Adu 3 Saham Otomotif AS yang Dapat Berkah dari Damai-nya Trump dan Xi Jinping
Trump memutuskan untuk menurunkan tarif perdagangan dengan China, hal tersebut langsung membuat saham otomotif seperti GM sumringah sesaat. Kira-kira, siapa saham otomotif AS yang menarik?

Mikirduit – Pemerintah Amerika Serikat memutuskan sepakat dengan menurunkan tarif sementara antar kedua negara. Pasar saham AS langsung melonjak, lalu apa saham pilihan yang menarik?
AS sepakat dengan China untuk menurunkan pungutan AS atas impor China menjadi hanya 30 persen dibandingkan dengan 145 persen pada periode sebelumnya. Lalu, China sepakat menurunkan pungutan menjadi 10 persen dari sebelumnya 125 persen. Salah satu yang diuntungkan dalam kesepakatan ini adalah produsen mobil asal Amerika Serikat karena aktivitas impor kendaraannya cukup tinggi.
Lalu, apa saja pilihan saham mobil asal AS tersebut?
Saham TSLA
Tesla menjadi salah satu produsen otomotif Amerika Serikat yang punya pabrik di China. Brand mobil listrik milik Elon Musk tersebut tercatat memproduksi 710.865 pada 2022 di Shanghai.
Bahkan, pada awal 2025, Tesla juga sudah membangun pabrik keduanya di China. Sehingga rencana pemerintah AS mengenakan tarif impor dari China itu membuat prospek Tesla diperkirakan tertekan.
Akhirnya, prospek Saham Tesla dipangkas oleh beberapa analis, salah satunya UBS. Target saham TSLA dipangkas menjadi 190 dolar AS per saham. Posisi harga itu lebih rendah dibandingkan dengan harga Tesla saat riset dikeluarkan pada 10 April 2025 senilai 252 dolar AS per saham.
Dengan penundaan kenaikan tarif untuk China ini, saham Tesla berpotensi melanjutkan rebound hingga ada kabar perkembangan terbaru dari perang dagang tersebut.
Sementara itu, kinerja TSLA per kuartal I/2025 juga kurang bagus. Pendapatan perseroan turun 9,2 persen menjadi 19,33 miliar dolar AS. Penurunan ini menjadi yang kedua berturut-turut setelah sebelumnya di kuartal I/2024 juga mengalami penurunan pendapatan 8,7 persen.
Begitu juga dengan laba bersih yang mencatatkan penurunan 70 persen menjadi 409 juta dolar AS. Penurunan laba bersih ini juga menjadi yang kedua berturut-turut setelah di periode sama tahun lalu juga mencatatkan penurunan sebesar 44 persen.
Saham GM
GM Menjadi salah satu brand mobil Amerika Serikat yang punya basis yang kuat di China. GM membangun perusahaan patungan di China bersama SAIC Motor sejak 1997. Dari kerja sama tersebut, GM disebut menghasilkan keuntungan yang sangat besar dengan mudah. Meski, dalam beberapa tahun terakhir bisnisnya mulai digoyang Tesla dan BYD.
Akhirnya, GM mulai menutup beberapa pabriknya di China pada 2025. Alasannya, perseroan tengah merestrukturisasi bisnisnya. Nilai restrukturisasi bisnis perseroan di China mencapai 4 miliar dolar AS.
Mizuho Securites telah menurunkan target harga saham untuk GM menjadi 53 dolar AS dibandingkan dengan 55 dolar AS pada periode sama tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan ekspektasi tekanan kinerja setelah adanya pengenaan tarif untuk China.
Sepanjang kuartal I/2025, GM masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif dengan kenaikan 2,3 persen menjadi 44,02 miliar dolar AS. Namun, pertumbuhan pendapatan GM ini menjadi perlambatan dalam 2 tahun berturut-turut perseroan dari sebelumnya hanya tumbuh 7,6 persen.
Sayangnya, laba bersih GM pada kuartal I/2025 diperkirakan turun menjadi 3,3 persen menjadi 2,85 miliar dolar AS.

Saham F (Ford)
FORD juga menjadi yang sumringah setelah Donald Trump sepakat menurunkan tarif untuk China. Pasalnya, Ford juga punya pabrik yang cukup besar di China.
Ford memiliki beberapa mitra dengan China seperti, Changan Automobile Group dan Jiangling Motors Group. Meskipun, Ford menjadi brand mobil Amerika Serikat yang mulai bangun pabrik di Tennesee dan Kentucky AS. Nantinya, pabrik di AS itu akan dijadikan pusat produksi kendaraan listrik dan baterai generasi berikutnya. Pabrik ini diekspektasikan bisa rampung pada 2026.
Ford menjadi salah satu saham otomotif yang harga sahamnya dipangkas. Bernstein menurunkan rating Ford menjadi underperform dari sebelumnya market perform. Target harga sahamnya juga dipangkas menjadi 7 dolar AS dibandingkan dengan 9,4 dolar AS pada sebelumnya.
Sementara itu, Ford mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 5 persen menjadi 40,65 miliar dolar AS pada kuartal I/2025. Sementara itu laba bersihnya turun 64 persen menjadi 473 juta dolar AS.
Kesimpulan
Jika dibandingkan ketiga saham tersebut secara valuasi price to earning ratio dengan proyeksi kinerja keuangan (yang kami nilai belum dipangkas jika ada pengenaan tarif ke China), saham GM menjadi cukup menarik.
Saham GM menarik karena dari segi PE menjadi yang terendah dibandingkan dengan TSLA dan F, serta yang memiliki prospek laba bersih tumbuh positif. Sementara itu, TSLA dan F masih diperkirakan mencatatkan penurunan laba bersih di 2025.
Namun, hal ini bukan berarti saham GM yang akan ngebut lebih dulu. Dalam jangka menengah, jika dibandingkan dengan kedua kompetitornya, saham GM bisa cukup menarik. Untuk itu, investor harus perhatikan posisi beli dengan cara lump sum bertahap. Misalnya, membagi 2-3 kali modal yang masuk jika dalam jangka pendek ada penurunan harga terlebih dulu, serta selama prospek proyeksi kinerja masih on the track dengan konsensus.