Bank di Indramayu Alami Kredit Macet Rp182 miliar, Gimana Nasib Nasabahnya?

Bank di Indramayu mencatatkan kredit macet Rp182 miliar atau setara 38 persen dari total kreditnya. Gimana nasib nasabah yang simpan uang di sana ya?

Bank di Indramayu Alami Kredit Macet Rp182 miliar, Gimana Nasib Nasabahnya?

Mikir Duit – BPR Karya Remaja, bank perkreditan rakyat milik pemerintah Kabupaten Indramayu bikin nasabahnya nelangsa. Bukan gimana-gimana, sejak 2022, nasabahnya tidak bisa mengambil tabungannya yang sudah disimpan sejak lama di sana. Lalu, apa yang terjadi dengan BPR itu sebenarnya?

Tenang, cerita BPR Karya Remaja ini tidak seperti runtuhnya perbankan di Amerika Serikat, seperti Sillicon Valley Bank hingga First Republic Bank. Kasus BPR Karya Remaja ini karena ada dugaan penyelewengan dalam penyaluran kredit.

BACA JUGA: First Republic Bank Bikin Lembaga Keuangan AS Ketar-ketir Nih

Kronologi BPR Karya Remaja

Sejak 2022, beberapa nasabah BPR Karya Remaja sudah mulai panik karena tidak bisa mencairkan tabungannya. Ditambah, beberapa nasabah BPR Karya Remaja ini bisa dibilang nasabah tidak langsung. Jadi, ada beberapa nasabah besar BPR Karya Remaja adalah yayasan pendidikan.

Di sini, yayasan pendidikan menawarkan kepada orang tua murid untuk menabung di mereka. Ya tabungannya mulai dari Rp2.000-an dan sebagainya per hari. Jadi, orang tua murid tahunya mereka menabung di sekolah bukan BPR Karya Remaja.

Namun, ketika orang tua murid mau mengambil uang tabungannya di sekolah, ternyata pihak yayasan tidak bisa mengambil uangnya di BPR Karya Remaja. Akhirnya, sekitar 20-an guru disebut berkorban dengan menalangi pencairan uang tabungan para orang tua murid. Bahkan, beberapa ada yang menjual sawahnya untuk menalangi uang tersebut.

Mereka rela berkorban karena kalau tidak ditalangi bisa berefek kepada nama baik yayasan pendidikan tersebut.

Penyebab Uang Simpanan BPR Karya Remaja Tidak Bisa Cair

Masalah di BPR Karya Remaja adalah adanya penyelewengan kebijakan persetujuan kredit. Jadi, ada debitur atau orang yang minjam uang diproses dengan cara tidak semestinya alias dipermudah. Setelah kredit disalurkan, debitur itu malah tidak mau membayar cicilannya. Dari situ, Direktur Utama BPR Karya Remaja menjadi tersangka dugaan korupsi kredit BPR Karya Remaja.

Jika melihat laporan keuangan BPR Karya Remaja per 2022, hasilnya agak serem sih. Bayangin, total kredit perseroan sepanjang 2022 itu senilai Rp479 miliar. Bayangin, 38 persen dari total kredit disalurkan itu berstatus macet, ya macet yang sudah tidak terbayarkan lagi.

Adapun, jika total kredit bermasalah secara gross itu sekitar Rp275 miliar. Nilai di laporan keuangan ini lebih besar daripada yang disebutkan Bupati Indramayu, senilai Rp230 miliar.

Dari masalah kredit macet itu, BPR Karya Remaja juga mengalami masalah likuiditas. Artinya, uang simpanan yang ada lebih rendah daripada nominal kredit. Hal inilah yang membuat BPR Karya Remaja tidak bisa mencairkan simpanan nasabahnya.

Dari total kredit Rp479 miliar, BPR Karya Remaja hanya menghimpun dana sekitar Rp319 miliar. Artinya ada selisih lebih dari Rp100 miliar.

Dengan kondisi neraca yang seperti, BPR Karya Remaja juga mencatatkan kerugian senilai Rp58 miliar.

Apakah Uang Nasabah BPR Karya Remaja Aman?

Jika melihat website dari BPR Karya Aman, bank perkreditan rakyat itu sudah menjadi peserta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Artinya, uang nasabah yang sesuai dengan ketentuan LPS akan dijamin.

Apa saja ketentuannya?

Pertama, nilai simpanan maksimal Rp2 miliar. Jika lebih dari Rp2 miliar, maka yang dijamin hanya senilai Rp2 miliar.

Kedua, bunga simpanan tidak boleh lebih dari LPS rate untuk BPR. Posisi LPS rate untuk BPR terkini sekitar 6,75 persen. Jika bunga simpanan lebih dari itu, berarti simpanan yang ada tidak dijamin berapa pun nilai uangnya.

Namun, jika uang jaminan mau dicairkan, berarti BPR Karya Remaja harus bangkrut terlebih dulu. Sehingga, setelah BPR Karya ditutup, nasabah bisa mendapatkan uangnya kembali.

Memang hal ini terlihat mudah, tapi jika itu terjadi, berarti kita akan mengikuti rencana dari pelaku peminjam kredit ke BPR tersebut. Jika BPR-nya tutup, berarti kewajiban kreditnya bisa terlupakan. Jadi, harus usut tuntas juga nih, meski pengorbanannya ya uang masyarakat akan masih tertahan.

Kecuali, pemegang saham BPR Karya Remaja, yakni Pemerintah Indramayu mau menyuntikkan modal ke bank tersebut. Namun, hal itu sulit karena anggaran daerah kabupaten juga tidak besar-besar banget hingga mencapai ratusan miliar rupiah.