mortgage. Apalagi, saat itu pasar saham AS tengah mengalami market crash pasca bubble dotcom. Sehingga pada periode 2003-2006 pasar saham AS malah cenderung mengalami pemulihan. 

Begitu juga dengan pasar saham Indonesia yang tidak terpengaruh kejadian perang teluk 3 tersebut. Penurunan IHSG terdalam terjadi pada 2008 ketika IHSG turun karena sentimen krisis subprime mortgage di AS, serta crashnya saham Grup Bakrie, terutama BUMI. 

Efek kasus bom yang diduga terkait Al-Qaeda pun tidak berdampak signifikan ke pasar saham. Hanya saat bom bali terjadi di Oktober 2025, IHSG turun 1,21 persen. Namun, penurunan itu juga selaras pasca kebijakan kenaikan harga BBM mulai April 2025.

8 Checklist Pilih Saham IPO yang Cuan
Spekulasi masuk saham yang baru IPO bisa jadi salah satu cara dapat cuan cepat. Tapi risiko volatilitas masuk saham baru ini sangat tinggi. Jadi, gimana caranya deteksi saham IPO berpeluang cuan?

Skenario Jika yang Terjadi Adalah Perang Dunia Ketiga

Perang dunia kedua terjadi pada September 1939 hingga September 1945. Penyeba awalnya adalah adanya ideologi fasisme di tiga negara, yakni Italia-Jerman, dan Jepang. Lalu, perang dunia mulai memanas setelah Jerman menginvansi Polandia pada 1 September 1939. Akhirnya, konsorsium Inggris dan Prancis menyatakan perang dengan Jerman.

Ditambah, Jepang melakukan serangan terhadap pelabuhan Amerika Serikat dan Eropa pada 1941. Akhirnya perang pun meluas dan menjadi perang dunia kedua.

Efek dari perang dunia kedua ke pasar saham AS antara lain:

  • Dow Jones mengalami penurunan tiga tahun berturut-turut dari 1939-1941 dengan penurunan 2-15 persen per tahun.
  • Selaras dengan Dow Jones, indeks S&P 500 juga turun 5-17 persen dalam periode sama. 

Penurunan yang terjadi di pasar saham AS selaras dengan kehadiran poros fasisme hingga serangan ke pelabuhan AS oleh Jepang. 

Dalam periode pasar saham saat perang dunia kedua tersebut belum dikenal yang namanya circuit breaker dari ARA-ARB hingga trading halt. Sehingga pasar saham terus berjalan meski berada dalam perang.

Kesimpulan

Dengan kondisi Indonesia bukan pihak yang terlibat perang secara langsung, efek perang akan terasa jika skala perang menjadi besar, yakni menjadi perang dunia ketiga. Sementara itu, jika perang terbatas tidak akan terlalu berdampak signifikan dan hanya menjadi sentimen-sentimen sesaat ketika perang memanas. 

Dengan kondisi kita tidak mengetahui kondisi ini menjadi perang dunia ketiga, apa yang sebaiknya dilakukan?

  • Bisa take profit setiap saham untuk jangka menengah pendek sebagai bantalan cash jika ada risiko
  • BIsa masuk ke saham investasi jangka panjang dan dividen jika sudah sangat murah dengan cara lump sum bertahap bisa 2-5 kali masuk. Intinya, sisakan modal untuk masuk saat kondisi perang memburuk. Namun, jika perang tidak memburuk dan harga saham naik, kita sudah ada alokasi yang masuk sebelumnya. Dengan skema ini 2 kali masuk menjadi pilihan terbaik.
  • Jika belum memiliki dana darurat yang solid, kami menekankan dana darurat hingga 12 bulan pendapatan agar lebih aman dalam kondisi ekonomi yang makin tidak pasti. Bisa fokus kumpulkan dana darurat yang bisa disimpan di reksa dana pasar uang hingga kombinasi dengan emas. Porsinya disarankan 60 persen cash, serta 40 persen emas. Soalnya, emas lebih cenderung aset lindung nilai yang nilainya terjaga, tapi jika untuk dana yang siap jadi uang nilainya masih bisa turun karena ada spread harga jual-beli hingga lebih dari Rp100.000 per gram

Secara umum, yang terjadi saat perang dunia adalah adanya potensi penurunan pasar saham secara keseluruhan hingga 1-3 tahun sesuai dengan tingkat tensi perang bisa berapa lama.

Efek perang ke pasar saham bisa seperti efek pandemi Covid-19 pada 2020 tapi periode tekanannya agak lebih lama (mobilitas perdagangan terbatas akibat peranng, risiko ekonomi meningkat karena anggaran perang akan menguras APBN dan berpotensi meningkatkan inflasi karena kenaikan jumlah uang yang beredar). Pasalnya, jika perang ini tidak bisa dikendalikan sehingga akan tergantung separah apa perang terjadi.

Butuh Konsultasi dan Diskusi Saham Real-time termasuk Pilihan Saham yang Menarik?

Kamu bisa mendapatkan insight dari diskusi real time hingga analisis saham komprehensif di Mikirsaham. Dapatkan benefit:

  • Pilihan saham value-growth investing bulanan
  • Pilihan saham dividen yang potensial
  • Insight saham komprehensif serta actionnya
  • IPO digest untuk menentukan action-mu di saham IPO
  • Diskusi saham dan rekap diskusinya
  • Event online bulanan
  • Update porto founder jangka pendek, menengah, dan panjang setiap e bulan

Gabung Mikirsaham sekarang dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

💡
Mau Fitur Propicks AI untuk Mendapatkan Stockpick Saham AS yang Menarik, serta data harga wajar saham di Indonesia hingga AS, kamu bisa dapatkan semua itu klik link di sini